Leukosit, yang berjumlah sekitar satu triliun, membentuk pasukan pertahanan yang sangat khusus. Agen terpenting pasukan ini dan tugas yang mereka lakukan dalam perang melawan musuh dijelaskan berikut ini.
VIRUS
Virus, sebuah paket data genetik, bergantung pada lingkungannya agar dapat diaktifkan. Virus harus menggunakan mekanisme sel inang agar dapat bereproduksi.
MAKROFAG
Makrofag adalah penjaga dan sel pertahanan di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis partikel asing dalam darah. Jika menemui penyusup mikroskopis, ia memanggil sel T-pembantu ke tempat kejadian.
SEL T-PEMBANTU
Sel ini adalah administrator sistem kekebalan tubuh. Setelah mengenali musuh, ia pergi ke anak limpa dan kelenjar limpa, lalu memperingatkan sel lain untuk melawan agen penyakit.
SEL T-SITOTOKSIK
Setelah diperingatkan sel T-pembantu, sel ini menghancurkan sel-sel yang diduduki partikel asing dan sel kanker.
SEL B
Sel ini dianggap sebagai pabrik senjata biologis dan terdapat di anak limpa dan kelenjar limpa. Ketika diperingatkan sel T-pembantu, sel B memproduksi senjata kimia yang kuat, yang disebut antibodi.
ANTIBODI
Protein yang berbentuk huruf Y ini menempel pada agen penyakit, melumpuhkannya, dan mengubahnya menjadi target bagi sel pembunuh.
SEL T-SUPRESOR
Jenis ketiga sel T ini memperlambat atau menghentikan kegiatan sel T dan sel B. Ia menghentikans erangan setelah penyakit telah ditanggulangi.
SEL MEMORI
Sel pertahanan ini dibentuk setelah penyakit pertama sembuh. Dengan berdiam dalam tubuh selama bertahun-tahun, ia memastikan agar mekanisme kekebalan tubuh dapat diaktifkan secara pesat dan efektif ketika tubuh bertemu dengan agen penyakit yang sama.
1
PERANG DIMULAI
Ketika virus menyebar dalam tubuh, sebagian ditelan oleh makrofag. Makrofag membelah antibodi dari virus dan menempelkannya pada permukaan tubuh mereka sendiri. Hanya sedikit sekali dari jutaan sel T-pembantu, yang beredar dalam sistem peredaran darah, yang mampu “membaca” antibodi yang khusus ini. Sel T khusus yang menempel pada makrofag ini menjadi aktif.
2
SEL PERTAHANAN MENINGKAT
Saat sel T-pembantu diaktifkan, jumlahnya cenderung meningkat. Mereka lalu memperingatkan sel T-sitotoksik dan sel B, yang jumlahnya sedikit dan pekat terhadap virus musuh. Sementara jumlah sel B meningkat, sel T-pembantu memberi mereka isyarat untuk memproduksi antibodi.
3
KEKALAHAN PENYAKIT
Sementara itu, sebagian virus telah memasuki sel. Virus hanya dapat mereplikasi dirinya di dalam sel. Dengan senyawa kimia yang dikeluarkannya, sel T-sitotoksik membunuh sel-sel ini dengan mengebor membrannya, sehingga mencegah virus di dalam sel berproduksi. Dengan langsung menempel pada permukaan virus, antibodi menetralkannya, mencegahnya masuk ke dalam sel, dan memulai reaksi kimia yang akan menghancurkan sel yang diserang.
4
SETELAH PERANG
Setelah perang dimenangkan, sel T-supresor menghentikan seluruh sistem penyerangan. Sel B dan sel T-memori tetap berada dalam darah dan sistem limpa, agar dapat langsung diaktifkan, kalau-kalau bertemu dengan virus sejen
Harun Yahya
Sabtu, 13 November 2010
SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Sebagaimana kita ketahui, masalah pertahanan selalu ditempatkan sebagai prioritas utama pada sebuah negara demi kelangsungan eksistensinya. Semua bangsa selalu mewaspadai semua gangguan internal maupun eksternal, serangan, perang, dan aksi teroris. Hal inilah yang menyebabkan besarnya alokasi anggaran biaya negara pada bidang pertahanan. Angkatan bersenjata harus dilengkapi dengan pesawat tempur, kapal laut, dan senjata paling mutakhir. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan pertahanan harus selalu berada dalam keadaan siap-siaga yang tinggi.
Tubuh manusia dikelilingi banyak musuh dan ancaman. Musuh itu adalah bakteri, virus, dan berbagai organisme mikroskopis lainnya. Mereka ada di mana-mana: di udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan lingkungan yang kita huni.
Yang tidak disadari oleh kebanyakan orang adalah bahwa tubuh manusia juga memiliki angkatan bersenjata tangguh yang bertempur melawan musuh. Angkatan bersenjata itu disebut sistem kekebalan tubuh. Sistem ini terdiri atas banyak “petugas” dan “tentara” dengan tugas yang berbeda-beda, terlatih secara khusus, menggunakan teknologi canggih, dan bertempur dengan senjata konvensional serta senjata kimia.
Setiap hari, bahkan setiap menit, terjadi pertempuran abadi antara sistem kekebalan tubuh dan pasukan musuh, tetapi kita tidak menya-darinya. Pertempuran ini bisa berupa pertempuran kecil-kecilan dan lo-kal, juga bisa peperangan pada sekujur tubuh kita. Peperangan ini biasa kita sebut penyakit.
Garis besar strategi peperangan ini hampir tidak pernah berubah. Pihak musuh berupaya mengelabui lawannya dengan menyamar saat menyerang ke dalam tubuh. Tubuh kita menugaskan pasukan penyelidik terlatih untuk mengenali musuh. Setelah musuh dikenali, diproduksilah senjata yang tepat untuk memusnahkan mereka. Kemudian, terjadilah pertempuran jarak dekat, kekalahan pihak musuh, gencatan senjata, dan pembersihan medan pertempuran. Langkah terakhir adalah penyim-panan semua data dan informasi tentang musuh sebagai pencegahan terhadap kemungkinan serangan selanjutnya….
Mari kita lihat lebih dekat jalannya peperangan ini:
Tubuh Manusia: Benteng yang Terkepung
Tubuh manusia dapat diumpamakan sebagai benteng yang terkepung oleh musuh. Musuh mencari segala macam cara untuk menyerbu benteng ini. Kulit merupakan tembok benteng ini.
Zat keratin dalam sel kulit merupakan rintangan yang tidak dapat ditembus bakteri dan jamur. Zat asing yang mencapai kulit tidak dapat melewati tembok ini. Selain itu, walaupun lapisan luar kulit yang mengandung keratin ini terus-menerus terkikis, kulit diperbarui lagi oleh kulit baru yang tumbuh di bawahnya. Dengan demikian, tamu tak diundang yang terjebak di antara lapisan kulit dibuang dari tubuh bersamaan dengan kulit mati, selama berlangsungnya proses pembaruan kulit dari dalam ke luar. Musuh hanya dapat masuk dari luka yang terjadi pada kulit.
Daerah Garis Depan
Salah satu jalan masuk virus ke dalam tubuh manusia adalah udara. Musuh dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang kita hirup. Akan tetapi, sekresi khusus dalam membran sel mukosa pada hidung dan unsur-unsur pertahanan dalam paru-paru yang mampu menelan sel (fagosit) akan menyambut musuh dan mengendalikan situasi sebelum bahaya meningkat. Enzim-enzim pencernaan dalam asam lambung dan usus dua belas jari juga dapat membasmi sejumlah besar mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Perang Sesama Musuh
Ada beberapa jenis mikroba yang telah menetap pada berbagai ba-gian tubuh manusia (misalnya kulit, lipatan kulit, mulut, hidung, mata, saluran pernapasan atas, saluran pencernaan, alat kelamin), tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Ketika mikroba asing memasuki tubuh, mikroba domestik ini meng-anggap habitatnya terancam dan tidak akan menyerahkannya begitu saja. Mereka bertempur mati-matian. Mikroba domestik ini adalah praju-rit profesional. Mereka mencoba melindungi wilayahnya demi kelang-sungan hidup. Dengan demikian, pertahanan tubuh kita yang kompleks ini diperkuat oleh bantuan mikroba domestik tersebut.
Tahap-Tahap Menuju Peperangan Besar
Bila penyusup mikroskopis yang masuk ke dalam tubuh dapat melumpuhkan pengawal di garis depan maupun bakteri domestik yang ada, genderang perang mulai ditabuh. Kemudian tubuh, dengan organi-sasi pertahanan yang tertata rapi, melakukan peperangan dengan taktik bertahan-dan-menyerang untuk melawan pasukan asing.
Proses peperangan yang dilakukan sistem pertahanan tubuh terdiri atas:
Pengenalan musuh.
Penguatan sistem pertahanan dan persiapan senjata untuk menyerang.
Penyerbuan dan pertempuran.
Pengentian peperangan dan kembali ke keadaan normal.
Sel yang pertama kali bertemu musuh adalah sel makrofag, yang memproduksi fagositosis, yang berfungsi menelan musuh. Sel-sel ini terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan perkelahian satu lawan satu. Mereka bagaikan pasukan infantri yang melakukan perang bayonet melawan unit-unit musuh dan berjuang jauh di garis depan.
Sel-sel makrofag juga berfungsi sebagai unit intelijen atau agen raha-sia. Mereka menyimpan sebagian potongan tubuh musuh yang telah dikalahkan. Potongan tubuh ini dipergunakan untuk mengenali musuh dan meneliti ciri-cirinya. Makrofag memberikan potongan ini kepada unit intelijen yang lain, sel T-messenger.
Tanda Bahaya
Bila suatu negara terlibat dalam perang, negara tersebut akan mengumumkan mobilisasi umum. Hampir seluruh sumber daya alam dan anggaran belanja negara digunakan untuk keperluan perang. Perekonomian ditata ulang, disesuaikan dengan kondisi negara yang tidak biasa ini dan seluruh negara terlibat dalam pergerakan ini. Dalam perang, tentara pertahanan tubuh akan melawan bersama-sama, tanda bahaya akan dikumandangkan. Tidakkah Anda ingin tahu bagaimana hal tersebut terjadi?
Bila musuh yang dihadapi lebih kuat, barisan pertahanan (makrofag) yang melancarkan serangan ini mengeluarkan senyawa khusus. Senyawa tersebut bernama “pirogen”, semacam panggilan tanda bahaya. Setelah menempuh perjalanan jauh, “pirogen” akan sampai di otak dan merangsang pusat peningkatan demam di otak. Selanjutnya, otak akan menghidupkan tanda bahaya di dalam tubuh dan orang tersebut akan terserang demam. Pasien yang demam tinggi secara alami akan merasa membutuhkan istirahat. Dengan beristirahat, energi yang dibutuhkan tentara pertahanan di dalam tubuh tidak dihabiskan oleh unsur tubuh yang lain. Sebagaimana kita lihat, suatu rencana dan rancangan yang sangat kompleks sedang berjalan.
Tentara yang Bertugas Mulai Beraksi
Perang antara pengacau mikroskopis dan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kompleks setelah terjadinya mobilisasi, yaitu kita jatuh sakit dan beristirahat di tempat tidur. Pada tahap ini, pasukan infantri (fagosit) dan pasukan kavaleri (makrofag) terbukti tidak cukup. Seluruh tubuh menyalakan tanda bahaya dan perang semakin memanas. Pada tahap ini, limfosit(sel-sel T dan B)turun tangan.
Tentara kavaleri (makrofag) menyam-paikan informasi yang dimilikinya menge-nai musuh kepada sel-sel T yang memban-tunya. Sel-sel kavaleri memanggil sel-sel T-sitotoksik dan sel-sel B ke medan perang. Mereka ini adalah petarung yang paling efektif dalam sistem kekebalan tubuh.
Produksi Persenjataan
Begitu sel-sel B mendapatkan informasi tentang musuh, mereka lang-sung membuat persenjataan. Senjata-senjata ini, seperti peluru balistik, dibuat khusus untuk menghancurkan musuh berdasarkan informasi yang diperoleh. Pembuatan senjata ini sangat sempurna, sehingga struk-tur tiga dimensi dari pengacau mikroskopis dan struktur tiga dimensi dari senjata yang dihasilkan sepenuhnya cocok. Kesesuaiannya seperti antara kunci dan gembok.
Antibodi maju mendekati musuh dan mengapitnya kuat-kuat. Sete-lah tahap ini, musuh dilumpuhkan, seperti tank menghancurkan meriam dan senapan. Kemudian, anggota lain sistem kekebalan tubuh akan datang dan membasmi musuh yang telah dilumpuhkan tersebut.
Di sini terdapat hal yang penting direnungkan: terdapat jutaan jenis musuh yang dihadapi sistem kekebalan tubuh. Sel-sel B dapat mempro-duksi senjata yang sesuai dengan semua jenis musuh, apa pun jenisnya. Ini berarti sistem kekebalan tubuh secara alami memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi kunci yang sesuai dengan jutaan jenis gembok. Sel-sel yang tidak mempunyai kesadaran ini memiliki ke-mampuan untuk membuat jutaan jenis antibodi, dan mereka meng-gunakannya dengan baik. Hal ini membuktikan adanya penciptaan oleh sang Pemilik kekuasaan yang sangat tinggi.
Lebih jauh lagi, sistem ini sangat rumit. Pada saat sel-sel B menghan-curkan musuh dengan senjata balistik yang dimilikinya, sel-sel T-sitotok-sik juga sedang berjuang dalam perang sengit melawan musuh. Bila virus-virus memasuki suatu sel, virus-virus tersebut dapat bersembunyi dari senjata yang dihasilkan oleh sel-sel B. Sel T-sitotoksik dapat menemu-kan sel-sel sakit tempat musuh menyamar dan bersembunyi, lalu meng-hancurkan mereka.
Setelah Kemenangan
Setelah musuh dikalahkan, sel-sel T-supresor akan mulai beraksi. Sel-sel ini memerintahkan barisan pertahanan untuk mengadakan genjatan senjata, dan menyebabkan sel-sel T dan B menghentikan kegiatannya. Dengan demikian, tubuh tidak terus-menerus berada dalam kondisi mobilisasi yang sia-sia. Setelah perang berakhir, sebagian besar sel-sel T dan B yang dihasilkan khusus untuk perang itu merampungkan daur hidupnya lalu mati. Walaupun demikian, perang yang berat ini tidak dilupakan. Sebelum perang, sedikit waktu diluangkan untuk mengenali musuh dan mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Bila musuh yang sama kembali, tubuh akan lebih siap. Sekelompok sel memori, yang sudah mengetahui ciri-ciri musuh, akan terus bertugas dalam sistem kekebalan tubuh hingga masa yang akan datang. Bila terjadi serangan kedua, sistem kekebalan tubuh, dengan informasi yang terdapat pada sel-sel memori, telah memiliki cara yang tepat untuk beraksi sebelum musuh menghimpun kekuatan. Inilah sebabnya tidak terjangkiti campak dan cacar dua kali sesudah kita terkena penyakit tersebut, yakni karena daya ingat sistem kekebalan tubuh yang kita miliki.
Siapakah yang Menciptakan Sistem Ini?
Setelah melihat keterangan yang ada, kita harus meluangkan waktu dan berpikir. Bagaimana sistem kekebalan tubuh yang sangat sempurna ini, yang mempertahankan kelangsungan hidup kita, dapat muncul? Ada rancangan sempurna yang bekerja. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjalankan rancangan ini lengkap adanya: makrofag, senyawa “pirogen”, pusat peningkat demam di dalam otak, mekanisme pem-buatan demam pada tubuh, sel B, sel T, senjata…. Bagaimana sistem yang sempurna ini muncul?
Tidak mengherankan, teori evolusi, yang menyatakan bahwa makh-luk hidup muncul secara kebetulan, tidak dapat menjelaskan bagaimana sistem yang kompleks ini dapat muncul. Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup dan sistem kehidupan muncul langkah-demi-langkah melalui akumulasi kebetulan-kebetulan yang kecil. Namun, sistem kekebalan tubuh tidak mungkin berasal terjadi langkah-demi-langkah, bagaimanapun caranya. Bila terjadi kekurangan atau kesalahan fungsi satu saja faktor yang membangun sistem tersebut, sistem ini tidak dapat bekerja dan manusia tidak dapat hidup. Sistem harus muncul secara utuh dan sempurna, beserta seluruh komponen yang dibu-tuhkannya. Kenyataan ini menjadikan gagasan “kebetulan” tidak ada artinya.
Jadi, siapakah yang membuat rancangan ini? Siapakah yang menge-tahui bahwa suhu tubuh harus meningkat dan demam? Bahwa hanya dengan cara inilah energi yang dibutuhkan barisan pertahanan tubuh tidak akan digunakan oleh bagian tubuh yang lainnya? Apakah makrofag? Makrofag hanyalah sel-sel yang kecil. Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir. Mereka mahluk hidup yang patuh pada tatanan yang lebih tinggi, dan memenuhi tugas yang diberikan.
Apakah ia manusia? Tentu bukan. Manusia bahkan tidak sadar akan adanya sistem yang sangat sempurna ini bekerja di dalam tubuh mereka. Akan tetapi, walaupun tidak disadari, sistem ini melindungi kita dari kematian akibat penyakit.
Sangatlah jelas bahwa yang menciptakan sistem kekebalan tubuh, dan yang menciptakan seluruh tubuh manusia, harus-lah sang Pencipta yang memiliki pengetahuan dan kekuasaan yang sangat tinggi. Pencipta itu adalah Allah, Dia yang mencip-takan tubuh manusia dari “sete-tes cairan”.
Picture Text
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11) !
Sperma dan tampak-dalam buah pelir
Spermatozoa di sekeliling sel telur
Saat penyatuan:
Salah satu spermatozoa memasuki sel telur dan membuahinya setelah suatu perjalanan yang panjang dan sulit.
Ketika sperma yang akan membuahi telur mendekati sel telur, sel telur tiba-tiba me-ngeluarkan cairan khusus yang me-larutkan perisai pelindung sperma. Akibatnya, terbuka-lah selubung enzim pelarut pada ujung atas sperma. Begitu sperma mencapai telur sel, enzim-enzim ini melubangi membran telur, sehingga sperma bisa masuk.
Pertumbuhan yang diawali dari satu sel berlangung dengan pembelahan sel terus-menerus.
