Selasa, 16 November 2010

Sasaran dan Karakteristik Da’wah Ikhwan


KARAKTER PERTAMA:
Ikatan Keimanan yang Kuat dalam Da'wah yang Dibangun di atas
Ukhuwwah.
HAL ini yang pernah disebutkan oleh Ustadz Hasan al-Banna rahimahullah dalam rukun ke
sembilan:
“Yang dimaksud dengan ukhuwah adalah, perpaduan hati dan ruh dengan aqidah. Aqidah
merupakan tali pengikat yang paling kuat dan tinggi. Ukhuwwah adalah pasangan iman, sedangkan
berpecah belah (
tafarruq
) adalah pasangan kekufuran. Kekuatan paling utama berpangkal pada
kekuatan persatuan
(quwwatul wihdah).
Persatuan takkan terwujud tanpa rasa cinta. Tingkat cinta
yang paling rendah adalah kedamaian hati
(salamatu shadr),
dan yang paling tinggi adalah
mendudukkan orang lain lebih tinggi dari sendiri (
itsar
). Allah swt. berfirman:
"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum
(kedatangan) mereka (muhajirin), merkea mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan
mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin), dan mereka mengutamakan
(
orang- orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
" (QS. al-Hasyr: 9).
Seorang ikhwan sejati memandang saudaranya lebih utama dari dirinya. Sebab jika ia tidak berbuat
demikian maka saudaranya yang lainpun tidak memandangnya lebih utama dari dirinya. Bila
mereka tidak memandang dirinya lebih utama, maka ia tidak akan memandang mereka lebih utama.
“Sesungguhnya serigala hanya akan memangsa kambingyang memisahkan diri dari kelompoknya.”
1
Dikeluarkan oleh Ahmad (5/196;4/446); Abu Daud (548), Nasa'i (2/82-83). Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah
1
(1486), Ibnu Hibban (Mawarid,425); al-Hakim (I/246); adz-Dzahabi dan an-Nawawi dalam
al-Majmu’
(4/47).
Dihasankan oleh al-Albani dalam
Shahihu al-Jami
' (5577)


“Seorang mu’min bagi mu’min lainnya ibarat bangunan yang saling menguatkan antara satu
bagian dengan bagian lainnya"
2
“Dan orang-orang mu'minin dan mu'minat masing-masing mereka adalah menjadi penolong bagi
sebagian lainnya. Memerintahkan pada yang ma’ruf dan melarang yang mungkar.”
(QS. at-
Taubah: 71).
Ikhwan bersandar pada sesuatu yang dapat menjadikan ukhuwwah itu dapat lestari, yakni
melalui sikap ta'at kepada Allah 'Azza wa Jalla. Tak ada yang dapat memelihara ukhuwwah
sebagaimana pemeliharaan sikap ta'at kepada Allah dan menjauh dari semua kema'shiatan kepada-
Nya. Ukhuwwah yang berdiri di atas taqwa akan terus berlaku baik di dunia hingga akhirat.
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertaqwa."
(QS. az- Zukhruf: 67)
Dan tak ada yang dapat memelihara ukhuwwah dari kehancuran sebagaimana keampuhan
perisai iman dan amal shalih. Allah swt. berfirman,
“...Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini...”
(QS. Shad: 24)
Karena itulah, Iblis la'natullah tidak menyukai mekarnya rasa cinta dan ukhuwwah di antara
para juru da'wah. Iblis selalu berupaya menyulut perselisihan antar mereka. Seorang Ikhwan
hendaknya selalu berkata yang paling baik, dan perbedaan pendapat di antara mereka hendaknya
tidak merusak wujud rasa kasih dan cinta antar-mereka.
KARAKTER KEDUA:
Ikatan Organisasi (Tanzhim) yang Kokoh Dibangun di atas Rasa
Percaya (Tsiqah)
INILAH ikatan yang pernah diterangkan oleh Ustadz al-Banna rahimahullah dalam rukun ke
sepuluh:
Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam
Fath
(13/58) dan Muslim (2585), dari Abu Musa al-Asy'ari.
2


Yang dimaksud dengan
tsiqah
adalah ketenangan hati seorang jundi (prajurit) kepada pimpinannya
dalam hal kemampuan dan keikhlasannya. Sebuah ketenangan yang dalam hingga menghasilkan
rasa cinta, penghargaan, penghormatan dan ketaatan.
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam
hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(QS. an-Nisaa: 65)
Pemimpin adalah bagian dari da’wah. Tak ada da’wah tanpa pemimpin. Tingkat tsiqah secara
timbal balik antara pemimpin dan jundi, adalah parameter kekuatan organisasi sebuah jama’ah,
kekuatan strategi, kesuksesannya dalam mencapai tujuan dan dapat mengalahkan semua kendala
dan kesulitan yang menghalangi jama’ah mencapai tujuannya.
"Dan orang-orang yang beriman berkata, "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila
diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu
lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan
orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka. Taat dan mengucapkan
perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka
tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian
itu lebih baik bagi mereka.”
(QS. Muhammad:20-21)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar