Selasa, 23 November 2010

Sasaran da’wah ikhwan secara terperinci:



1.  Memberi keyakinan dan memperbaiki pemahaman kaum muslimin terhadap Islam,
menjelaskan da’wah al-Qur’anul Karim secara gamblang dan jelas, menampilkan isinya secara
mulia sesuai dengan ruh zaman, menyingkap kandungan al-Qur’an beruapa kehebatan dan
keindahannya, serta menolak semua kebatilan dan kedustaan yang diarahkan kepadanya.
2.  Menghimpun kaum muslimin dalam beramal di atas prinsip-prinsip al-Qur’an yang mulia
dengan mempengaruhi pengaruh al-Qur’an secara mendalam dan kuat di dalam jiwa.
3.  Mengabdi pada masyarakat dan membersihkan mereka dengan memerangi kebodohan,
penyakit, kemiskinan, kehinaan, dan memotivasi kebajikan, kemanfaatan umum dalam segala
bentuknya.
4.  Memfokuskan perhatian terhadap keluarga, melalui tuntunan sebagai berikut:
a.  Setiap anggota Ikhwan memberi perhatian khusus kepada anggota keluarganya, baik kepada
isteri, saudara dan anaknya.
b.  Jama'ah harus membuka lapangan aktivitas kewanitaan secara hak melalui penyebaran buku,
mengadakan pertemuan dan membuat perkumpulan umum bagi wanita, secara umum dan
khusus. Juga melalui pembentukan kader khusus para wanita muslimah.
c.  Setiap anggota harus mencari isteri yang shalihah.
d.  Setiap anggota harus melibatkan semua anggota keluarganya dalam roda da'wah.
e.  Jama'ah harus mewujudkan sarana untuk menutupi kebutuhan ini, misalnya satu unit
bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan anak, satu unit lainnya bertannggung jawab
dalam masalah kewanitaan, unit khusus untuk membentuk dan membina para wanita


muslimah tingkat pusat, dan unit khusus di tinngkat pusat yang akan menerima anak-anak
yang telah menyelesaikan penndidikan pada peringkat tertentu.
f.  Jama'ah berupaya membebaskan rumah anggota dari semua hal yang bertentangan dengan
Islam. Melarang sikap persaingan duniawi (materialistik) di antara para wanita Ikhwan, serta
menggalakkan zuhud (hidup sederhana) .
g.  Jama'ah menyelenggarkan halaqah-halaqah wanita di masjid sekaligus menyediakan para
guru wanita dan laki-laki yang aktif dan shalih.
h.  Jama'ah membantu mengadakan buku-buku rujukan bagi wanita dan memilihkan buku yang
baik bagi mereka. Menyelenggarakan program tulis menulis, mencetak dan menerbitkan
berbagai buku kewanitaan, meletakkan beberapa buku yang pengelolaannya diserahkan di
bawah wewenang kaum wanita dan anak-anak muslimah, dan berusaha mewujudkan
perpustakaan Islam. Sebuah rumah tangga muslim tidak akan terwujud hanya melalui
bimbingan kepada para suami, ayah, anak, akan tetapi harus melalui penumbuhan
lingkungan yang sesuai dan pemeliharaan yang sehat.
i.  Jama'ah memotivasi pemikahan dilakukan pada usia dini dan berupaya memperbaiki pribadi
sehingga memiliki pengaruh yang baik dalam keluarga. Insitusi Keluarga, tidak lain adalah
kumpulan pribadi. Bila seorang suami berkepribadian baik, begitupun isteri akan memiliki
pribadi yang baik. Keduanya merupakan tiang penyangga sebuah keluarga yang mampu
membentuk sebuah rumah tangga percontohan yang berdiri di atas prinsip-prinsip Islam.
Islam telah meletakkan prinsip-prinsip dalam berumah tangga, di antaranya:
  Menganjurkan kaum pria melakukan pemilihan yang baik terhadap calon isteri.
  Menjelaskan cara yang paling tepat untuk mengikat hubungan suami isteri.
  Memberi batasan hak dan kewajiban suami dan isteri.
  Mewajibkan kedua belah pihak untuk memelihara buah pernikahan hingga dapat
tumbuh dan matang tanpa kerusakan dan kelalaian.
  Memberi penyelesaian semua permasalahan hidup dalam berumah tangga secara detail.
  Menggariskan semua teori berumah tangga dengan jalan pertengahan, tidak
mengurangi. dan tidak berlebihan.
Ikhwan menghendaki terbentuknya rumah tangga muslim, baik dari sisi pemikiran, 'aqidah,
akhlaq, perasaan, di setiap amal dan prilakunya. Karenanya, Ikhwan mengajak kaum wanita
untuk membantu kaum lelaki. Begitupun anak-anak untuk membantu para pemuda. Inilah
sasaran da'wah Ikhwan dalam membentuk mereka menjadi sebuah keluarga idaman.
5.  Perhatian untuk membentuk sebuah masyarakat Islam.