Zigot menempelkan diri di rahim ibu.
Tiga Daerah Gelap
Setelah pembuahan, pertumbuhan bayi berlangsung dalam tiga daerah berbeda. Daerah-daerah ini adalah:
1. Tuba falopii: daerah tempat telur
dan sperma bersatu dan tempat
indung telur berhubungan dengan
rahim.
2. Di dalam dinding rahim tempat
zigot menempel untuk perkem-
bangan.
3. Daerah tempat mulai tumbuhnya
embrio di dalam kantung yang
penuh berisi cairan khusus.
Sebagaimana dikatakan di dalam Al Quran:
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar: 6).
Ketika mata terbentuk…
Pada tahap pertama, mata bayi terlihat seperti titik hitam. Mata bayi tersebut berubah menjadi bentuknya yang paling akhir selama berbulan-bulan.
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (QS. Ath-Thuur, 52: 35-36)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (QS. Al Infithar, 82: 6-8)
Hari-hari pertama wajah manusia (kiri) dan bentuk akhirnya.
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu. (QS. Al Mu'minun, 40: 64)
Refleks Mengisap
Bayi dilahirkan dari rahim ibunya dengan refleks mengisap. Latihan meng-isap ini, yang dimulai dengan mengisap jempol di dalam rahim, sangatlah penting da-lam pemberian makan bayi setelah lahir. Tak ada jalan lain bagi bayi untuk mem-peroleh ASI, yang merupa-kan satu-satunya sumber makanan baginya.
Dalam sistem pencernaan, mulut, air liur, lambung, pankreas, hati, dan usus bekerja dengan selaras dan melaksanakan tugasnya masing-masing. Jika satu atau lebih organ-organ yang saling melengkapi ini tidak berfungsi dengan baik, seluruh sistem akan mandeg.
Sebuah pompa (villus) yang terletak dalam usus halus menyerap materi yang diperlukan dari makanan yang dicerna. Dalam satu mili meter terdapat 200 juta pompa semacam ini, dan setiap pompa ini berfungsi setiap detik untuk melangsungkan hidup manusia. Dalam gambar diperlihatkan saluran-saluran khusus (urat nadi, pipa kapiler, dan saluran limfa) yang terdapat dalam pompa. Melalui saluran inilah zat gizi diserap.
Semua sistem dalam tubuh manusia (pencernaan, peredaran darah, pembuangan) bekerja sama dan selaras. Dalam gambar terlihat hubungan di antara sistem-sistem ini.
Kerangka tubuh adalah mukjizat dalam perekayasaan. Kerangka tersusun atas 206 tulang. Tulang yang tersusun ini memberi tubuh manusia kemampuan gerak yang luar biasa. Sejauh ini, belum ada robot yang dapat meniru kemampuan gerak tubuh manusia.
Ini adalah mikrograf yang memperlihatkan organisasi yang luar biasa di dalam tulang longitudinal tubuh. Tulang ini, yang menghasilkan sel darah dan berfungsi sebagai bank mineral tubuh, merupakan jaringan hidup
Pada setiap langkah, suatu gaya dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Jika peredam kejut di antara ruas-ruas tulang belakang ini tidak ada, dan jika tulang belakang memiliki struktur yang lurus, gaya ini akan diteruskan secara langsung ke tulang tengkorak. Akibatnya, ujung atas dari tulang belakang akan menembus otak dengan jalan menghancurkan tulang tengkorak.
Tak satu pun sistem-sistem dalam gambar ini dapat terbentuk secara kebetulan. Lagi pula, tidak ada artinya jika sistem-sistem ini terbentuk secara terpisah. Ketiganya harus terjadi secara bersamaan dengan keserasian mutlak.
a. Otot bisep
b. Kantung-kanatung otot
c. Serabut otot di dalam kantung otot.
Sensor di antara serabut otot ini meneruskan informasi mengenai kondisi dari otot ke sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat memegang ken-dali mutlak atas otot melalui informasi yang diterimanya dari miliaran reseptor.
Gambar ini menjelaskan penyampaian informasi dari indra dalam otot ke spinal cord, yang kemudian memberi perintah baru kepada otot. Setiap detik sementara Anda membaca kalimat ini, miliaran potongan informasi yang disampaikan oleh miliaran reseptor dievaluasi dan perintah sejumlah itu pula diberikan. Manusia dilahirkan bersama sistem yang menakjubkan ini. Namun, ia tidak ikut menciptakannya, atau bahkan mengoperasikannya.
Meskipun kulit disangka memiliki struktur yang se-derhana, sebenarnya kulit merupakan organ yang sangat kompleks dan tersusun atas berbagai lapisan. Dalam lapisan ini terdapat saraf reseptor, saluran peredaran darah, sistem ventilasi, pengatur suhu dan kelembapan tubuh. Kulit bahkan dapat menghasilkan perisai terhadap cahaya matahari jika perlu.
Sistem perederan darah menghubungkan setiap sel tubuh yang berjumlah 100 triliun. Dalam gambar, pembuluh kapiler merah menunjukkan darah yang kaya-oksigen, dan pembulur biru menunjukkan darah yang miskin-oksigen.
Jantung memiliki rancangan yang sempurna, berdasarkan pada keseim-bangan yang rapuh. Keempat ruang-nya memompa tubuh ke berbagai ba-gian tubuh, tanpa mencampur kedua jenis darah. Bukaannya berfungsi se-bagai katup pengaman.
Robot secanggih apa pun tak akan mungkin mampu memiliki keistimewaan sebuah tangan sungguhan.
Pembentukan Tulang
Jaringan dalam gambar di atas adalah bahan pembentuk tulang yang sedang berkembang. Jaringan ini tampak seperti lempengan kayu yang tak beraturan, dan akan semakin menguat dan membentuk tulang yang sangat keras dan kuat.
Trakea
Serabut hijau berfungsi sebagai saringan udara. Tugas mereka adalah membersihkan udara yang kita hirup. Serabut ini dilapisi zat cair yang disebut “lendir”. Maka, partikel asing dihalangi agar tak memasuki paru-paru.
Garis pertahanan terdepan pada tubuh adalah kulit. Saat kulit terluka, tubuh terancam bahaya karena virus dan bakteri dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh. Ketika terjadi luka seperti itu, sel-sel anti virus dan bakteri yang disebut fagosit akan segera bergerak ke daerah luka dan berusaha untuk menelan mikroorganisme yang menyerang tubuh. Di lain pihak, luka pada kulit pun telah mulai menerima pengobatan untuk mencegah lebih banyak benda asing memasuki tubuh.
Invasi sel:
Bagaimana virus menyerang sel?
1. Virus bersentuhan dengan sel yang ia dekati dan melekat pada permukaan sel. (Terlihat pada skema sel bakteri di samping).
2. Virus melepaskan enzim khusus pada titik kon-taknya terhadap sel. Enzim tersebut meluluhkan membran sel. Akibatnya, terbentuk lubang pada dinding sel. Virus memendekkan ekornya, lalu dengan menciutkan tubuhnya, berusaha mema-sukkan asam nukleat (DNA atau RNA) ke dalam sel.
3. Asam nukleat dari virus kemudian memasuki sel dan menguasainya. Fungsi-fungsi vital sel ber-henti. Asam nukleat virus secara otomatis mem-perbanyak diri dengan menggunakan bahan baku yang terdapat di dalam sel.
4. Bagian-bagian tubuh virus yang baru terbentuk saling mendekat dan membentuk virus-virus baru.
5. Ketika jumlah virus baru telah mencukupi, sel akan pecah dan virus-virus dewasa ini mulai ber-aksi untuk mencari sel inang yang baru. Dibutuh-kan waktu sekitar 20-25 menit mulai dari virus masuk ke dalam sel sampai tahap akhir proses replikasi virus baru. Pada akhir proses replikasi tersebut, terdapat sekitar 200-300 virus baru yang telah terbentuk dalam tubuh inang.
Makrofag adalah unsur dalam sistem kekebalan tubuh yang bertempur di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis zat asing di dalam darah. Tugas lainnya adalah meminta bantuan sel-T jika bertemu musuh. Pada foto sebelah kiri, makrofag sedang mencoba menangkap bakteri dengan serabutnya. Pada foto sebelah kanan, makrofag mencoba menelan molekul lipida yang telah masuk ke dalam tubuh.
Sel B yang tertutup oleh bakteri
Dalam kejadian ini, makrofag yang disebut fagosit meregang untuk menelan sejumlah besar bakteri. Bakteri dikelilingi oleh salah satu regangan makrofag. Lalu sel menelan-nya. Setelah itu, senyawa kimia yang kuat dalam makrofag menguraikan musuh dan menghancurkannya. Dengan kata lain, makrofag menelan musuh, mencernanya, dan menggunakan senyawa uraiannya.
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Faathir, 35: 15) !
Tubuh manusia dikelilingi banyak musuh dan ancaman. Musuh itu adalah bakteri, virus, dan berbagai organisme mikroskopis lainnya. Mereka ada di mana-mana: di udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan lingkungan yang kita huni.
Yang tidak disadari oleh kebanyakan orang adalah bahwa tubuh manusia juga memiliki angkatan bersenjata tangguh yang bertempur melawan musuh. Angkatan bersenjata itu disebut sistem kekebalan tubuh. Sistem ini terdiri atas banyak “petugas” dan “tentara” dengan tugas yang berbeda-beda, terlatih secara khusus, menggunakan teknologi canggih, dan bertempur dengan senjata konvensional serta senjata kimia.
Setiap hari, bahkan setiap menit, terjadi pertempuran abadi antara sistem kekebalan tubuh dan pasukan musuh, tetapi kita tidak menya-darinya. Pertempuran ini bisa berupa pertempuran kecil-kecilan dan lo-kal, juga bisa peperangan pada sekujur tubuh kita. Peperangan ini biasa kita sebut penyakit.
Garis besar strategi peperangan ini hampir tidak pernah berubah. Pihak musuh berupaya mengelabui lawannya dengan menyamar saat menyerang ke dalam tubuh. Tubuh kita menugaskan pasukan penyelidik terlatih untuk mengenali musuh. Setelah musuh dikenali, diproduksilah senjata yang tepat untuk memusnahkan mereka. Kemudian, terjadilah pertempuran jarak dekat, kekalahan pihak musuh, gencatan senjata, dan pembersihan medan pertempuran. Langkah terakhir adalah penyim-panan semua data dan informasi tentang musuh sebagai pencegahan terhadap kemungkinan serangan selanjutnya….
Mari kita lihat lebih dekat jalannya peperangan ini:
Tubuh Manusia: Benteng yang Terkepung
Tubuh manusia dapat diumpamakan sebagai benteng yang terkepung oleh musuh. Musuh mencari segala macam cara untuk menyerbu benteng ini. Kulit merupakan tembok benteng ini.
Zat keratin dalam sel kulit merupakan rintangan yang tidak dapat ditembus bakteri dan jamur. Zat asing yang mencapai kulit tidak dapat melewati tembok ini. Selain itu, walaupun lapisan luar kulit yang mengandung keratin ini terus-menerus terkikis, kulit diperbarui lagi oleh kulit baru yang tumbuh di bawahnya. Dengan demikian, tamu tak diundang yang terjebak di antara lapisan kulit dibuang dari tubuh bersamaan dengan kulit mati, selama berlangsungnya proses pembaruan kulit dari dalam ke luar. Musuh hanya dapat masuk dari luka yang terjadi pada kulit.
Daerah Garis Depan
Salah satu jalan masuk virus ke dalam tubuh manusia adalah udara. Musuh dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang kita hirup. Akan tetapi, sekresi khusus dalam membran sel mukosa pada hidung dan unsur-unsur pertahanan dalam paru-paru yang mampu menelan sel (fagosit) akan menyambut musuh dan mengendalikan situasi sebelum bahaya meningkat. Enzim-enzim pencernaan dalam asam lambung dan usus dua belas jari juga dapat membasmi sejumlah besar mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Perang Sesama Musuh
Ada beberapa jenis mikroba yang telah menetap pada berbagai ba-gian tubuh manusia (misalnya kulit, lipatan kulit, mulut, hidung, mata, saluran pernapasan atas, saluran pencernaan, alat kelamin), tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Ketika mikroba asing memasuki tubuh, mikroba domestik ini meng-anggap habitatnya terancam dan tidak akan menyerahkannya begitu saja. Mereka bertempur mati-matian. Mikroba domestik ini adalah praju-rit profesional. Mereka mencoba melindungi wilayahnya demi kelang-sungan hidup. Dengan demikian, pertahanan tubuh kita yang kompleks ini diperkuat oleh bantuan mikroba domestik tersebut.
Tahap-Tahap Menuju Peperangan Besar
Bila penyusup mikroskopis yang masuk ke dalam tubuh dapat melumpuhkan pengawal di garis depan maupun bakteri domestik yang ada, genderang perang mulai ditabuh. Kemudian tubuh, dengan organi-sasi pertahanan yang tertata rapi, melakukan peperangan dengan taktik bertahan-dan-menyerang untuk melawan pasukan asing.
Proses peperangan yang dilakukan sistem pertahanan tubuh terdiri atas:
Pengenalan musuh.
Penguatan sistem pertahanan dan persiapan senjata untuk menyerang.
Penyerbuan dan pertempuran.
Pengentian peperangan dan kembali ke keadaan normal.
Sel yang pertama kali bertemu musuh adalah sel makrofag, yang memproduksi fagositosis, yang berfungsi menelan musuh. Sel-sel ini terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan perkelahian satu lawan satu. Mereka bagaikan pasukan infantri yang melakukan perang bayonet melawan unit-unit musuh dan berjuang jauh di garis depan.
Sel-sel makrofag juga berfungsi sebagai unit intelijen atau agen raha-sia. Mereka menyimpan sebagian potongan tubuh musuh yang telah dikalahkan. Potongan tubuh ini dipergunakan untuk mengenali musuh dan meneliti ciri-cirinya. Makrofag memberikan potongan ini kepada unit intelijen yang lain, sel T-messenger.
Tanda Bahaya
Bila suatu negara terlibat dalam perang, negara tersebut akan mengumumkan mobilisasi umum. Hampir seluruh sumber daya alam dan anggaran belanja negara digunakan untuk keperluan perang. Perekonomian ditata ulang, disesuaikan dengan kondisi negara yang tidak biasa ini dan seluruh negara terlibat dalam pergerakan ini. Dalam perang, tentara pertahanan tubuh akan melawan bersama-sama, tanda bahaya akan dikumandangkan. Tidakkah Anda ingin tahu bagaimana hal tersebut terjadi?
Bila musuh yang dihadapi lebih kuat, barisan pertahanan (makrofag) yang melancarkan serangan ini mengeluarkan senyawa khusus. Senyawa tersebut bernama “pirogen”, semacam panggilan tanda bahaya. Setelah menempuh perjalanan jauh, “pirogen” akan sampai di otak dan merangsang pusat peningkatan demam di otak. Selanjutnya, otak akan menghidupkan tanda bahaya di dalam tubuh dan orang tersebut akan terserang demam. Pasien yang demam tinggi secara alami akan merasa membutuhkan istirahat. Dengan beristirahat, energi yang dibutuhkan tentara pertahanan di dalam tubuh tidak dihabiskan oleh unsur tubuh yang lain. Sebagaimana kita lihat, suatu rencana dan rancangan yang sangat kompleks sedang berjalan.
Tentara yang Bertugas Mulai Beraksi
Perang antara pengacau mikroskopis dan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kompleks setelah terjadinya mobilisasi, yaitu kita jatuh sakit dan beristirahat di tempat tidur. Pada tahap ini, pasukan infantri (fagosit) dan pasukan kavaleri (makrofag) terbukti tidak cukup. Seluruh tubuh menyalakan tanda bahaya dan perang semakin memanas. Pada tahap ini, limfosit(sel-sel T dan B)turun tangan.
Tentara kavaleri (makrofag) menyam-paikan informasi yang dimilikinya menge-nai musuh kepada sel-sel T yang memban-tunya. Sel-sel kavaleri memanggil sel-sel T-sitotoksik dan sel-sel B ke medan perang. Mereka ini adalah petarung yang paling efektif dalam sistem kekebalan tubuh.
Produksi Persenjataan
Begitu sel-sel B mendapatkan informasi tentang musuh, mereka lang-sung membuat persenjataan. Senjata-senjata ini, seperti peluru balistik, dibuat khusus untuk menghancurkan musuh berdasarkan informasi yang diperoleh. Pembuatan senjata ini sangat sempurna, sehingga struk-tur tiga dimensi dari pengacau mikroskopis dan struktur tiga dimensi dari senjata yang dihasilkan sepenuhnya cocok. Kesesuaiannya seperti antara kunci dan gembok.
Antibodi maju mendekati musuh dan mengapitnya kuat-kuat. Sete-lah tahap ini, musuh dilumpuhkan, seperti tank menghancurkan meriam dan senapan. Kemudian, anggota lain sistem kekebalan tubuh akan datang dan membasmi musuh yang telah dilumpuhkan tersebut.
Di sini terdapat hal yang penting direnungkan: terdapat jutaan jenis musuh yang dihadapi sistem kekebalan tubuh. Sel-sel B dapat mempro-duksi senjata yang sesuai dengan semua jenis musuh, apa pun jenisnya. Ini berarti sistem kekebalan tubuh secara alami memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi kunci yang sesuai dengan jutaan jenis gembok. Sel-sel yang tidak mempunyai kesadaran ini memiliki ke-mampuan untuk membuat jutaan jenis antibodi, dan mereka meng-gunakannya dengan baik. Hal ini membuktikan adanya penciptaan oleh sang Pemilik kekuasaan yang sangat tinggi.
Lebih jauh lagi, sistem ini sangat rumit. Pada saat sel-sel B menghan-curkan musuh dengan senjata balistik yang dimilikinya, sel-sel T-sitotok-sik juga sedang berjuang dalam perang sengit melawan musuh. Bila virus-virus memasuki suatu sel, virus-virus tersebut dapat bersembunyi dari senjata yang dihasilkan oleh sel-sel B. Sel T-sitotoksik dapat menemu-kan sel-sel sakit tempat musuh menyamar dan bersembunyi, lalu meng-hancurkan mereka.
Setelah Kemenangan
Setelah musuh dikalahkan, sel-sel T-supresor akan mulai beraksi. Sel-sel ini memerintahkan barisan pertahanan untuk mengadakan genjatan senjata, dan menyebabkan sel-sel T dan B menghentikan kegiatannya. Dengan demikian, tubuh tidak terus-menerus berada dalam kondisi mobilisasi yang sia-sia. Setelah perang berakhir, sebagian besar sel-sel T dan B yang dihasilkan khusus untuk perang itu merampungkan daur hidupnya lalu mati. Walaupun demikian, perang yang berat ini tidak dilupakan. Sebelum perang, sedikit waktu diluangkan untuk mengenali musuh dan mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Bila musuh yang sama kembali, tubuh akan lebih siap. Sekelompok sel memori, yang sudah mengetahui ciri-ciri musuh, akan terus bertugas dalam sistem kekebalan tubuh hingga masa yang akan datang. Bila terjadi serangan kedua, sistem kekebalan tubuh, dengan informasi yang terdapat pada sel-sel memori, telah memiliki cara yang tepat untuk beraksi sebelum musuh menghimpun kekuatan. Inilah sebabnya tidak terjangkiti campak dan cacar dua kali sesudah kita terkena penyakit tersebut, yakni karena daya ingat sistem kekebalan tubuh yang kita miliki.
Siapakah yang Menciptakan Sistem Ini?
Setelah melihat keterangan yang ada, kita harus meluangkan waktu dan berpikir. Bagaimana sistem kekebalan tubuh yang sangat sempurna ini, yang mempertahankan kelangsungan hidup kita, dapat muncul? Ada rancangan sempurna yang bekerja. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjalankan rancangan ini lengkap adanya: makrofag, senyawa “pirogen”, pusat peningkat demam di dalam otak, mekanisme pem-buatan demam pada tubuh, sel B, sel T, senjata…. Bagaimana sistem yang sempurna ini muncul?
Tidak mengherankan, teori evolusi, yang menyatakan bahwa makh-luk hidup muncul secara kebetulan, tidak dapat menjelaskan bagaimana sistem yang kompleks ini dapat muncul. Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup dan sistem kehidupan muncul langkah-demi-langkah melalui akumulasi kebetulan-kebetulan yang kecil. Namun, sistem kekebalan tubuh tidak mungkin berasal terjadi langkah-demi-langkah, bagaimanapun caranya. Bila terjadi kekurangan atau kesalahan fungsi satu saja faktor yang membangun sistem tersebut, sistem ini tidak dapat bekerja dan manusia tidak dapat hidup. Sistem harus muncul secara utuh dan sempurna, beserta seluruh komponen yang dibu-tuhkannya. Kenyataan ini menjadikan gagasan “kebetulan” tidak ada artinya.
Jadi, siapakah yang membuat rancangan ini? Siapakah yang menge-tahui bahwa suhu tubuh harus meningkat dan demam? Bahwa hanya dengan cara inilah energi yang dibutuhkan barisan pertahanan tubuh tidak akan digunakan oleh bagian tubuh yang lainnya? Apakah makrofag? Makrofag hanyalah sel-sel yang kecil. Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir. Mereka mahluk hidup yang patuh pada tatanan yang lebih tinggi, dan memenuhi tugas yang diberikan.
Apakah ia manusia? Tentu bukan. Manusia bahkan tidak sadar akan adanya sistem yang sangat sempurna ini bekerja di dalam tubuh mereka. Akan tetapi, walaupun tidak disadari, sistem ini melindungi kita dari kematian akibat penyakit.
Sangatlah jelas bahwa yang menciptakan sistem kekebalan tubuh, dan yang menciptakan seluruh tubuh manusia, harus-lah sang Pencipta yang memiliki pengetahuan dan kekuasaan yang sangat tinggi. Pencipta itu adalah Allah, Dia yang mencip-takan tubuh manusia dari “sete-tes cairan”.
Picture Text
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11) !
Sperma dan tampak-dalam buah pelir
Spermatozoa di sekeliling sel telur
Saat penyatuan:
Salah satu spermatozoa memasuki sel telur dan membuahinya setelah suatu perjalanan yang panjang dan sulit.
Ketika sperma yang akan membuahi telur mendekati sel telur, sel telur tiba-tiba me-ngeluarkan cairan khusus yang me-larutkan perisai pelindung sperma. Akibatnya, terbuka-lah selubung enzim pelarut pada ujung atas sperma. Begitu sperma mencapai telur sel, enzim-enzim ini melubangi membran telur, sehingga sperma bisa masuk.
Pertumbuhan yang diawali dari satu sel berlangung dengan pembelahan sel terus-menerus.
Zigot menempelkan diri di rahim ibu.
Tiga Daerah Gelap
Setelah pembuahan, pertumbuhan bayi berlangsung dalam tiga daerah berbeda. Daerah-daerah ini adalah:
1. Tuba falopii: daerah tempat telur
dan sperma bersatu dan tempat
indung telur berhubungan dengan
rahim.
2. Di dalam dinding rahim tempat
zigot menempel untuk perkem-
bangan.
3. Daerah tempat mulai tumbuhnya
embrio di dalam kantung yang
penuh berisi cairan khusus.
Sebagaimana dikatakan di dalam Al Quran:
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar: 6).
Ketika mata terbentuk…
Pada tahap pertama, mata bayi terlihat seperti titik hitam. Mata bayi tersebut berubah menjadi bentuknya yang paling akhir selama berbulan-bulan.
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (QS. Ath-Thuur, 52: 35-36)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (QS. Al Infithar, 82: 6-8)
Hari-hari pertama wajah manusia (kiri) dan bentuk akhirnya.
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu. (QS. Al Mu'minun, 40: 64)
Refleks Mengisap
Bayi dilahirkan dari rahim ibunya dengan refleks mengisap. Latihan meng-isap ini, yang dimulai dengan mengisap jempol di dalam rahim, sangatlah penting da-lam pemberian makan bayi setelah lahir. Tak ada jalan lain bagi bayi untuk mem-peroleh ASI, yang merupa-kan satu-satunya sumber makanan baginya.
Dalam sistem pencernaan, mulut, air liur, lambung, pankreas, hati, dan usus bekerja dengan selaras dan melaksanakan tugasnya masing-masing. Jika satu atau lebih organ-organ yang saling melengkapi ini tidak berfungsi dengan baik, seluruh sistem akan mandeg.
Sebuah pompa (villus) yang terletak dalam usus halus menyerap materi yang diperlukan dari makanan yang dicerna. Dalam satu mili meter terdapat 200 juta pompa semacam ini, dan setiap pompa ini berfungsi setiap detik untuk melangsungkan hidup manusia. Dalam gambar diperlihatkan saluran-saluran khusus (urat nadi, pipa kapiler, dan saluran limfa) yang terdapat dalam pompa. Melalui saluran inilah zat gizi diserap.
Semua sistem dalam tubuh manusia (pencernaan, peredaran darah, pembuangan) bekerja sama dan selaras. Dalam gambar terlihat hubungan di antara sistem-sistem ini.
Kerangka tubuh adalah mukjizat dalam perekayasaan. Kerangka tersusun atas 206 tulang. Tulang yang tersusun ini memberi tubuh manusia kemampuan gerak yang luar biasa. Sejauh ini, belum ada robot yang dapat meniru kemampuan gerak tubuh manusia.
Ini adalah mikrograf yang memperlihatkan organisasi yang luar biasa di dalam tulang longitudinal tubuh. Tulang ini, yang menghasilkan sel darah dan berfungsi sebagai bank mineral tubuh, merupakan jaringan hidup
Pada setiap langkah, suatu gaya dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Jika peredam kejut di antara ruas-ruas tulang belakang ini tidak ada, dan jika tulang belakang memiliki struktur yang lurus, gaya ini akan diteruskan secara langsung ke tulang tengkorak. Akibatnya, ujung atas dari tulang belakang akan menembus otak dengan jalan menghancurkan tulang tengkorak.
Tak satu pun sistem-sistem dalam gambar ini dapat terbentuk secara kebetulan. Lagi pula, tidak ada artinya jika sistem-sistem ini terbentuk secara terpisah. Ketiganya harus terjadi secara bersamaan dengan keserasian mutlak.
a. Otot bisep
b. Kantung-kanatung otot
c. Serabut otot di dalam kantung otot.
Sensor di antara serabut otot ini meneruskan informasi mengenai kondisi dari otot ke sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat memegang ken-dali mutlak atas otot melalui informasi yang diterimanya dari miliaran reseptor.
Gambar ini menjelaskan penyampaian informasi dari indra dalam otot ke spinal cord, yang kemudian memberi perintah baru kepada otot. Setiap detik sementara Anda membaca kalimat ini, miliaran potongan informasi yang disampaikan oleh miliaran reseptor dievaluasi dan perintah sejumlah itu pula diberikan. Manusia dilahirkan bersama sistem yang menakjubkan ini. Namun, ia tidak ikut menciptakannya, atau bahkan mengoperasikannya.
Meskipun kulit disangka memiliki struktur yang se-derhana, sebenarnya kulit merupakan organ yang sangat kompleks dan tersusun atas berbagai lapisan. Dalam lapisan ini terdapat saraf reseptor, saluran peredaran darah, sistem ventilasi, pengatur suhu dan kelembapan tubuh. Kulit bahkan dapat menghasilkan perisai terhadap cahaya matahari jika perlu.
Sistem perederan darah menghubungkan setiap sel tubuh yang berjumlah 100 triliun. Dalam gambar, pembuluh kapiler merah menunjukkan darah yang kaya-oksigen, dan pembulur biru menunjukkan darah yang miskin-oksigen.
Jantung memiliki rancangan yang sempurna, berdasarkan pada keseim-bangan yang rapuh. Keempat ruang-nya memompa tubuh ke berbagai ba-gian tubuh, tanpa mencampur kedua jenis darah. Bukaannya berfungsi se-bagai katup pengaman.
Robot secanggih apa pun tak akan mungkin mampu memiliki keistimewaan sebuah tangan sungguhan.
Pembentukan Tulang
Jaringan dalam gambar di atas adalah bahan pembentuk tulang yang sedang berkembang. Jaringan ini tampak seperti lempengan kayu yang tak beraturan, dan akan semakin menguat dan membentuk tulang yang sangat keras dan kuat.
Trakea
Serabut hijau berfungsi sebagai saringan udara. Tugas mereka adalah membersihkan udara yang kita hirup. Serabut ini dilapisi zat cair yang disebut “lendir”. Maka, partikel asing dihalangi agar tak memasuki paru-paru.
Garis pertahanan terdepan pada tubuh adalah kulit. Saat kulit terluka, tubuh terancam bahaya karena virus dan bakteri dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh. Ketika terjadi luka seperti itu, sel-sel anti virus dan bakteri yang disebut fagosit akan segera bergerak ke daerah luka dan berusaha untuk menelan mikroorganisme yang menyerang tubuh. Di lain pihak, luka pada kulit pun telah mulai menerima pengobatan untuk mencegah lebih banyak benda asing memasuki tubuh.
Invasi sel:
Bagaimana virus menyerang sel?
1. Virus bersentuhan dengan sel yang ia dekati dan melekat pada permukaan sel. (Terlihat pada skema sel bakteri di samping).
2. Virus melepaskan enzim khusus pada titik kon-taknya terhadap sel. Enzim tersebut meluluhkan membran sel. Akibatnya, terbentuk lubang pada dinding sel. Virus memendekkan ekornya, lalu dengan menciutkan tubuhnya, berusaha mema-sukkan asam nukleat (DNA atau RNA) ke dalam sel.
3. Asam nukleat dari virus kemudian memasuki sel dan menguasainya. Fungsi-fungsi vital sel ber-henti. Asam nukleat virus secara otomatis mem-perbanyak diri dengan menggunakan bahan baku yang terdapat di dalam sel.
4. Bagian-bagian tubuh virus yang baru terbentuk saling mendekat dan membentuk virus-virus baru.
5. Ketika jumlah virus baru telah mencukupi, sel akan pecah dan virus-virus dewasa ini mulai ber-aksi untuk mencari sel inang yang baru. Dibutuh-kan waktu sekitar 20-25 menit mulai dari virus masuk ke dalam sel sampai tahap akhir proses replikasi virus baru. Pada akhir proses replikasi tersebut, terdapat sekitar 200-300 virus baru yang telah terbentuk dalam tubuh inang.
Makrofag adalah unsur dalam sistem kekebalan tubuh yang bertempur di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis zat asing di dalam darah. Tugas lainnya adalah meminta bantuan sel-T jika bertemu musuh. Pada foto sebelah kiri, makrofag sedang mencoba menangkap bakteri dengan serabutnya. Pada foto sebelah kanan, makrofag mencoba menelan molekul lipida yang telah masuk ke dalam tubuh.
Sel B yang tertutup oleh bakteri
Dalam kejadian ini, makrofag yang disebut fagosit meregang untuk menelan sejumlah besar bakteri. Bakteri dikelilingi oleh salah satu regangan makrofag. Lalu sel menelan-nya. Setelah itu, senyawa kimia yang kuat dalam makrofag menguraikan musuh dan menghancurkannya. Dengan kata lain, makrofag menelan musuh, mencernanya, dan menggunakan senyawa uraiannya.
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Faathir, 35: 15) !
MEKANISME DALAM TUBUH KITA
Dalam banyak ayat Al Quran, Allah mengajak kita memperhati-kan penciptaan manusia dan mengajak manusia merenungkan penciptaan ini,
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah men-ciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithaar, 82: 6-8) !
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang terhebat dan ter-canggih. Sistem tubuhnya paling menakjubkan di alam, dibentuk Allah dengan proporsi yang pas.
Tubuh manusia terdiri atas sejumlah daging dan tulang yang ber-bobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana diketahui, daging adalah salah satu material paling rentan di alam. Jika dibiarkan di tempat terbuka, daging akan membusuk dalam beberapa jam, dan setelah beberapa hari dikerubungi tempayak dan mulai berbau busuk tak tertahankan. Zat yang sangat lemah ini membentuk bagian terbesar tubuh manusia. Akan tetapi, ia terpelihara tanpa rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80 tahun, dengan adanya peredaran darah yang memberinya makanan dan kulit yang melindunginya dari bakteri luar.
Selain itu, tubuh manusia memiliki kemampuan yang sangat menge-sankan. Misalnya, pancaindra. Setiap organ pengindra adalah keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat pengindra ini, dan menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Detail yang kita temui pada indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap, serta desainnya yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.
Struktur tubuh manusia yang menakjubkan tidak hanya ada pada pancaindra. Setiap organ yang memudahkan hidup kita adalah keajaiban tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kita. Bayangkan betapa sukarnya hidup ini jika kita diciptakan tanpa tangan. Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki kaki, atau jika tubuh kita tidak ditutupi oleh kulit, tetapi oleh duri, sisik, atau lapisan keras?
Begitu pula, keberadaan sistem-sistem kompleks dalam tubuh manu-sia, seperti mekanisme pernapasan, metabolisme, reproduksi, kekebalan tubuh, dan estetika tubuh manusia, masing-masing adalah keajaiban tersendiri.
Sebagaimana terlihat, dalam tubuh manusia terdapat banyak kese-imbangan rumit. Hubungan yang sempurna di antara semua sistem tubuh yang saling tergantung itu memungkinkan manusia menjalankan fungsi-fungsi vitalnya tanpa masalah.
Di samping itu, manusia melakukan semua ini tanpa perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan. Biasanya manusia bahkan tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia tidak menyadari banyak hal: kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir dalam lambung-nya, irama jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang tepat dibutuhkan ke tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan pendengaran-nya.
Sebuah sistem tanpa cacat telah ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah sistem ciptaan Allah, Pengatur semua urusan di langit dan di bumi. Allah menciptakan segala sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam semesta. Desain yang kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak kita memperhatikan kesem-purnaan jagat raya ini dalam surat Al Mulk:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
Inilah sekelumit dari berjuta keseimbangan rumit di dalam tubuh manusia:
Pancaindra tersusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya dapat menangkap getaran suara pada batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran pendengaran yang lebih lebar tam-paknya menguntungkan, tetapi batas indriawi ini - disebut “ambang batas pendengaran”diatur dengan tujuan tertentu. Jika telinga kita terlalu sensitif, setiap saat kita harus mendengar berbagai suara, mulai dari detak jantung kita hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti ini akan sangat mengganggu.
Keseimbangan serupa berlaku pula bagi indra peraba. Sel saraf pera-ba yang sangat sensitif dan berada di bawah kulit manusia dijadikan sen-sitif dengan cara yang sebaik-baiknya dan tersebar di seluruh permukaan tubuh. Saraf tersebut terhimpun terutama di ujung jari, bibir, dan organ seksual. Sebaliknya, daerah yang “kurang penting”, misalnya punggung, memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini memberi keuntungan besar bagi ma-nusia. Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika ujung jari kita sangat tidak sensitif, dan kebanyakan sel saraf berkumpul di punggung. Tidak diragu-kan lagi, ini akan sangat menjengkelkan; sementara kita tidak mampu menggunakan tangan secara efektif, punggung kita justru merasakan hal-hal terkecil, lipatan baju misalnya.
Perkembangan organ adalah contoh “keseimbangan yang rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu mata. Meskipun keduanya sebenarnya sama saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya tidak sama. Anggaplah bulu mata tumbuh sama cepatnya dengan rambut di kepala, maka bulu mata akan mengganggu penglihatan dan menusuk mata, membahayakan salah satu organ terpenting. Panjang bulu mata kita tertentu dan tetap. Jika bulu mata ini memendek, misalnya karena terbakar atau kecelakaan, bulu mata akan memanjang sampai mencapai panjang “ideal” lalu berhenti.
Bentuk bulu mata pun sangat penting. Karena bentuknya sedikit me-lengkung ke atas, bulu mata tidak menghalangi pandangan dan membuat mata terlihat indah. Ketika tumbuh, bulu mata ini ditutupi minyak khu-sus yang dihasilkan kelenjar tertentu di tepi kelopak mata. Karena itulah, bulu mata kita tidak terasa kasar dan lurus seperti sikat. “Penyesuaian halus” seperti ini terdapat di seluruh bagian tubuh manusia.