Tak diragukan lagi, bila keluarga telah baik, niscaya masyarkatpun menjadi baik. Masyarakat,
tidak lain merupakan kumpulan keluarga. Dan keluarga adalah masyarakat mini. Sedangkan
masyarakat merupakan keluarga besar. Islam telah meletakkan prinsip-prinsip hidup bermasyarakat
yang sejahtera.
Karena itu, Ikhwan menghendaki berdirinya sebuah bangsa muslim, masyrakat muslim. Ikhwan
bekerja menyampaikan da'wah Islam ke seluruh rumah, mengangkat suara Islam di setiap tempat,
menyebarkan fikrah Islam dan memasuki kampung-kampung, pusat-pusat perkumpulan, dan
pelosok kota. Mereka, dalam menunaikan tugas ini, tak kenal lelah dan berupaya tidak
meninggalkan semua sarana yang diridhai Allah dan Rasul-Nya.
Sasaran ini pernah disebutkan secara global oleh Syaikh al-Murabbi Hasan al-Banna
rahimahullah:
"Misi kita Ikhwanul Muslimin, secara global adalah: Menghadapi arus keangkaramurkaan dari
peradaban materialistik dan kebudayaan nafsu dan syahwat sampai hilang dari tanah kita dan kita
terbebas dari malapetaka yang muncul karenanya. Tidak sampal di sini, bahkan kita akan terus
mendatangi kejahatan itu di sarangnya, kita akan perangi di dalam kandangnya sampai dunia
mengagungkan nama Nabi saw., tunduk pada nilai-nilai al-Qur'an, dan bayang-bayang Islam
meneduhi semesta. Pada saat itu tecapailah apa yang dicita-citakan seorang muslim. Tidak ada lagi
fitnah dan ketundukan hanyalah kepada Allah.
Dan kewajiban kita Ikhwanul Muslimin yang pertama sekali, adalah menjelaskan manusia
batasan-batasan Islam dengan jelas, sempurna, terang, tanpa penambahan, pengurangan dan tanpa
kerancuan. Inilah sisi teoritis dalam kerangka fikrah kita.
Kita juga menganjurkan manusia untuk merealisasi ajaran Islam, membawa mereka sampai ke
tahap pelaksanaannya, dan menuntun mereka untuk dapat mengamalkannya. Inilah sisi praktis
dalam kerangka fikrah kita. Yang selalu menjadi syi'ar kita adalah: Allah adalah tujuan kita, Rasul
adalah teladan kita, al-Qur'an adalah acuan kita, jihad adalah jalan kita, dan mati dijalan Allah
adalah cita-cita kita yang tertinggi. Sesunguhnya sistem da'wah Ikhwanul Muslimin mempunyai
tahapan-tahapan tertentu, dan langkah-langkah yang jelas. Kita mengetahui apa yang kita
kehendaki, dan apa sarana untuk merealisasi keinginan tersebut.
Yang kita ingini pertama kali adalah, seorang pribadi muslim, kemudian rumah tangga muslim,
bangsa muslim, dan kedaulatan Islam.
Dari sini, maka kita tidak mendukung seluruh sistem yang tidak Islami dan tidak merujuk pada
ajarannya. Kita akan bersama-sama bekerja menghidupkan sistem pemerintahan Islami dengan
seluruh aspeknya. Setelah itu, kita menginginkan agar seluruh bagian dari tanah air Islam yang
telah dipecah-pecah oleh sistem politik asing kembali bergabung bersama. Lalu kita ingin agar