Luar biasanya, sebagaimana pada remaja, penciptaan yang tepat ini juga tampak pada bayi yang baru lahir. Contohnya, tulang tengkorak bayi yang baru lahir sangat lunak, dan pada batas tertentu dapat bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini memudahkan keluarnya kepala bayi dari rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes, tulang tengkorak ini bisa saja retak selama kelahiran, menyebabkan kerusakan parah pada otak bayi.
Dengan kesempurnaan serupa, semua organ dalam manusia berkem-bang secara harmonis selama proses perkembangan. Misalnya, pada perkembangan kepala, tengkorak yang menyelubungi otak tumbuh ber-sesuaian dengan otak. Andaikan tengkorak tumbuh lebih lambat dari-pada otak, ia akan menekan otak dan segera menyebabkan kematian.
Keseimbangan yang sama juga terjadi pada organ lain seperti jan-tung, paru-paru dan tenggorokan, mata dan kantung mata.
Karena itu, mari kita teliti struktur tubuh kita yang luar biasa, untuk melihat seni dan keagungan penciptaan. Setiap bagian tubuh, yang struk-turnya lebih sempurna daripada pabrik mutakhir yang dilengkapi tekno-logi tercanggih, menunjukkan adanya penciptaan oleh Allah, yang kekua-saan-Nya tak tertandingi.
Jika secara singkat kita meneliti sistem dan organ pada tubuh manu-sia, kita akan menyaksikan dengan jelas bukti penciptaan yang seimbang dan tanpa cacat.
Pencernaan
Air liur, yang berperan pada awal proses pencernaan, berfungsi membasahi makanan supaya makanan mudah dikunyah gigi dan turun melalui kerongkongan. Air liur juga merupakan zat khusus untuk mengubah, melalui sifat kimiawinya, zat pati menjadi gula. Coba pikirkan apa yang terjadi andai air liur tidak dihasilkan di dalam mulut. Kita tidak akan mampu menelan apa pun atau bahkan berbicara karena mulut kita kering. Kita tidak akan mampu mengonsumsi makanan padat, dan harus meminum cairan saja.
Dalam sistem lambung terdapat keseimbangan yang menakjubkan. Di dalam lambung, makanan dicerna oleh asam klorida. Asam ini sangat kuat, sehingga dapat mencerna bukan hanya makanan yang masuk, me-lainkan juga dinding lambung. Namun, sebuah solusi disediakan untuk manusia: zat bernama mukus, yang dihasilkan selama proses pencernaan, melapisi dinding lambung dan melindunginya dengan sangat baik terha-dap efek merusak dari asam tersebut. Dengan demikian, lambung tidak akan merusak dirinya sendiri. Terdapat kesesuaian sempurna antara asam pencerna makanan dan mukus yang dihasilkan untuk melindungi lambung dari asam tersebut.
Ketika kosong, lambung tidak memproduksi cairan pengurai protein (zat gizi yang berasal dari hewan seperti daging). Sebaliknya, cairan yang dihasilkan berbentuk zat tidak berbahaya tanpa sifat merusak. Begitu makanan berprotein memasuki lambung, asam klorida dihasilkan dalam lambung dan menguraikan zat netral ini menjadi protein. Dengan begitu, ketika lambung kosong, asam ini tidak melukai lambung yang juga terbuat dari protein.
Perlu diketahui bahwa “teori evolusi” tidak pernah dapat menje-laskan sistem sedemikian kompleks. Teori tersebut mengemukakan ga-gasan bahwa struktur-struktur kom-pleks di sekitar kita berevolusi seca-ra bertahap dari organisme primitif, melalui akumulasi perbaikan struktural sedikit demi sedikit. Akan tetapi, jelas bahwa sistem dalam lambung tidak mungkin merupakan hasil evolusi bertahap yang sedikit demi sedikit. Ketiadaan satu faktor saja akan membunuh organisme tersebut. Satu contoh saja sudah cukup untuk memahami inkonsis-tensi teori evolusi ini. Bayangkan ada organisme yang merusak lam-bungnya sendiri dengan asam yang diproduksinya di sana. Mula-mula lambungnya akan hancur secara menyakitkan, dan organ lainnya juga akan dilalap oleh asam itu. Organisme tersebut akan mati karena me-makan dirinya sendiri hidup-hidup.
Cairan di dalam lambung memperoleh kemampuan menghancurkan protein sete-lah melalui serangkaian reaksi kimia. Bayangkanlah organisme yang sedang ber-evolusi, namun transformasi kimia ini tidak dapat terjadi di dalam lambungnya. Jika cairan di dalam lambung tidak mampu menghancurkan protein, organisme terse-but tidak akan mampu mencerna makanan, dan pada akhirnya akan mati dengan se-bongkah makanan yang tidak tercerna dalam lambungnya.
Marilah kita melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Sel-sel lambung memproduksi asam di dalam perut. Baik sel ini maupun sel lain di bagian tubuh lain (misalnya sel mata) merupakan sel kembar yang berasal dari pembelahan sel tunggal awal di dalam rahim ibu. Lebih jauh lagi, kedua jenis sel ini mempunyai kombinasi genetis yang sama. Ini berarti, bank data pada kedua sel sama-sama mengandung informasi genetis tentang protein yang dibutuhkan mata dan asam yang digunakan di dalam lam-bung. Namun, dengan ketundukan pada perintah dari suatu sumber yang tidak diketahui, di antara jutaan informasi yang ada, sel mata hanya menggunakan informasi untuk mata dan lambung hanya menggunakan informasi untuk lambung. Apa yang terjadi andaikan sel mata yang memproduksi protein yang dibutuhkan mata (karena sesuatu hal yang tidak diketahui) mulai memproduksi asam yang digunakan di dalam lambungkarena memang memiliki informasi yang dibutuhkan untuk memproduksinya? Andaikan hal seperti ini terjadi, seseorang akan melu-mat dan mencerna matanya sendiri.
Marilah kita teruskan meneliti keseimbangan menakjubkan di dalam tubuh kita:
Proses pencernaan selanjutnya juga terencana dengan baik. Bagian makanan hasil cernaan yang berguna diserap oleh lapisan usus halus dan berdifusi dalam darah. Lapisan usus halus ditutupi lipatan-lipatan lateral yang mirip kain kusut. Dalam setiap lipatan terdapat lipatan lebih kecil yang disebut “villus”. Lipatan ini meningkatkan penyerapan usus secara luar biasa. Pada permukaan-atas sel yang meliputi villus terdapat tonjol-an kecil yang disebut mikrovillus. Tonjolan ini menyerap makan dan berfungsi sebagai pompa. Bagian-dalam pompa ini terhubung dengan sistem peredaran darah melalui sistem pengangkutan yang dilengkapi dengan berbagai rute. Beginilah cara zat gizi yang telah diserap mencapai seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Setiap villus memiliki hampir 3000 mikrovillus. Daerah sebesar satu milimeter persegi pada lapisan usus halus ditutupi oleh kurang-lebih 200 juta mikrovillus. Pada daerah seluas satu milimeter persegi, 200 juta pompa bekerja tanpa rusak atau lelah untuk mempertahankan hidup manusia. Pompa yang begitu banyak ini, yang normalnya mengambil wilayah yang sangat luas, di-mampatkan ke dalam ruang yang sangat kecil. Sistem ini mempertahan-kan hidup manusia dengan memastikan tubuh memanfaatkan makanan yang dikonsumsi semaksimal mungkin.
Pernapasan
Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan dibersihkan sebelum dihi-rup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini. Bulu dan selaput lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan menangkap partikel debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika mengalir sepanjang lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki ben-tuk khusus, sehingga udara yang terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar beberapa kali di dalam hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan udara mengalir beberapa kali dalam sebu-ah tulang yang kecil pastilah merupakan hasil perancangan. Jika manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian pergerakan udara hanya mung-kin terjadi melalui perhitungan yang rumit dan spesifik. Fakta bahwa struktur khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem lainyakni membersihkan dan menghangatkan udara yang mengalir ke paru-paruadalah bukti bahwa kedua sistem ini diciptakan secara khusus oleh Pencipta yang sama. Setelah semua tahapan ini, udara sampai ke tabung pernapasan setelah dilembapkan dan dibebaskan dari debu.
Kerangka
Kerangka adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang merupakan sis-tem bangunan pendukung tubuh. Kerangka melindungi organ-organ utama seperti otak, jantung dan paru-paru, dan mewadahi organ-organ bagian dalam. Kerangka melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan bergerak yang unggul, yang tidak dapat ditiru oleh mekanisme tiruan apa pun. Jaringan tulang bukanlah anorganik sebagaimana yang disangka orang. Jaringan tulang adalah tempat penyimpanan mineral pada tubuh yang terdiri atas berbagai mineral penting seperti kalsium dan fosfat. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, kerangka menyimpan mineral tersebut atau mengirimkannya ke tubuh. Di samping itu semua, tulang belulang juga memproduksi sel darah merah.
Selain pemfungsiannya yang sempurna dan seragam, kerang-ka juga disusun oleh tulang-belu-lang dengan struktur luar biasa. Karena bertugas menunjang dan melindungi tubuh, tulang dicip-takan dengan kemampuan dan kekuatan untuk memenuhi fung-si tersebut. Kondisi terburuk yang mungkin terjadi juga sudah dipertimbangkan. Misalnya, tu-lang paha dapat membawa beban seberat satu ton pada saat tegak lurus. Yang mengejutkan, pada setiap langkah, tulang membawa beban sebesar tiga kali berat tu-buh. Ketika seorang atlet melaku-kan loncat galah dan mendarat di tanah, setiap sentimeter persegi tulang pinggulnya mendapat tekanan sebesar 1400 kilogram. Apa yang membuat struktur ini, yang terbentuk oleh pembelahan dan penggandaan sebuah sel induk, menjadi begitu kuat? Ja-waban pertanyaan ini tersembu-nyi dalam penciptaan tulang yang tiada bandingannya.
Sebuah contoh dari teknologi masa kini akan menolong menje-laskan hal ini lebih jauh. Kon-struksi bangunan yang besar dan tinggi menggunakan sistem tangga-tangga. Unsur-unsur pendukung konstruksi dalam teknik ini tidak berstruktur monolitis, teta-pi terdiri atas palang yang malang melintang, membentuk tangga. Mela-lui perhitungan rumit yang hanya dapat dilakukan komputer, kita dapat membangun jembatan dan pabrik yang lebih kuat dan lebih murah.
Struktur-dalam tulang mirip dengan sistem tangga-tangga yang digunakan pada konstruksi jembatan dan menara tersebut. Satu-satunya perbedaan yang penting adalah bahwa sistem tulang lebih rumit dan lebih canggih daripada rancangan manusia. Dengan sistem ini, tulang sangatlah kuat, tetapi cukup ringan sehingga nyaman digunakan oleh manusia. Andai saja yang terjadi adalah sebaliknya — andai bagian-dalam tulang itu keras dan penuh sebagaimana bagian-luarnya — tulang akan terlalu berat untuk dibawa manusia dan akan mudah pecah atau retak oleh hantaman ringan karena strukturnya keras dan kaku.
Rancangan tulang yang sempurna membantu kita menjalani kehi-dupan dengan mudah. Bahkan kita melakukan pekerjaan yang sulit tanpa perlu merasa sakit. Keistimewaan lain struktur tulang adalah ke-lenturannya pada beberapa bagian tubuh. Misalnya, selain melindungi organ utama tubuh seperti jantung dan paru-paru, tulang rusuk juga da-pat mengembang dan mengempis agar udara dapat bergerak keluar-masuk paru-paru.
Elastisitas tulang dapat berubah pada masa tertentu. Misalnya pada wanita, tulang pinggul memanjang pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan bergerak saling menjauh. Ini sangat penting, sebab dengan adanya pemanjangan ini, saat dilahirkan, kepala bayi dapat keluar dari rahim ibu tanpa remuk.
Aspek-aspek keajaiban tulang tidak terbatas pada hal-hal di atas. Selain kelenturan, daya tahan, dan keringanan-nya, tulang juga mampu memperbaiki diri. Ka-lau ada tulang yang patah, manusia tinggal men-jaga agar tulang ini tidak bergerak, sementara tulang memperbaiki dirinya sendiri. Jelaslah bahwa proses ini, seperti proses-proses lain dalam tubuh, merupakan proses yang sangat kompleks dan melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal penting lain yang patut direnungkan adalah kemampuan gerak kerangka tubuh. Pada setiap langkah, ruas-ruas tulang belakang yang menyusun tulang punggung kita bergerak saling menimpa. Gerakan dan gesekan yang terus-menerus antara ruas-ruas tulang ini semestinya menyebabkan aus pada tulang bela-kang. Untuk mencegah hal ini, di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat tulang rawan yang berbentuk cakram, yang disebut “piringan sendi”. Piringan sendi ini berfungsi sebagai pe-redam kejut. Pada setiap langkah, ada gaya yang dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Gaya ini tidak merusak tubuh karena adanya peredam kejut ini, yang bentuk melengkungnya dapat “mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya kelenturan tulang belakang dan struktur khusus yang mengurangi gaya reaksi tanah ini, gaya yang dikenakan tanah akan langsung diteruskan ke tulang tengkorak dan ujung atas tulang belakang akan menghancurkan tengkorak dan menembus otak.
Jejak-jejak penciptaan juga terlihat pada permukaan persendian. Sendi tulang tidak perlu dilumasi meskipun bergerak terus-menerus sepanjang usia manusia. Para ahli biologi melakukan penelitian untuk menemukan penyebabnya: bagaimana gesekan pada persendian tersebut diatasi?
Para ilmuwan menemukan bahwa masalah ini terpecahkan oleh suatu sistem, yang dapat dipandang sebagai “keajaiban penciptaan yang mutlak”. Permukaan sendi yang terkena gesekan diselimuti oleh lapisan tulang rawan tipis yang berpori. Di bawah lapisan ini terdapat zat pelumas. Ketika tulang menekan sendi, zat pelumas ini menyembur melalui pori-pori tadi dan menyebabkan permukaan sendi menjadi licin “seolah-olah berada di atas minyak”.
Semua ini menunjukkan bahwa tubuh manusia merupakan hasil perancangan yang sempurna, dan penciptaan yang unggul. Perancangan sempurna ini membantu manusia membuat beraneka ragam gerakan secara tangkas dan mudah.
Bayangkan saja andai segala sesuatu tidak begitu sempurna dan seluruh kaki terbentuk dari satu tulang panjang. Tentulah kita akan sulit berjalan dan tubuh kita akan canggung dan susah bergerak. Duduk pun akan sukar, dan tulang kaki akan mudah patah karena mengalami gaya tekan selama pergerakannya. Namun kenyataannya, kerangka tubuh manusia memiliki struktur yang memungkinkan segala jenis gerakan tubuh.
Allah telah menciptakan, dan masih terus menciptakan semua keisti-mewaan kerangka tubuh. Allah mengajak manusia, yang telah dicipta-kan-Nya, untuk memikirkan hal ini: …Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami menyeli-mutinya dengan daging…. (QS. Al Baqarah, 2:259)
Manusia harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan Allah yang telah menciptakannya, serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan sangat merugi. Allah, yang menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan daging, mampu mengulang penciptaannya. Ini dinyatakan dalam ayat:
“Tidakkah manusia melihat bagaimana Kami menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian menjadi penentang yang nyata! Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan melupakan penciptaan dirinya sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan menghidupkan tulang-tulang ini jika mereka telah menjadi abu?” Katakanlah, “Tulang-tulang itu akan dihidupkan kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya pertama kali. Dia Maha Mengetahui atas segala makhluk-Nya.” (QS. Yaasin, 36: 77-79) !
Koordinasi Tubuh
Dalam tubuh manusia, semua sistem bekerja secara serentak dan terkoordinasi serta sepenuhnya serasi untuk suatu tujuan yang pasti, yakni agar tubuh tetap hidup. Gerakan terkecil yang kita lakukan setiap hari sekalipun, seperti bernapas dan tersenyum, merupakan hasil koordinasi yang sempurna dalam tubuh manusia.
Di dalam tubuh kita terdapat suatu jaringan terkoordinasi yang sangat rumit dan lengkap, yang bekerja tanpa henti. Tujuannya adalah kesinambungan kehidupan. Koordinasi ini terutama terlihat dalam sistem gerak tubuh, karena untuk gerakan terkecil pun, sistem kerangka tubuh, otot, dan sistem saraf harus bekerja sama dengan sempurna.
Prasyarat koordinasi tubuh adalah adanya sistem penyampaian informasi yang benar. Hanya dengan penyampaian informasi yang benarlah, dapat dibuat penilaian yang baru. Untuk melakukan penilaian ini, suatu jaringan kecerdasan yang sangat canggih bekerja dalam tubuh manusia.
Untuk melakukan suatu tindakan yang terkoordinasi, pertama harus diketahui lebih dahulu organ-organ tubuh yang terlibat serta hubungan di antaranya. Informasi ini berasal dari mata, mekanisme keseimbangan di telinga dalam, otot, sendi, dan kulit. Setiap detik, miliaran informasi di-proses dan dievaluasi, lalu keputusan baru diambil sesuai dengan infor-masi tersebut. Manusia bahkan tidak menyadari proses yang terjadi sa-ngat cepat di dalam tubuhnya ini. Dia hanya bergerak, tertawa, menangis, berlari, makan, dan berpikir. Dia tak perlu bersusah-payah untuk melaku-kan berbagai tindakan ini. Untuk sebuah senyum ringan pun, ada tujuh belas otot yang harus bekerja sama secara serentak. Kalau ada satu saja di antara otot-otot tersebut tidak berfungsi atau gagal fungsi, ekspresi wajah pun berubah. Untuk berjalan, 54 otot pada kaki, tungkai, paha, dan punggung harus bekerja sama.
Ada miliaran reseptor mikroskopis dalam otot dan sendi yang memberikan informasi tentang kondisi tubuh. Pesan dari reseptor sampai ke sistem saraf pusat dan perintah baru dikirimkan ke otot sesuai dengan penilaian yang dibuat.
Kesempurnaan koordinasi tubuh ini dapat lebih dipahami melalui contoh berikut. Untuk mengangkat tangan saja, pundak harus dibeng-kokkan, otot lengan belakang dan depan - disebut “trisep” dan “bisep” - harus dikerutkan dan diregangkan, dan otot-otot di antara siku dan pergelangan tangan harus memelintir pergelangan tangan. Dalam setiap bagian gerakan, jutaan reseptor di dalam otot segera menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat mengenai posisi otot tersebut. Sebagai tanggapannya, sistem saraf pusat memberi tahu otot-otot tersebut tentang apa yang perlu dilakukan berikutnya. Tentu saja manusia tidak menya-dari satu pun proses ini. Manusia hanya berkeinginan mengangkat ta-ngannya, dan segera melakukannya.
Sebagai contoh, untuk menjaga agar badan tegap, banyak paket in-formasi yang diperoleh dari miliaran reseptor di dalam otot lengan, kaki, tulang punggung, perut, dada, dan leher dievaluasi dan perintah yang sama banyaknya diberikan kepada otot setiap detik.
Kita juga tidak perlu bersusah-payah untuk berbicara. Manusia tidak pernah merencanakan sejauh apa pita-pita suara terpisah, seberapa sering pita-pita ini harus bergetar, bagaimana urutannya, berapa sering dan ratusan otot yang mana di dalam mulut, lidah, dan kerongkongan yang harus dikerutkan dan diregangkan. Manusia juga tidak menghitung berapa liter udara yang harus dihirup ke dalam paru-paru, seberapa cepat dan dalam frekuensi berapa udara ini harus diembuskan. Kita tidak akan mampu melakukannya andaipun kita mau. Satu kata yang diucapkan dari mulut pun merupakan hasil kerja sama beberapa sistem, mulai dari sistem pernapasan hingga sistem saraf, dari otot hingga tulang.
Apa yang terjadi jika koordinasi ini terganggu? Ekspresi lain mung-kin akan muncul pada wajah kita ketika kita ingin tersenyum, atau kita mungkin tidak mampu berbicara atau berjalan sesuai keinginan kita. Namun, kenyataannya kita bisa tersenyum, berbicara, berjalan semau kita tanpa ada gangguan, karena segala sesuatu yang disebutkan di sini tercapai sebagai hasil Penciptaan, yang secara logika mengharuskan adanya “kekuatan dan tenaga yang tak terhingga”.
Oleh karena itulah, manusia seharusnya selalu ingat bahwa eksis-tensi dan hidupnya ini ada berkat Penciptanya, Allah. Tidak ada alasan bagi manusia untuk bersikap angkuh atau sombong. Kesehatan, kecan-tikan, atau kekuatannya bukanlah hasil kerjanya sendiri, dan ini semua tidak diberikan selamanya. Ia tentu saja akan menjadi tua, kehilangan kesehatan dan kecantikannya. Di dalam Alquran, hal ini dinyatakan sebagai berikut:
“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya?” (QS. Al Qashash, 28: 60) !
Jika ingin mendapatkan kedudukan seperti tersebut dalam ayat di atas, kekal di alam akhirat, manusia harus bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan yang telah dilimpahkan kepadanya dan menempuh kehidupan sesuai dengan perintah-Nya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh tadi, semua organ dan sistem dalam tubuh manusia mengandung sifat-sifat yang menakjubkan. Manakala sifat-sifat ini diteliti, manusia akan melihat keseimbangan-keseimbangan rumit yang mendasari keberadaan dirinya, keajaiban dalam penciptaan dirinya, dan akan memahami kembali keagungan seni Allah, sebagaimana dicontohkan dalam diri manusia.
Hati
Hati yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut berfungsi sebagai penyaring istimewa di dalam sistem peredaran darah. Sementara ginjal menyaring kelebihan zat-zat sederhana yang terlarut dalam air, hati membersihkan kelebihan zat-zat kompleks seperti obat dan hormon.
Menunjang logistik sistem kekebalan: Hati tidak hanya berfungsi sebagai penyaring makanan dan kelebihan proses metabolisme, tetapi juga memproduksi globulin (zat kekebalan) dan enzim (kumpulan zat yang dapat memperbaiki pembuluh darah).
Membersihkan bakteri: Sel-sel Kupffer di hati menelan bakteri yang terdapat dalam darah yang melewati hati, terutama darah dari usus. Kalau jumlah partikel atau produk samping dalam darah meningkat, sel-sel Kupffer juga akan bertambah jumlahnya untuk menyaring dan memisahkan zat-zat ini dari darah.
Menghasilkan sumber energi tubuh: Salah satu fungsi hati yang paling utama adalah produksi glukosanya, yang merupakan sumber energi utama metabolisme.
Glukosa yang diterima setiap hari dari makanan diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati. Hati terus-menerus mengendalikan kadar glukosa darah. Selagi tidak ada makanan masuk di antara waktu makan dan kadar gula darah mulai menurun, hati mengubah simpanan glikogen menjadi glukosa dan membebaskannya ke dalam darah. Dengan demikian, kadar glukosa tidak diperbolehkan menurun secara drastis. Hati juga dapat memproduksi glukosa dari asam lemak dan asam amino, sebagaimana hati dapat mengubah jenis karbohidrat lain - yang tidak digunakan dalam memproduksi energi - menjadi glukosa.
Menyimpan darah: Hati memiliki struktur yang dapat mengembang atau mengempis. Dengan kemampuan ini, hati dapat menyimpan maupun membebaskan darah ke pembuluh darah halus.
Dalam tubuh yang sehat, hati dapat menyimpan hingga 10% total darah dalam tubuh atau sekitar 450 mililiter darah. Dalam beberapa kondisi, misalnya ketika terdapat kelainan jantung, jumlah darah yang beredar dalam tubuh menjadi terlalu banyak sehingga membebani jan-tung, yang harus memompanya ke seluruh tubuh. Dalam kondisi seperti ini, hati menggandakan kapasitas penyimpanan darahnya, sehingga mampu menyimpan hingga 1 liter darah. Dengan demikian, hati me-mungkinkan jantung bekerja pada rentang kerja yang aman.
Jika kebutuhan darah meningkat (misalnya saat berolahraga), hati akan membebaskan darah yang disimpannya ke dalam sistem peredaran dan memenuhi kebutuhan darah tubuh.
Bekerja hemat: Ketika glukosa dikonsumsi otot, asam laktat sebagai suatu kelebihan metabolisme akan dihasilkan. Selama berada dalam otot, asam laktat menyebabkan rasa nyeri dan menghambat pergerakan otot. Hati mengumpulkan asam ini dari otot dan dapat mengubahnya kembali menjadi glukosa.
Memproduksi sel darah merah baru dan menggantikan sel darah mati: Limpa dan hati adalah tempat sel darah merah diproduksi untuk mengganti sel-sel darah merah mati, dan juga tempat sebagian besar protein diuraikan dan digunakan kembali sebagai asam amino untuk berbagai tujuan. Hati adalah organ tubuh tempat disimpannya zat besi, yang berperan penting dalam tubuh.
Hati merupakan cadangan tubuh yang paling lengkap. Semua mineral, protein, sejumlah kecil lemak, dan vitamin disimpan dalam hati. Bilamana perlu, hati mengirim zat yang tersimpan ke bagian tubuh yang memerlukannya dengan cara sesingkat mungkin. Hati secara cermat mengontrol apakah tubuh memiliki cukup energi, melalui sistem yang cerdas. Semua organ di dalam tubuh terkait dengan hati.
Mampu memperbaiki dirinya sendiri: Hati mampu memperbaiki dirinya sendiri. Jika bagian tertentu rusak, sel-sel lainnya akan mengganti bagian yang rusak ini dengan cara segera meningkatkan jumlahnya. Jika dua pertiga organ ini diamputasi pun, bagian yang tersisa dapat membentuk dan melengkapi hati hingga utuh kembali.
Ketika sedang memperbaiki diri, organ ini mengeluarkan sel-sel yang rusak atau mati dari lingkungannya dan menggantikannya dengan sel-sel baru. Sel hati terbentuk secara khusus, sehingga mampu menjalan-kan lebih dari 500 operasi sekaligus. Hati biasanya menjalankan semua operasi ini tidak secara berurutan tetapi secara bersamaan.
Kulit
Kulit merupakan jaringan yang luas, tetapi tetap merupakan satu bagian yang integral. Kulit mampu meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh, kokoh namun sangat indah, dan melindungi tubuh secara efektif terhadap pengaruh lingkungan.
Seperti struktur lain, jarngan kulit merupakan organ penting dan ketidakhadirannya akan membahayakan hidup manusia. Luka pada satu bagian saja, jika menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dapat mengaki-batkan kematian. Dengan keistimewaan yang dimilikinya, kulit adalah organ yang dapat menyangkal teori evolusi sendirian. Makhluk hidup tidak mungkin dapat bertahan hidup bilai jaringan kulit belum tersusun atau baru tersusun sebagian, walaupun organ-organ yang lain telah terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa semua bagian tubuh makhluk hidup telah dibentuk utuh dan sempurna pada saat yang bersamaan. Artinya, bagian-bagian tubuh tersebut telah diciptakan.
Di bawah kulit yang tersusun dari beberapa struktur yang sangat berbeda, terdapat lapisan yang tersusun dari lipida. Lapisan lipida ini berfungsi sebagai penyekat terhadap panas. Di atas lapisan ini terdapat bagian yang tersusun dari protein, yang menyebabkan kulit bersifat elastis.
Pada kedalaman satu sentimeter di bawah kulit, terdapat lapisan-lapisan yang dibentuk oleh lipida dan protein, yang mengandung ber-macam-macam pembuluh. Gambaran ini tidak indah, bahkan menakut-kan. Kulit menutupi struktur-struktur tersebut, memberikan keindahan pada tubuh dan melindungi diri kita dari pengaruh lingkungan. Semua hal itu sudah cukup untuk menunjukkan betapa pentingnya keberadaan kulit bagi tubuh kita.
Kulit memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Beberapa di antaranya adalah:
Kulit mencegah gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh: Kedua sisi epidermis (lapisan luar kulit) bersifat kedap air. Keistimewaan ini digunakan untuk mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Kulit adalah organ yang lebih penting dari telinga, hidung, bahkan mata. Kita dapat tetap hidup tanpa organ indriawi lain, tetapi manusia tidak mung-kin dapat bertahan hidup tanpa kulit. Tanpa kulit, tidak mungkin air, sebagai cairan terpenting bagi tubuh manusia, dapat disimpan dalam tubuh.
Kulit bersifat kuat dan lentur: Sebagian besar sel epidermis adalah sel mati. Sebaliknya, dermis tersusun atas sel-sel hidup. Nantinya, sel-sel epidermis mulai kehilangan ciri-ciri seluler dan berubah menjadi zat yang keras disebut keratin. Keratin merekatkan sel-sel mati tersebut dan membentuk pelindung bagi tubuh. Mungkin terpikir bahwa kita akan lebih terlindung bila keratin lebih tebal dan keras, tetapi sesungguhnya tidaklah demikian. Bila kulit kita sekeras dan setebal kulit badak, kita akan kehilangan keleluasaan dalam bergerak.
Pada makhluk hidup apa pun, kulit tidak pernah lebih tebal dari yang dibutuhkan. Struktur kulit memiliki keseimbangan dan kontrol yang sangat baik. Misalkan sel-sel epidermis mati terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Pada kondisi ini, kulit kita akan terus menebal, dan menjadi setebal kulit buaya. Namun, hal ini tidak pernah terjadi. Tebal kulit selalu pas. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Bagaimana sel-sel kulit mengetahui pada ketebalan mana proses kematian sel harus berhenti?
Sangat tidak masuk akal bila kita menyatakan bahwa sel-sel dalam jaringan kulit mampu menentukan sendiri kapan mereka harus berhenti, atau bahwa semua hanyalah kebetulan. Struktur kulit menunjukkan desain yang jelas, dan tiada keraguan Allah yang Maha Memelihara seluruh dunia, Yang Maha Esa, yang menciptakan semua rancangan ini.
Kulit memiliki mekanisme untuk mendinginkan suhu tubuh pada cuaca panas: Dermis (lapisan di bawah epidermis) dikelilingi pembuluh-pembuluh yang sangat tipis, yang tidak hanya mengalirkan nutrisi ke kulit, tetapi juga mengawasi kadar darah di dalamnya. Ketika suhu tubuh meningkat, pembuluh darah halus akan mengembang dan membantu agar darah yang terlalu panas dapat diangkut ke lapisan luar kulit, yang relatif lebih dingin, dan panas akan dilepaskan. Mekanisme lain untuk mendinginkan tubuh adalah berkeringat: kulit manusia memiliki banyak lubang kecil yang biasa disebut pori-pori. Pori-pori ini mencapai lapisan terbawah kulit, tempat adanya kelenjar keringat. Kelenjar ini akan mengeluarkan air (yang didapat dari darah) melalui pori-pori sebagai keringat. Keringat ini menggunakan panas tubuh untuk menguap, se-hingga suhu tubuh pun menurun.
Kulit mempertahankan panas di dalam tubuh pada cuaca dingin: Pada cuaca dingin, kegiatan kelenjar keringat melambat dan pembuluh darah halus menyempit. Hal tersebut akan menurunkan peredaran darah di bawah kulit, dan ini mencegah terlepasnya panas dari tubuh.
Semua gambaran di atas menunjukkan bahwa kulit adalah organ yang sempurna, yang secara khusus diciptakan untuk memudahkan kehidupan kita. Kulit melindungi kita, berfungsi sebagai pendingin dan pemanas, dan memudahkan pergerakan tubuh karena sifatnya yang lentur. Dan lebih dari semua itu, kulit sangat indah dilihat.
Kita bisa saja memiliki kulit yang tebal dan kasar. Kita dapat pula memiliki kulit yang tidak lentur, yang akan retak bila kita menjadi gendut. Kita dapat memiliki kulit yang bisa menyebabkan kita pingsan kepanasan pada musim panas atau menyebabkan kita beku di musim dingin. Namun, Allah yang telah menciptakan kita, telah menutupi tubuh kita dengan sangat baik dan indah. Dialah “Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa.” (QS. Al Hasyr, 59: 24).
Jantung
Jantung adalah bagian terpenting pada sistem peredaran darah, menghubungkan 100 triliun sel pada tubuh manusia satu demi satu. Jantung memiliki empat ruangan yang memompa darah bersih (kaya-oksigen) dan darah kotor (kaya-karbondioksida) ke berbagai bagian tubuh tanpa tercampur. Katupnya berfungsi sebagai pengaman. Jantung bergantung pada keseimbangan yang sangat rapuh.
Jantung kita, yang tidak pernah berhenti berdenyut selama kita hidup, adalah salah satu bukti ciptaan Allah yang paling jelas.
Jantung mulai berdenyut semenjak bayi berada dalam rahim ibunya, dan akan bekerja tanpa henti seumur hidup, dengan irama 70-100 denyut per menit. Jantung hanya beristirahat selama setengah detik antara setiap denyut dan ia berdenyut kira-kira 10.000 kali dalam sehari. Kalau melihat rentang umur manusia, kita akan mendapatkan angka yang sangat sukar dihitung.
Semua struktur jantung, yang urutan kerjanya teramat rumit, diran-cang secara khusus. Di dalam jantung, setiap detail telah dipertimbang-kan: darah bersih dan darah kotor tidak saling bercampur, pengaturan te-kanan tubuh, kerja yang dibutuhkan untuk mengantar nutrisi ke seluruh tubuh, dan sistem-sistem yang memompa darah hanya sebanyak yang di-butuhkan. Jantung dirancang sesuai dengan semua kebutuhan tersebut.
Di dalam jantung, yang merupakan keajaiban perancangan, terdapat sistem yang begitu rumit, tidak mungkin ia terbentuk secara kebetulan. Semua kemampuan ini menghadirkan bagi kita perancangnya, yaitu Allah Pemelihara seluruh alam, Yang menciptakan tanpa cacat dan tanpa contoh.
Beberapa ciri-ciri jantung adalah sebagai berikut:
Jantung terletak di tempat yang sangat terlindung di dalam tubuh: Jantung yang merupakan salah satu organ terpenting, dirancang khusus untuk ditempatkan di dalam rongga dada sehingga terlindung dari luar.
Darah bersih tidak bercampur dengan darah kotor: Di dalam jan-tung, darah bersih dan darah kotor senantiasa bergerak. Suatu jaringan khusus membagi jantung menjadi empat ruangan yang berbeda-beda. Ba-gian atas terdiri atas serambi kanan dan kiri yang merupakan ruang pen-gisian. Serambi mengalirkan darah ke bilik di bawahnya. Berkat peng-aturan yang rapi, darah bersih dan darah kotor tidak pernah bercampur.
Jantung mengatur tekanan darah sehingga tidak membahayakan organ tubuh: Jantung bekerja tidak seperti satu pompa tunggal, tetapi seperti dua pompa yang berdampingan, yang me-miliki bilik dan serambi sendiri-sendiri. Pemisahan ini juga membagi dua sistem peredaran darah. Bagian kanan jantung mengirim darah bertekanan rendah ke paru-paru, sedangkan bagian kiri me-mompakan darah bertekanan tinggi ke seluruh tubuh. Pengaturan tekanan ini sangat penting, sebab jika darah yang dipompakan ke paru-paru memiliki te-kanan sama dengan darah yang dikirim ke seluruh tubuh, paru-paru dapat pe-cah karena tidak kuat menahan tekanan. Keseimbangan yang sempurna pada jantung tidak memungkinkan masalah seperti ini terjadi di paru-paru, karena jantung telah dirancang tanpa cacat.
Jantung berfungsi sebagai alat transportasi beberapa bahan yang dibutuhkan organ tubuh: Darah bersih dari jantung diangkut ke jaringan mela-lui aorta. Darah yang mengandung ba-nyak oksigen tersebut disalurkan ke seluruh sel melalui pembuluh darah. Selama beredar di dalam pembuluh kapiler, darah tidak hanya menyalur-kan oksigen, tetapi juga zat lain, seperti hormon, makanan, dan beberapa jenis yang lain ke jaringan.
Jantung memiliki katup yang mengatur arah aliran darah dan bekerja dengan sangat serasi: Di dalam jantung terdapat katup pada setiap ruangan, yang mencegah darah mengalir ke arah berlawanan. Katup antara bilik dan serambi terbuat dari jaringan berserat dan dilekatkan oleh otot yang sangat tipis. Jika salah satu otot tidak berfungsi, darah berlebih akan bocor memasuki serambi. Hal ini dapat mengakibat-kan penyakit jantung, bahkan bisa menyebabkan kematian. Kondisi se-perti ini hanya dijumpai dalam orang yang mengidap penyakit.