bendera Allah kembali berkibar tinggi di atas seluruh penjuru bumi yang dahulu pernah merasakan
kesejahteraannya bersama Islam.
Selanjutnya, kami akan mengumandangkan da'wah Islam ke seluruh dunia, dan menyampaikan
daw'ah ke seluruh ummat manusia, merata ke selutuh ufuk bumi, menundukkan kediktatoran
manusia kepadanya, hingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi, dan ketundukan hanya pada Allah
swt. semata.
Setiap fase dari fase fase ini telah ditentukan langkah, jabaran, dan sarananya. []
 

Sasaran Global Da’wah Ikhwanul Muslimin:



USTADZ Hasan al-Banna mengatakan, "Ringkasnya, kita menginginkan terbentuknya individu
yang berkepribadian muslim, rumah tangga muslim, kedaulatan Islam, khilafah Islamiyah yang
menghimpun segenap negara-negara Islam, dan menaungi segenap kaum muslimin, mengembalikan
kemuliaan mereka dan membebaskan tanah air mereka yang hilang dan dirampas. Kemudian
membawa syi'ar jihad dan bendera da'wah ilallah, sampai dunia seluruhnya sejahtera dengan
terlaksananya ajaran Islam..."
Selanjutnya, Ustadz al-Banna mengatakan, "Camkan selalu, bahwa kalian memiliki dua
sasaran utama:
Dikeluarkan oleh Ahmad (5/371). Muhammad bin Ja'far berkata kepada kami, al-Asy'ats bin Sulaim berkata kepada
5
kami: "Saya mendengar seseorang kepada Imrah Ibnu Zubair berkata: “Saya mendengar seseorang di pasar 'Ukaz
berk ata: "Wahai manusia katakanlah Laa ilaaha illa llah n iscaya ka1ian akan memp eroleh kemenangan." Sedangkan
orang yang mengikutinya mengatakan: "Sesungguhnya orang ini ingin menghalangi kalian dari Tuhan-tuhan kalian."
Temyata kedua orang itu adalah Nabi saw. dan Abu Jahal. Dikeluarkan pula oleh Ahmad (5/376, 4/36) dari jalan
Syaiban dari Asy'ats berkata: "Berkata kepada saya Syaikh dari Bani Malik bin Kinanah: “Saya melihat Rasulullah saw.
berada di pasar Dzi al-Majar mengatakan: “Wahai man usia katakanlah  Laa ilaaha illa Llah, niscaya ka1ian memperoleh
kemenangan." Sanad hadits ini shahih. Dikeluarkan pula oleh Ahmad (3/492,4/341) dan ath-Thabrani dalam
al-Kabiir
(4582) dari jalan Abdurrahman bin Abi Zinad dari ayahnya berkata. "Diberitakan kepada saya Rabi'ah bin ‘Ibad ad-
Daili berkata: “Aku melihat Nabi saw di masa jahiliyah ada di pasar Dzi al-Majar mengatakan: “Wahai manusia
katakanlah Laa ilaaha ilia Llah, niscaya kalian memp eroleh kemenangan." Para perawinya
tsiqah
kecuali Abdurrahman
bin Abi az-Zinad adalah
shaduq
yang hafalannya mengalami perubahan ketika mendatangi Baghdad, sebagaimana
disebutkan dalam
at-Taqrib.


1.  Membebaskan negeri-negeri Islam dari seluruh cengkeraman pihak agresor asing, sebab
kemerdekaan merupakan hak setiap manusia yang tidak ada yang memungkirinya kecuali
orang zalim dan durjana.
2.  Hendaknya pada negeri Islam yang telah bebas itu berdiri sebuah kedaulatan Islam yang
merdeka memberlakukan hukum Islam, menerapkan sistem masyarakat Islam,
memproklamirkan prinsip-prinsipnya yang lurus dan menyampaikan da'wahnya ke seluruh
manusia. Selama kondisi seperti ini belum terrealisir, maka kaum muslimin seluruhnya
menanggung dosa dan bertanggung jawab di hadapan Allah swt. disebabkan kelalaian
mereka dan sikap diam mereka dari mewujudkannya.