Jantung memompakan sejumlah darah yang diperlukan, menuruti kondisi yang berubah-ubah: Jumlah darah yang dipompakan oleh jan-tung berubah sesuai kebutuhan tubuh. Dalam kondisi normal, jantung berdenyut 70 kali per menit. Pada saat tubuh berolahraga dan otot me-merlukan oksigen lebih banyak, jantung meningkatkan pompaan darah sampai 180 kali per menit. Apa yang terjadi andai jantung tidak berfungsi seperti ini? Andai jantung bekerja dengan kecepatan pemompaan yang normal di saat tubuh memerlukan lebih banyak energi, keseimbangan akan terganggu dan tubuh dapat cedera. Akan tetapi, hal seperti itu tidak terjadi karena struktur jantung sangat sempurna. Tanpa perlu manusia mengaturnya, jantung sudah mengatur sendiri jumlah darah yang ia pompakan.
Meski tidak dikendalikan manusia, jantung berfungsi sebagai-mana mestinya: Jumlah darah yang dipompa jantung dikendalikan oleh sebuah sistem saraf khusus. Saat kita tidur maupun terjaga, sistem saraf kita dengan sendirinya mengatur jumlah darah yang dipompa dan kece-patan pompaan. Sungguh sempurna struktur jantung yang mengatur kapan, di mana, dan bagaimana darah diperlukan. Karena jantung tidak mungkin bisa membentuk sistem sendiri dan karena sistem yang sempur-na ini tidak mungkin terbentuk secara kebetulan, ini menunjukkan bahwa jantung diciptakan. Allah, yang memiliki pengetahuan tak terbatas, me-rancangnya dengan sangat sempurna.
Jantung bekerja dengan sistem elektrik khusus: Otot yang membu-at jantung berdenyut (dikenal sebagai otot jantung) berbeda dengan otot lain dalam tubuh. Sel otot biasa berkontraksi ketika dirangsang oleh sis-tem saraf, sedangkan otot jantung mengerut dengan sendirinya. Sel otot jantung mampu memulai dan menyebarkan arus listrik sendiri. Meski-pun setiap sel memiliki kemampuan ini, tak ada yang mengerut sendiri-sendiri dan melawan perintah dari sistem yang mengendalikannya. Dengan kata lain, sel-sel tersebut tidak pernah menimbulkan kekacauan yang mengganggu kerja jantung. Saat sebagian sel mengerut, sebagian yang lain beristirahat. Sel-sel yang membentuk rantai ini bertindak ber-sama-sama sesuai tiap perintah yang diberikan oleh sistem. Lagi-lagi, sebuah keserasian yang sangat sempurna tengah berlangsung.
Seperti terlihat dalam ciri-cirinya, struktur jantung memperlihatkan kesempurnaan rancangan, bahwa ia diciptakan, sehingga mengharuskan adanya Sang Pencipta. Hal ini menunjukkan kita kepada Allah, Sang Pe-melihara dunia dan segala isinya, Yang tidak tampak, Yang memperlihat-kan diri-Nya kepada kita melalui segala sesuatu yang diciptakan-Nya.
“Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6: 102) !
Tangan
Tangan kita, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengaduk secangkir teh, membuka halaman surat kabar, atau menulis, telah dirancang sedemikian sempurna.
Ciri terpenting dari tangan adalah kemampuannya untuk bekerja efisien dalam beragam kegiatan. Dengan dilengkapi otot dan saraf yang sangat banyak, lengan membantu tangan kita untuk memegang benda dengan erat atau longgar sesuai dengan kondisinya. Misalnya, tangan manusia yang terkepal dapat memukul dengan pukulan seberat 45 kg. Sebaliknya, tangan kita juga dapat merasakan melalui ibu jari dan jari telunjuk sehelai kertas dengan ketebalan sepersepuluh milimeter.
Jelas, kedua tindakan ini sangat berbeda sifatnya. Yang satu memer-lukan kepekaan, sedangkan yang lain memerlukan kekuatan yang besar. Namun, kita tak perlu sedetik pun memikirkan apa yang perlu kita lakukan ketika kita akan mengambil sehelai kertas dengan kedua jari atau memukul dengan kepalan. Kita pun tak perlu memikirkan cara menye-suaikan kekuatan tangan kita untuk kedua tindakan ini. Kita tak pernah berkata, “Sekarang saya hendak memungut sehelai kertas. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 500 g. Sekarang saya akan mengangkat seember air. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 40 kg.” Kita tidak pernah repot-repot memikirkannya.
Alasannya adalah tangan manusia dirancang untuk melakukan se-mua tindakan ini secara simultan. Tangan diciptakan bersamaan dengan seluruh fungsinya dan semua strukturnya yang terkait.
Semua jari tangan memiliki panjang, posisi, dan proporsi yang berse-suaian. Contohnya, kekuatan kepalan yang dibentuk tangan yang memi-liki ibu jari normal itu lebih besar daripada kekuatan kepalan yang diben-tuk tangan yang memiliki ibu jari pendek. Ini karena, dengan panjang yang sesuai, ibu jari dapat menutupi jari-jari lainnya dan membantu me-nambah kekuatan dengan mendukung jari-jari yang lain.
Ada banyak detail kecil pada struktur tangan: misalnya, tangan memiliki struktur-struktur yang lebih kecil di samping otot dan saraf. Kuku pada ujung jari bukanlah hiasan sepele yang tidak memiliki fungsi. Ketika memungut jarum dari lantai, kita menggunakan kuku maupun jari. Permukaan kasar pada ujung jari dan kuku membantu kita memu-ngut benda kecil. Kuku memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur tekanan kecil yang dikerahkan jari pada benda yang dipegang-nya.
Keistimewaan khusus tangan lainnya adalah tangan tidak pernah kelelahan.
Dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan bersusah-payah berusaha membangun tangan buatan. Sejauh ini, tangan-tangan robot yang di-hasilkan memiliki kekuatan yang sama dengan tangan manusia, tetapi ia tak memiliki kepekaan sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemam-puan melakukan beragam pekerjaan.
Banyak pakar setuju bahwa kita tidak bisa membuat tangan robot yang memiliki fungsi tangan yang lengkap. Insinyur Hans J. Schneebeli yang merancang tangan robot, yang dikenal sebagai “Tangan Karlsruhe”, menyatakan bahwa semakin lama dia membuat tangan robot, semakin dia mengagumi tangan manusia. Dia menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai kita dapat membuat tangan robot yang mampu mungkin melakukan sejumlah kecil saja pekerjaan yang dapat dilakukan tangan manusia.
Biasanya, tangan manusia berfungsi secara berkoordinasi dengan mata. Sinyal yang sampai ke mata diteruskan ke otak dan tangan bergerak menurut perintah yang diberikan otak. Tentu saja, ini berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan tak diperlukan usaha khusus untuk me-lakukannya. Di lain pihak, tangan robot tidak dapat bergantung pada penglihatan dan sentuhan. Untuk setiap gerakan diperlukan perintah yang berbeda-beda. Selain itu, tangan robot tidak mampu melakukan bermacam-macam fungsi. Contohnya, tangan robot untuk bermain piano tidak dapat memegang palu, dan tangan robot untuk memegang palu tidak dapat memegang telur tanpa memecahkannya. Beberapa tangan robot yang terakhir diproduksi hanya mampu melakukan 2-3 gerakan bersamaan, tetapi ini masih sangat primitif jika dibandingkan dengan kemampuan tangan manusia.
Ketika Anda memikirkan kedua tangan yang bekerjasama secara harmonis, kesempurnaan tangan ini akan lebih gamblang lagi.
Allah merancang tangan sebagai organ khusus bagi manusia. De-ngan segala aspeknya, tangan manusia memperlihatkan kesempurnaan dan keunikan seni ciptaan Allah.
Kesimpulan
Berbagai mekanisme menakjubkan dalam tubuh manusia ini umum-nya berfungsi tanpa sepengetahuan atau kesadarannya manusia. Detak jantung, fungsi hati, peremajaan kulit seluruhnya terjadi di luar pengeta-huan langsung kita. Demikian pula halnya dengan ratusan organ manusia lainnya yang tidak diuraikan di sini. Bahkan kita tidak menyadari bahwa ginjal kita menyaring darah, lambung kita mencerna makanan yang kita makan, gerakan usus kita, atau kerja paru-paru yang sempurna dalam membantu kita bernapas.
Manusia baru menyadari betapa berharganya tubuhnya ketika dia jatuh sakit dan organ tubuhnya tidak berfungsi.
Jadi, bagaimana mekanisme sempurna ini ada pada tubuh manusia? Pertanyaan ini tidak terlalu sulit dijawab bagi manusia beriman, yang me-miliki pengetahuan untuk memahami dan merasakan bahwa tubuhnya telah “diciptakan”.
Pernyataan para pakar evolusi bahwa tubuh ini terbentuk secara ke-betulan adalah pernyataan yang menggelikan, karena mereka menyata-kan bahwa sejumlah peristiwa kebetulan dapat membentuk suatu or-ganisme. Akan tetapi, tubuh manusia hanya dapat berfungsi jika seluruh organnya utuh. Manusia tanpa ginjal, jantung, atau usus tidak bisa hidup. Meskipun organ-organ ini ada, manusia tidak mampu bertahan hidup jika organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu, tubuh manusia pastilah terbentuk secara utuh supa-ya dapat bertahan hidup dan meneruskan kelangsungan hidup generasi-nya. Tubuh manusia “terbentuk secara bersamaan dan sempurna” berarti manusia “diciptakan”.
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak mem-benarkan? Maka, terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? Kami telah menentukan kematian di antara kamu, Kami sekali-kali tidak dapat dihalalkan untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu dan menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 57-61) !
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah men-ciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithaar, 82: 6-8) !
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang terhebat dan ter-canggih. Sistem tubuhnya paling menakjubkan di alam, dibentuk Allah dengan proporsi yang pas.
Tubuh manusia terdiri atas sejumlah daging dan tulang yang ber-bobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana diketahui, daging adalah salah satu material paling rentan di alam. Jika dibiarkan di tempat terbuka, daging akan membusuk dalam beberapa jam, dan setelah beberapa hari dikerubungi tempayak dan mulai berbau busuk tak tertahankan. Zat yang sangat lemah ini membentuk bagian terbesar tubuh manusia. Akan tetapi, ia terpelihara tanpa rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80 tahun, dengan adanya peredaran darah yang memberinya makanan dan kulit yang melindunginya dari bakteri luar.
Selain itu, tubuh manusia memiliki kemampuan yang sangat menge-sankan. Misalnya, pancaindra. Setiap organ pengindra adalah keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat pengindra ini, dan menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Detail yang kita temui pada indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap, serta desainnya yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.
Struktur tubuh manusia yang menakjubkan tidak hanya ada pada pancaindra. Setiap organ yang memudahkan hidup kita adalah keajaiban tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kita. Bayangkan betapa sukarnya hidup ini jika kita diciptakan tanpa tangan. Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki kaki, atau jika tubuh kita tidak ditutupi oleh kulit, tetapi oleh duri, sisik, atau lapisan keras?
Begitu pula, keberadaan sistem-sistem kompleks dalam tubuh manu-sia, seperti mekanisme pernapasan, metabolisme, reproduksi, kekebalan tubuh, dan estetika tubuh manusia, masing-masing adalah keajaiban tersendiri.
Sebagaimana terlihat, dalam tubuh manusia terdapat banyak kese-imbangan rumit. Hubungan yang sempurna di antara semua sistem tubuh yang saling tergantung itu memungkinkan manusia menjalankan fungsi-fungsi vitalnya tanpa masalah.
Di samping itu, manusia melakukan semua ini tanpa perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan. Biasanya manusia bahkan tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia tidak menyadari banyak hal: kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir dalam lambung-nya, irama jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang tepat dibutuhkan ke tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan pendengaran-nya.
Sebuah sistem tanpa cacat telah ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah sistem ciptaan Allah, Pengatur semua urusan di langit dan di bumi. Allah menciptakan segala sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam semesta. Desain yang kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak kita memperhatikan kesem-purnaan jagat raya ini dalam surat Al Mulk:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
Inilah sekelumit dari berjuta keseimbangan rumit di dalam tubuh manusia:
Pancaindra tersusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya dapat menangkap getaran suara pada batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran pendengaran yang lebih lebar tam-paknya menguntungkan, tetapi batas indriawi ini - disebut “ambang batas pendengaran”diatur dengan tujuan tertentu. Jika telinga kita terlalu sensitif, setiap saat kita harus mendengar berbagai suara, mulai dari detak jantung kita hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti ini akan sangat mengganggu.
Keseimbangan serupa berlaku pula bagi indra peraba. Sel saraf pera-ba yang sangat sensitif dan berada di bawah kulit manusia dijadikan sen-sitif dengan cara yang sebaik-baiknya dan tersebar di seluruh permukaan tubuh. Saraf tersebut terhimpun terutama di ujung jari, bibir, dan organ seksual. Sebaliknya, daerah yang “kurang penting”, misalnya punggung, memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini memberi keuntungan besar bagi ma-nusia. Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika ujung jari kita sangat tidak sensitif, dan kebanyakan sel saraf berkumpul di punggung. Tidak diragu-kan lagi, ini akan sangat menjengkelkan; sementara kita tidak mampu menggunakan tangan secara efektif, punggung kita justru merasakan hal-hal terkecil, lipatan baju misalnya.
Perkembangan organ adalah contoh “keseimbangan yang rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu mata. Meskipun keduanya sebenarnya sama saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya tidak sama. Anggaplah bulu mata tumbuh sama cepatnya dengan rambut di kepala, maka bulu mata akan mengganggu penglihatan dan menusuk mata, membahayakan salah satu organ terpenting. Panjang bulu mata kita tertentu dan tetap. Jika bulu mata ini memendek, misalnya karena terbakar atau kecelakaan, bulu mata akan memanjang sampai mencapai panjang “ideal” lalu berhenti.
Bentuk bulu mata pun sangat penting. Karena bentuknya sedikit me-lengkung ke atas, bulu mata tidak menghalangi pandangan dan membuat mata terlihat indah. Ketika tumbuh, bulu mata ini ditutupi minyak khu-sus yang dihasilkan kelenjar tertentu di tepi kelopak mata. Karena itulah, bulu mata kita tidak terasa kasar dan lurus seperti sikat. “Penyesuaian halus” seperti ini terdapat di seluruh bagian tubuh manusia.
Luar biasanya, sebagaimana pada remaja, penciptaan yang tepat ini juga tampak pada bayi yang baru lahir. Contohnya, tulang tengkorak bayi yang baru lahir sangat lunak, dan pada batas tertentu dapat bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini memudahkan keluarnya kepala bayi dari rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes, tulang tengkorak ini bisa saja retak selama kelahiran, menyebabkan kerusakan parah pada otak bayi.
Dengan kesempurnaan serupa, semua organ dalam manusia berkem-bang secara harmonis selama proses perkembangan. Misalnya, pada perkembangan kepala, tengkorak yang menyelubungi otak tumbuh ber-sesuaian dengan otak. Andaikan tengkorak tumbuh lebih lambat dari-pada otak, ia akan menekan otak dan segera menyebabkan kematian.
Keseimbangan yang sama juga terjadi pada organ lain seperti jan-tung, paru-paru dan tenggorokan, mata dan kantung mata.
Karena itu, mari kita teliti struktur tubuh kita yang luar biasa, untuk melihat seni dan keagungan penciptaan. Setiap bagian tubuh, yang struk-turnya lebih sempurna daripada pabrik mutakhir yang dilengkapi tekno-logi tercanggih, menunjukkan adanya penciptaan oleh Allah, yang kekua-saan-Nya tak tertandingi.
Jika secara singkat kita meneliti sistem dan organ pada tubuh manu-sia, kita akan menyaksikan dengan jelas bukti penciptaan yang seimbang dan tanpa cacat.
Pencernaan
Air liur, yang berperan pada awal proses pencernaan, berfungsi membasahi makanan supaya makanan mudah dikunyah gigi dan turun melalui kerongkongan. Air liur juga merupakan zat khusus untuk mengubah, melalui sifat kimiawinya, zat pati menjadi gula. Coba pikirkan apa yang terjadi andai air liur tidak dihasilkan di dalam mulut. Kita tidak akan mampu menelan apa pun atau bahkan berbicara karena mulut kita kering. Kita tidak akan mampu mengonsumsi makanan padat, dan harus meminum cairan saja.
Dalam sistem lambung terdapat keseimbangan yang menakjubkan. Di dalam lambung, makanan dicerna oleh asam klorida. Asam ini sangat kuat, sehingga dapat mencerna bukan hanya makanan yang masuk, me-lainkan juga dinding lambung. Namun, sebuah solusi disediakan untuk manusia: zat bernama mukus, yang dihasilkan selama proses pencernaan, melapisi dinding lambung dan melindunginya dengan sangat baik terha-dap efek merusak dari asam tersebut. Dengan demikian, lambung tidak akan merusak dirinya sendiri. Terdapat kesesuaian sempurna antara asam pencerna makanan dan mukus yang dihasilkan untuk melindungi lambung dari asam tersebut.
Ketika kosong, lambung tidak memproduksi cairan pengurai protein (zat gizi yang berasal dari hewan seperti daging). Sebaliknya, cairan yang dihasilkan berbentuk zat tidak berbahaya tanpa sifat merusak. Begitu makanan berprotein memasuki lambung, asam klorida dihasilkan dalam lambung dan menguraikan zat netral ini menjadi protein. Dengan begitu, ketika lambung kosong, asam ini tidak melukai lambung yang juga terbuat dari protein.
Perlu diketahui bahwa “teori evolusi” tidak pernah dapat menje-laskan sistem sedemikian kompleks. Teori tersebut mengemukakan ga-gasan bahwa struktur-struktur kom-pleks di sekitar kita berevolusi seca-ra bertahap dari organisme primitif, melalui akumulasi perbaikan struktural sedikit demi sedikit. Akan tetapi, jelas bahwa sistem dalam lambung tidak mungkin merupakan hasil evolusi bertahap yang sedikit demi sedikit. Ketiadaan satu faktor saja akan membunuh organisme tersebut. Satu contoh saja sudah cukup untuk memahami inkonsis-tensi teori evolusi ini. Bayangkan ada organisme yang merusak lam-bungnya sendiri dengan asam yang diproduksinya di sana. Mula-mula lambungnya akan hancur secara menyakitkan, dan organ lainnya juga akan dilalap oleh asam itu. Organisme tersebut akan mati karena me-makan dirinya sendiri hidup-hidup.
Cairan di dalam lambung memperoleh kemampuan menghancurkan protein sete-lah melalui serangkaian reaksi kimia. Bayangkanlah organisme yang sedang ber-evolusi, namun transformasi kimia ini tidak dapat terjadi di dalam lambungnya. Jika cairan di dalam lambung tidak mampu menghancurkan protein, organisme terse-but tidak akan mampu mencerna makanan, dan pada akhirnya akan mati dengan se-bongkah makanan yang tidak tercerna dalam lambungnya.
Marilah kita melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Sel-sel lambung memproduksi asam di dalam perut. Baik sel ini maupun sel lain di bagian tubuh lain (misalnya sel mata) merupakan sel kembar yang berasal dari pembelahan sel tunggal awal di dalam rahim ibu. Lebih jauh lagi, kedua jenis sel ini mempunyai kombinasi genetis yang sama. Ini berarti, bank data pada kedua sel sama-sama mengandung informasi genetis tentang protein yang dibutuhkan mata dan asam yang digunakan di dalam lam-bung. Namun, dengan ketundukan pada perintah dari suatu sumber yang tidak diketahui, di antara jutaan informasi yang ada, sel mata hanya menggunakan informasi untuk mata dan lambung hanya menggunakan informasi untuk lambung. Apa yang terjadi andaikan sel mata yang memproduksi protein yang dibutuhkan mata (karena sesuatu hal yang tidak diketahui) mulai memproduksi asam yang digunakan di dalam lambungkarena memang memiliki informasi yang dibutuhkan untuk memproduksinya? Andaikan hal seperti ini terjadi, seseorang akan melu-mat dan mencerna matanya sendiri.
Marilah kita teruskan meneliti keseimbangan menakjubkan di dalam tubuh kita:
Proses pencernaan selanjutnya juga terencana dengan baik. Bagian makanan hasil cernaan yang berguna diserap oleh lapisan usus halus dan berdifusi dalam darah. Lapisan usus halus ditutupi lipatan-lipatan lateral yang mirip kain kusut. Dalam setiap lipatan terdapat lipatan lebih kecil yang disebut “villus”. Lipatan ini meningkatkan penyerapan usus secara luar biasa. Pada permukaan-atas sel yang meliputi villus terdapat tonjol-an kecil yang disebut mikrovillus. Tonjolan ini menyerap makan dan berfungsi sebagai pompa. Bagian-dalam pompa ini terhubung dengan sistem peredaran darah melalui sistem pengangkutan yang dilengkapi dengan berbagai rute. Beginilah cara zat gizi yang telah diserap mencapai seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Setiap villus memiliki hampir 3000 mikrovillus. Daerah sebesar satu milimeter persegi pada lapisan usus halus ditutupi oleh kurang-lebih 200 juta mikrovillus. Pada daerah seluas satu milimeter persegi, 200 juta pompa bekerja tanpa rusak atau lelah untuk mempertahankan hidup manusia. Pompa yang begitu banyak ini, yang normalnya mengambil wilayah yang sangat luas, di-mampatkan ke dalam ruang yang sangat kecil. Sistem ini mempertahan-kan hidup manusia dengan memastikan tubuh memanfaatkan makanan yang dikonsumsi semaksimal mungkin.
Pernapasan
Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan dibersihkan sebelum dihi-rup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini. Bulu dan selaput lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan menangkap partikel debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika mengalir sepanjang lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki ben-tuk khusus, sehingga udara yang terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar beberapa kali di dalam hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan udara mengalir beberapa kali dalam sebu-ah tulang yang kecil pastilah merupakan hasil perancangan. Jika manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian pergerakan udara hanya mung-kin terjadi melalui perhitungan yang rumit dan spesifik. Fakta bahwa struktur khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem lainyakni membersihkan dan menghangatkan udara yang mengalir ke paru-paruadalah bukti bahwa kedua sistem ini diciptakan secara khusus oleh Pencipta yang sama. Setelah semua tahapan ini, udara sampai ke tabung pernapasan setelah dilembapkan dan dibebaskan dari debu.
Kerangka
Kerangka adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang merupakan sis-tem bangunan pendukung tubuh. Kerangka melindungi organ-organ utama seperti otak, jantung dan paru-paru, dan mewadahi organ-organ bagian dalam. Kerangka melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan bergerak yang unggul, yang tidak dapat ditiru oleh mekanisme tiruan apa pun. Jaringan tulang bukanlah anorganik sebagaimana yang disangka orang. Jaringan tulang adalah tempat penyimpanan mineral pada tubuh yang terdiri atas berbagai mineral penting seperti kalsium dan fosfat. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, kerangka menyimpan mineral tersebut atau mengirimkannya ke tubuh. Di samping itu semua, tulang belulang juga memproduksi sel darah merah.
Selain pemfungsiannya yang sempurna dan seragam, kerang-ka juga disusun oleh tulang-belu-lang dengan struktur luar biasa. Karena bertugas menunjang dan melindungi tubuh, tulang dicip-takan dengan kemampuan dan kekuatan untuk memenuhi fung-si tersebut. Kondisi terburuk yang mungkin terjadi juga sudah dipertimbangkan. Misalnya, tu-lang paha dapat membawa beban seberat satu ton pada saat tegak lurus. Yang mengejutkan, pada setiap langkah, tulang membawa beban sebesar tiga kali berat tu-buh. Ketika seorang atlet melaku-kan loncat galah dan mendarat di tanah, setiap sentimeter persegi tulang pinggulnya mendapat tekanan sebesar 1400 kilogram. Apa yang membuat struktur ini, yang terbentuk oleh pembelahan dan penggandaan sebuah sel induk, menjadi begitu kuat? Ja-waban pertanyaan ini tersembu-nyi dalam penciptaan tulang yang tiada bandingannya.
Sebuah contoh dari teknologi masa kini akan menolong menje-laskan hal ini lebih jauh. Kon-struksi bangunan yang besar dan tinggi menggunakan sistem tangga-tangga. Unsur-unsur pendukung konstruksi dalam teknik ini tidak berstruktur monolitis, teta-pi terdiri atas palang yang malang melintang, membentuk tangga. Mela-lui perhitungan rumit yang hanya dapat dilakukan komputer, kita dapat membangun jembatan dan pabrik yang lebih kuat dan lebih murah.
Struktur-dalam tulang mirip dengan sistem tangga-tangga yang digunakan pada konstruksi jembatan dan menara tersebut. Satu-satunya perbedaan yang penting adalah bahwa sistem tulang lebih rumit dan lebih canggih daripada rancangan manusia. Dengan sistem ini, tulang sangatlah kuat, tetapi cukup ringan sehingga nyaman digunakan oleh manusia. Andai saja yang terjadi adalah sebaliknya — andai bagian-dalam tulang itu keras dan penuh sebagaimana bagian-luarnya — tulang akan terlalu berat untuk dibawa manusia dan akan mudah pecah atau retak oleh hantaman ringan karena strukturnya keras dan kaku.
Rancangan tulang yang sempurna membantu kita menjalani kehi-dupan dengan mudah. Bahkan kita melakukan pekerjaan yang sulit tanpa perlu merasa sakit. Keistimewaan lain struktur tulang adalah ke-lenturannya pada beberapa bagian tubuh. Misalnya, selain melindungi organ utama tubuh seperti jantung dan paru-paru, tulang rusuk juga da-pat mengembang dan mengempis agar udara dapat bergerak keluar-masuk paru-paru.
Elastisitas tulang dapat berubah pada masa tertentu. Misalnya pada wanita, tulang pinggul memanjang pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan bergerak saling menjauh. Ini sangat penting, sebab dengan adanya pemanjangan ini, saat dilahirkan, kepala bayi dapat keluar dari rahim ibu tanpa remuk.
Aspek-aspek keajaiban tulang tidak terbatas pada hal-hal di atas. Selain kelenturan, daya tahan, dan keringanan-nya, tulang juga mampu memperbaiki diri. Ka-lau ada tulang yang patah, manusia tinggal men-jaga agar tulang ini tidak bergerak, sementara tulang memperbaiki dirinya sendiri. Jelaslah bahwa proses ini, seperti proses-proses lain dalam tubuh, merupakan proses yang sangat kompleks dan melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal penting lain yang patut direnungkan adalah kemampuan gerak kerangka tubuh. Pada setiap langkah, ruas-ruas tulang belakang yang menyusun tulang punggung kita bergerak saling menimpa. Gerakan dan gesekan yang terus-menerus antara ruas-ruas tulang ini semestinya menyebabkan aus pada tulang bela-kang. Untuk mencegah hal ini, di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat tulang rawan yang berbentuk cakram, yang disebut “piringan sendi”. Piringan sendi ini berfungsi sebagai pe-redam kejut. Pada setiap langkah, ada gaya yang dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Gaya ini tidak merusak tubuh karena adanya peredam kejut ini, yang bentuk melengkungnya dapat “mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya kelenturan tulang belakang dan struktur khusus yang mengurangi gaya reaksi tanah ini, gaya yang dikenakan tanah akan langsung diteruskan ke tulang tengkorak dan ujung atas tulang belakang akan menghancurkan tengkorak dan menembus otak.
Jejak-jejak penciptaan juga terlihat pada permukaan persendian. Sendi tulang tidak perlu dilumasi meskipun bergerak terus-menerus sepanjang usia manusia. Para ahli biologi melakukan penelitian untuk menemukan penyebabnya: bagaimana gesekan pada persendian tersebut diatasi?
Para ilmuwan menemukan bahwa masalah ini terpecahkan oleh suatu sistem, yang dapat dipandang sebagai “keajaiban penciptaan yang mutlak”. Permukaan sendi yang terkena gesekan diselimuti oleh lapisan tulang rawan tipis yang berpori. Di bawah lapisan ini terdapat zat pelumas. Ketika tulang menekan sendi, zat pelumas ini menyembur melalui pori-pori tadi dan menyebabkan permukaan sendi menjadi licin “seolah-olah berada di atas minyak”.
Semua ini menunjukkan bahwa tubuh manusia merupakan hasil perancangan yang sempurna, dan penciptaan yang unggul. Perancangan sempurna ini membantu manusia membuat beraneka ragam gerakan secara tangkas dan mudah.
Bayangkan saja andai segala sesuatu tidak begitu sempurna dan seluruh kaki terbentuk dari satu tulang panjang. Tentulah kita akan sulit berjalan dan tubuh kita akan canggung dan susah bergerak. Duduk pun akan sukar, dan tulang kaki akan mudah patah karena mengalami gaya tekan selama pergerakannya. Namun kenyataannya, kerangka tubuh manusia memiliki struktur yang memungkinkan segala jenis gerakan tubuh.
Allah telah menciptakan, dan masih terus menciptakan semua keisti-mewaan kerangka tubuh. Allah mengajak manusia, yang telah dicipta-kan-Nya, untuk memikirkan hal ini: …Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami menyeli-mutinya dengan daging…. (QS. Al Baqarah, 2:259)
Manusia harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan Allah yang telah menciptakannya, serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan sangat merugi. Allah, yang menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan daging, mampu mengulang penciptaannya. Ini dinyatakan dalam ayat:
“Tidakkah manusia melihat bagaimana Kami menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian menjadi penentang yang nyata! Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan melupakan penciptaan dirinya sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan menghidupkan tulang-tulang ini jika mereka telah menjadi abu?” Katakanlah, “Tulang-tulang itu akan dihidupkan kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya pertama kali. Dia Maha Mengetahui atas segala makhluk-Nya.” (QS. Yaasin, 36: 77-79) !
Koordinasi Tubuh
Dalam tubuh manusia, semua sistem bekerja secara serentak dan terkoordinasi serta sepenuhnya serasi untuk suatu tujuan yang pasti, yakni agar tubuh tetap hidup. Gerakan terkecil yang kita lakukan setiap hari sekalipun, seperti bernapas dan tersenyum, merupakan hasil koordinasi yang sempurna dalam tubuh manusia.
Di dalam tubuh kita terdapat suatu jaringan terkoordinasi yang sangat rumit dan lengkap, yang bekerja tanpa henti. Tujuannya adalah kesinambungan kehidupan. Koordinasi ini terutama terlihat dalam sistem gerak tubuh, karena untuk gerakan terkecil pun, sistem kerangka tubuh, otot, dan sistem saraf harus bekerja sama dengan sempurna.
Prasyarat koordinasi tubuh adalah adanya sistem penyampaian informasi yang benar. Hanya dengan penyampaian informasi yang benarlah, dapat dibuat penilaian yang baru. Untuk melakukan penilaian ini, suatu jaringan kecerdasan yang sangat canggih bekerja dalam tubuh manusia.
Untuk melakukan suatu tindakan yang terkoordinasi, pertama harus diketahui lebih dahulu organ-organ tubuh yang terlibat serta hubungan di antaranya. Informasi ini berasal dari mata, mekanisme keseimbangan di telinga dalam, otot, sendi, dan kulit. Setiap detik, miliaran informasi di-proses dan dievaluasi, lalu keputusan baru diambil sesuai dengan infor-masi tersebut. Manusia bahkan tidak menyadari proses yang terjadi sa-ngat cepat di dalam tubuhnya ini. Dia hanya bergerak, tertawa, menangis, berlari, makan, dan berpikir. Dia tak perlu bersusah-payah untuk melaku-kan berbagai tindakan ini. Untuk sebuah senyum ringan pun, ada tujuh belas otot yang harus bekerja sama secara serentak. Kalau ada satu saja di antara otot-otot tersebut tidak berfungsi atau gagal fungsi, ekspresi wajah pun berubah. Untuk berjalan, 54 otot pada kaki, tungkai, paha, dan punggung harus bekerja sama.
Ada miliaran reseptor mikroskopis dalam otot dan sendi yang memberikan informasi tentang kondisi tubuh. Pesan dari reseptor sampai ke sistem saraf pusat dan perintah baru dikirimkan ke otot sesuai dengan penilaian yang dibuat.
Kesempurnaan koordinasi tubuh ini dapat lebih dipahami melalui contoh berikut. Untuk mengangkat tangan saja, pundak harus dibeng-kokkan, otot lengan belakang dan depan - disebut “trisep” dan “bisep” - harus dikerutkan dan diregangkan, dan otot-otot di antara siku dan pergelangan tangan harus memelintir pergelangan tangan. Dalam setiap bagian gerakan, jutaan reseptor di dalam otot segera menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat mengenai posisi otot tersebut. Sebagai tanggapannya, sistem saraf pusat memberi tahu otot-otot tersebut tentang apa yang perlu dilakukan berikutnya. Tentu saja manusia tidak menya-dari satu pun proses ini. Manusia hanya berkeinginan mengangkat ta-ngannya, dan segera melakukannya.
Sebagai contoh, untuk menjaga agar badan tegap, banyak paket in-formasi yang diperoleh dari miliaran reseptor di dalam otot lengan, kaki, tulang punggung, perut, dada, dan leher dievaluasi dan perintah yang sama banyaknya diberikan kepada otot setiap detik.
Kita juga tidak perlu bersusah-payah untuk berbicara. Manusia tidak pernah merencanakan sejauh apa pita-pita suara terpisah, seberapa sering pita-pita ini harus bergetar, bagaimana urutannya, berapa sering dan ratusan otot yang mana di dalam mulut, lidah, dan kerongkongan yang harus dikerutkan dan diregangkan. Manusia juga tidak menghitung berapa liter udara yang harus dihirup ke dalam paru-paru, seberapa cepat dan dalam frekuensi berapa udara ini harus diembuskan. Kita tidak akan mampu melakukannya andaipun kita mau. Satu kata yang diucapkan dari mulut pun merupakan hasil kerja sama beberapa sistem, mulai dari sistem pernapasan hingga sistem saraf, dari otot hingga tulang.
Apa yang terjadi jika koordinasi ini terganggu? Ekspresi lain mung-kin akan muncul pada wajah kita ketika kita ingin tersenyum, atau kita mungkin tidak mampu berbicara atau berjalan sesuai keinginan kita. Namun, kenyataannya kita bisa tersenyum, berbicara, berjalan semau kita tanpa ada gangguan, karena segala sesuatu yang disebutkan di sini tercapai sebagai hasil Penciptaan, yang secara logika mengharuskan adanya “kekuatan dan tenaga yang tak terhingga”.
Oleh karena itulah, manusia seharusnya selalu ingat bahwa eksis-tensi dan hidupnya ini ada berkat Penciptanya, Allah. Tidak ada alasan bagi manusia untuk bersikap angkuh atau sombong. Kesehatan, kecan-tikan, atau kekuatannya bukanlah hasil kerjanya sendiri, dan ini semua tidak diberikan selamanya. Ia tentu saja akan menjadi tua, kehilangan kesehatan dan kecantikannya. Di dalam Alquran, hal ini dinyatakan sebagai berikut:
“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya?” (QS. Al Qashash, 28: 60) !
Jika ingin mendapatkan kedudukan seperti tersebut dalam ayat di atas, kekal di alam akhirat, manusia harus bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan yang telah dilimpahkan kepadanya dan menempuh kehidupan sesuai dengan perintah-Nya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh tadi, semua organ dan sistem dalam tubuh manusia mengandung sifat-sifat yang menakjubkan. Manakala sifat-sifat ini diteliti, manusia akan melihat keseimbangan-keseimbangan rumit yang mendasari keberadaan dirinya, keajaiban dalam penciptaan dirinya, dan akan memahami kembali keagungan seni Allah, sebagaimana dicontohkan dalam diri manusia.
Hati
Hati yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut berfungsi sebagai penyaring istimewa di dalam sistem peredaran darah. Sementara ginjal menyaring kelebihan zat-zat sederhana yang terlarut dalam air, hati membersihkan kelebihan zat-zat kompleks seperti obat dan hormon.
Menunjang logistik sistem kekebalan: Hati tidak hanya berfungsi sebagai penyaring makanan dan kelebihan proses metabolisme, tetapi juga memproduksi globulin (zat kekebalan) dan enzim (kumpulan zat yang dapat memperbaiki pembuluh darah).
Membersihkan bakteri: Sel-sel Kupffer di hati menelan bakteri yang terdapat dalam darah yang melewati hati, terutama darah dari usus. Kalau jumlah partikel atau produk samping dalam darah meningkat, sel-sel Kupffer juga akan bertambah jumlahnya untuk menyaring dan memisahkan zat-zat ini dari darah.
Menghasilkan sumber energi tubuh: Salah satu fungsi hati yang paling utama adalah produksi glukosanya, yang merupakan sumber energi utama metabolisme.
Glukosa yang diterima setiap hari dari makanan diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati. Hati terus-menerus mengendalikan kadar glukosa darah. Selagi tidak ada makanan masuk di antara waktu makan dan kadar gula darah mulai menurun, hati mengubah simpanan glikogen menjadi glukosa dan membebaskannya ke dalam darah. Dengan demikian, kadar glukosa tidak diperbolehkan menurun secara drastis. Hati juga dapat memproduksi glukosa dari asam lemak dan asam amino, sebagaimana hati dapat mengubah jenis karbohidrat lain - yang tidak digunakan dalam memproduksi energi - menjadi glukosa.
Menyimpan darah: Hati memiliki struktur yang dapat mengembang atau mengempis. Dengan kemampuan ini, hati dapat menyimpan maupun membebaskan darah ke pembuluh darah halus.
Dalam tubuh yang sehat, hati dapat menyimpan hingga 10% total darah dalam tubuh atau sekitar 450 mililiter darah. Dalam beberapa kondisi, misalnya ketika terdapat kelainan jantung, jumlah darah yang beredar dalam tubuh menjadi terlalu banyak sehingga membebani jan-tung, yang harus memompanya ke seluruh tubuh. Dalam kondisi seperti ini, hati menggandakan kapasitas penyimpanan darahnya, sehingga mampu menyimpan hingga 1 liter darah. Dengan demikian, hati me-mungkinkan jantung bekerja pada rentang kerja yang aman.
Jika kebutuhan darah meningkat (misalnya saat berolahraga), hati akan membebaskan darah yang disimpannya ke dalam sistem peredaran dan memenuhi kebutuhan darah tubuh.
Bekerja hemat: Ketika glukosa dikonsumsi otot, asam laktat sebagai suatu kelebihan metabolisme akan dihasilkan. Selama berada dalam otot, asam laktat menyebabkan rasa nyeri dan menghambat pergerakan otot. Hati mengumpulkan asam ini dari otot dan dapat mengubahnya kembali menjadi glukosa.
Memproduksi sel darah merah baru dan menggantikan sel darah mati: Limpa dan hati adalah tempat sel darah merah diproduksi untuk mengganti sel-sel darah merah mati, dan juga tempat sebagian besar protein diuraikan dan digunakan kembali sebagai asam amino untuk berbagai tujuan. Hati adalah organ tubuh tempat disimpannya zat besi, yang berperan penting dalam tubuh.
Hati merupakan cadangan tubuh yang paling lengkap. Semua mineral, protein, sejumlah kecil lemak, dan vitamin disimpan dalam hati. Bilamana perlu, hati mengirim zat yang tersimpan ke bagian tubuh yang memerlukannya dengan cara sesingkat mungkin. Hati secara cermat mengontrol apakah tubuh memiliki cukup energi, melalui sistem yang cerdas. Semua organ di dalam tubuh terkait dengan hati.
Mampu memperbaiki dirinya sendiri: Hati mampu memperbaiki dirinya sendiri. Jika bagian tertentu rusak, sel-sel lainnya akan mengganti bagian yang rusak ini dengan cara segera meningkatkan jumlahnya. Jika dua pertiga organ ini diamputasi pun, bagian yang tersisa dapat membentuk dan melengkapi hati hingga utuh kembali.
Ketika sedang memperbaiki diri, organ ini mengeluarkan sel-sel yang rusak atau mati dari lingkungannya dan menggantikannya dengan sel-sel baru. Sel hati terbentuk secara khusus, sehingga mampu menjalan-kan lebih dari 500 operasi sekaligus. Hati biasanya menjalankan semua operasi ini tidak secara berurutan tetapi secara bersamaan.
Kulit
Kulit merupakan jaringan yang luas, tetapi tetap merupakan satu bagian yang integral. Kulit mampu meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh, kokoh namun sangat indah, dan melindungi tubuh secara efektif terhadap pengaruh lingkungan.
Seperti struktur lain, jarngan kulit merupakan organ penting dan ketidakhadirannya akan membahayakan hidup manusia. Luka pada satu bagian saja, jika menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dapat mengaki-batkan kematian. Dengan keistimewaan yang dimilikinya, kulit adalah organ yang dapat menyangkal teori evolusi sendirian. Makhluk hidup tidak mungkin dapat bertahan hidup bilai jaringan kulit belum tersusun atau baru tersusun sebagian, walaupun organ-organ yang lain telah terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa semua bagian tubuh makhluk hidup telah dibentuk utuh dan sempurna pada saat yang bersamaan. Artinya, bagian-bagian tubuh tersebut telah diciptakan.
Di bawah kulit yang tersusun dari beberapa struktur yang sangat berbeda, terdapat lapisan yang tersusun dari lipida. Lapisan lipida ini berfungsi sebagai penyekat terhadap panas. Di atas lapisan ini terdapat bagian yang tersusun dari protein, yang menyebabkan kulit bersifat elastis.
Pada kedalaman satu sentimeter di bawah kulit, terdapat lapisan-lapisan yang dibentuk oleh lipida dan protein, yang mengandung ber-macam-macam pembuluh. Gambaran ini tidak indah, bahkan menakut-kan. Kulit menutupi struktur-struktur tersebut, memberikan keindahan pada tubuh dan melindungi diri kita dari pengaruh lingkungan. Semua hal itu sudah cukup untuk menunjukkan betapa pentingnya keberadaan kulit bagi tubuh kita.
Kulit memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Beberapa di antaranya adalah:
Kulit mencegah gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh: Kedua sisi epidermis (lapisan luar kulit) bersifat kedap air. Keistimewaan ini digunakan untuk mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Kulit adalah organ yang lebih penting dari telinga, hidung, bahkan mata. Kita dapat tetap hidup tanpa organ indriawi lain, tetapi manusia tidak mung-kin dapat bertahan hidup tanpa kulit. Tanpa kulit, tidak mungkin air, sebagai cairan terpenting bagi tubuh manusia, dapat disimpan dalam tubuh.
Kulit bersifat kuat dan lentur: Sebagian besar sel epidermis adalah sel mati. Sebaliknya, dermis tersusun atas sel-sel hidup. Nantinya, sel-sel epidermis mulai kehilangan ciri-ciri seluler dan berubah menjadi zat yang keras disebut keratin. Keratin merekatkan sel-sel mati tersebut dan membentuk pelindung bagi tubuh. Mungkin terpikir bahwa kita akan lebih terlindung bila keratin lebih tebal dan keras, tetapi sesungguhnya tidaklah demikian. Bila kulit kita sekeras dan setebal kulit badak, kita akan kehilangan keleluasaan dalam bergerak.
Pada makhluk hidup apa pun, kulit tidak pernah lebih tebal dari yang dibutuhkan. Struktur kulit memiliki keseimbangan dan kontrol yang sangat baik. Misalkan sel-sel epidermis mati terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Pada kondisi ini, kulit kita akan terus menebal, dan menjadi setebal kulit buaya. Namun, hal ini tidak pernah terjadi. Tebal kulit selalu pas. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Bagaimana sel-sel kulit mengetahui pada ketebalan mana proses kematian sel harus berhenti?
Sangat tidak masuk akal bila kita menyatakan bahwa sel-sel dalam jaringan kulit mampu menentukan sendiri kapan mereka harus berhenti, atau bahwa semua hanyalah kebetulan. Struktur kulit menunjukkan desain yang jelas, dan tiada keraguan Allah yang Maha Memelihara seluruh dunia, Yang Maha Esa, yang menciptakan semua rancangan ini.
Kulit memiliki mekanisme untuk mendinginkan suhu tubuh pada cuaca panas: Dermis (lapisan di bawah epidermis) dikelilingi pembuluh-pembuluh yang sangat tipis, yang tidak hanya mengalirkan nutrisi ke kulit, tetapi juga mengawasi kadar darah di dalamnya. Ketika suhu tubuh meningkat, pembuluh darah halus akan mengembang dan membantu agar darah yang terlalu panas dapat diangkut ke lapisan luar kulit, yang relatif lebih dingin, dan panas akan dilepaskan. Mekanisme lain untuk mendinginkan tubuh adalah berkeringat: kulit manusia memiliki banyak lubang kecil yang biasa disebut pori-pori. Pori-pori ini mencapai lapisan terbawah kulit, tempat adanya kelenjar keringat. Kelenjar ini akan mengeluarkan air (yang didapat dari darah) melalui pori-pori sebagai keringat. Keringat ini menggunakan panas tubuh untuk menguap, se-hingga suhu tubuh pun menurun.
Kulit mempertahankan panas di dalam tubuh pada cuaca dingin: Pada cuaca dingin, kegiatan kelenjar keringat melambat dan pembuluh darah halus menyempit. Hal tersebut akan menurunkan peredaran darah di bawah kulit, dan ini mencegah terlepasnya panas dari tubuh.
Semua gambaran di atas menunjukkan bahwa kulit adalah organ yang sempurna, yang secara khusus diciptakan untuk memudahkan kehidupan kita. Kulit melindungi kita, berfungsi sebagai pendingin dan pemanas, dan memudahkan pergerakan tubuh karena sifatnya yang lentur. Dan lebih dari semua itu, kulit sangat indah dilihat.
Kita bisa saja memiliki kulit yang tebal dan kasar. Kita dapat pula memiliki kulit yang tidak lentur, yang akan retak bila kita menjadi gendut. Kita dapat memiliki kulit yang bisa menyebabkan kita pingsan kepanasan pada musim panas atau menyebabkan kita beku di musim dingin. Namun, Allah yang telah menciptakan kita, telah menutupi tubuh kita dengan sangat baik dan indah. Dialah “Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa.” (QS. Al Hasyr, 59: 24).
Jantung
Jantung adalah bagian terpenting pada sistem peredaran darah, menghubungkan 100 triliun sel pada tubuh manusia satu demi satu. Jantung memiliki empat ruangan yang memompa darah bersih (kaya-oksigen) dan darah kotor (kaya-karbondioksida) ke berbagai bagian tubuh tanpa tercampur. Katupnya berfungsi sebagai pengaman. Jantung bergantung pada keseimbangan yang sangat rapuh.
Jantung kita, yang tidak pernah berhenti berdenyut selama kita hidup, adalah salah satu bukti ciptaan Allah yang paling jelas.
Jantung mulai berdenyut semenjak bayi berada dalam rahim ibunya, dan akan bekerja tanpa henti seumur hidup, dengan irama 70-100 denyut per menit. Jantung hanya beristirahat selama setengah detik antara setiap denyut dan ia berdenyut kira-kira 10.000 kali dalam sehari. Kalau melihat rentang umur manusia, kita akan mendapatkan angka yang sangat sukar dihitung.
Semua struktur jantung, yang urutan kerjanya teramat rumit, diran-cang secara khusus. Di dalam jantung, setiap detail telah dipertimbang-kan: darah bersih dan darah kotor tidak saling bercampur, pengaturan te-kanan tubuh, kerja yang dibutuhkan untuk mengantar nutrisi ke seluruh tubuh, dan sistem-sistem yang memompa darah hanya sebanyak yang di-butuhkan. Jantung dirancang sesuai dengan semua kebutuhan tersebut.
Di dalam jantung, yang merupakan keajaiban perancangan, terdapat sistem yang begitu rumit, tidak mungkin ia terbentuk secara kebetulan. Semua kemampuan ini menghadirkan bagi kita perancangnya, yaitu Allah Pemelihara seluruh alam, Yang menciptakan tanpa cacat dan tanpa contoh.
Beberapa ciri-ciri jantung adalah sebagai berikut:
Jantung terletak di tempat yang sangat terlindung di dalam tubuh: Jantung yang merupakan salah satu organ terpenting, dirancang khusus untuk ditempatkan di dalam rongga dada sehingga terlindung dari luar.
Darah bersih tidak bercampur dengan darah kotor: Di dalam jan-tung, darah bersih dan darah kotor senantiasa bergerak. Suatu jaringan khusus membagi jantung menjadi empat ruangan yang berbeda-beda. Ba-gian atas terdiri atas serambi kanan dan kiri yang merupakan ruang pen-gisian. Serambi mengalirkan darah ke bilik di bawahnya. Berkat peng-aturan yang rapi, darah bersih dan darah kotor tidak pernah bercampur.
Jantung mengatur tekanan darah sehingga tidak membahayakan organ tubuh: Jantung bekerja tidak seperti satu pompa tunggal, tetapi seperti dua pompa yang berdampingan, yang me-miliki bilik dan serambi sendiri-sendiri. Pemisahan ini juga membagi dua sistem peredaran darah. Bagian kanan jantung mengirim darah bertekanan rendah ke paru-paru, sedangkan bagian kiri me-mompakan darah bertekanan tinggi ke seluruh tubuh. Pengaturan tekanan ini sangat penting, sebab jika darah yang dipompakan ke paru-paru memiliki te-kanan sama dengan darah yang dikirim ke seluruh tubuh, paru-paru dapat pe-cah karena tidak kuat menahan tekanan. Keseimbangan yang sempurna pada jantung tidak memungkinkan masalah seperti ini terjadi di paru-paru, karena jantung telah dirancang tanpa cacat.
Jantung berfungsi sebagai alat transportasi beberapa bahan yang dibutuhkan organ tubuh: Darah bersih dari jantung diangkut ke jaringan mela-lui aorta. Darah yang mengandung ba-nyak oksigen tersebut disalurkan ke seluruh sel melalui pembuluh darah. Selama beredar di dalam pembuluh kapiler, darah tidak hanya menyalur-kan oksigen, tetapi juga zat lain, seperti hormon, makanan, dan beberapa jenis yang lain ke jaringan.
Jantung memiliki katup yang mengatur arah aliran darah dan bekerja dengan sangat serasi: Di dalam jantung terdapat katup pada setiap ruangan, yang mencegah darah mengalir ke arah berlawanan. Katup antara bilik dan serambi terbuat dari jaringan berserat dan dilekatkan oleh otot yang sangat tipis. Jika salah satu otot tidak berfungsi, darah berlebih akan bocor memasuki serambi. Hal ini dapat mengakibat-kan penyakit jantung, bahkan bisa menyebabkan kematian. Kondisi se-perti ini hanya dijumpai dalam orang yang mengidap penyakit.
Jantung memompakan sejumlah darah yang diperlukan, menuruti kondisi yang berubah-ubah: Jumlah darah yang dipompakan oleh jan-tung berubah sesuai kebutuhan tubuh. Dalam kondisi normal, jantung berdenyut 70 kali per menit. Pada saat tubuh berolahraga dan otot me-merlukan oksigen lebih banyak, jantung meningkatkan pompaan darah sampai 180 kali per menit. Apa yang terjadi andai jantung tidak berfungsi seperti ini? Andai jantung bekerja dengan kecepatan pemompaan yang normal di saat tubuh memerlukan lebih banyak energi, keseimbangan akan terganggu dan tubuh dapat cedera. Akan tetapi, hal seperti itu tidak terjadi karena struktur jantung sangat sempurna. Tanpa perlu manusia mengaturnya, jantung sudah mengatur sendiri jumlah darah yang ia pompakan.
Meski tidak dikendalikan manusia, jantung berfungsi sebagai-mana mestinya: Jumlah darah yang dipompa jantung dikendalikan oleh sebuah sistem saraf khusus. Saat kita tidur maupun terjaga, sistem saraf kita dengan sendirinya mengatur jumlah darah yang dipompa dan kece-patan pompaan. Sungguh sempurna struktur jantung yang mengatur kapan, di mana, dan bagaimana darah diperlukan. Karena jantung tidak mungkin bisa membentuk sistem sendiri dan karena sistem yang sempur-na ini tidak mungkin terbentuk secara kebetulan, ini menunjukkan bahwa jantung diciptakan. Allah, yang memiliki pengetahuan tak terbatas, me-rancangnya dengan sangat sempurna.
Jantung bekerja dengan sistem elektrik khusus: Otot yang membu-at jantung berdenyut (dikenal sebagai otot jantung) berbeda dengan otot lain dalam tubuh. Sel otot biasa berkontraksi ketika dirangsang oleh sis-tem saraf, sedangkan otot jantung mengerut dengan sendirinya. Sel otot jantung mampu memulai dan menyebarkan arus listrik sendiri. Meski-pun setiap sel memiliki kemampuan ini, tak ada yang mengerut sendiri-sendiri dan melawan perintah dari sistem yang mengendalikannya. Dengan kata lain, sel-sel tersebut tidak pernah menimbulkan kekacauan yang mengganggu kerja jantung. Saat sebagian sel mengerut, sebagian yang lain beristirahat. Sel-sel yang membentuk rantai ini bertindak ber-sama-sama sesuai tiap perintah yang diberikan oleh sistem. Lagi-lagi, sebuah keserasian yang sangat sempurna tengah berlangsung.
Seperti terlihat dalam ciri-cirinya, struktur jantung memperlihatkan kesempurnaan rancangan, bahwa ia diciptakan, sehingga mengharuskan adanya Sang Pencipta. Hal ini menunjukkan kita kepada Allah, Sang Pe-melihara dunia dan segala isinya, Yang tidak tampak, Yang memperlihat-kan diri-Nya kepada kita melalui segala sesuatu yang diciptakan-Nya.
“Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6: 102) !
Tangan
Tangan kita, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengaduk secangkir teh, membuka halaman surat kabar, atau menulis, telah dirancang sedemikian sempurna.
Ciri terpenting dari tangan adalah kemampuannya untuk bekerja efisien dalam beragam kegiatan. Dengan dilengkapi otot dan saraf yang sangat banyak, lengan membantu tangan kita untuk memegang benda dengan erat atau longgar sesuai dengan kondisinya. Misalnya, tangan manusia yang terkepal dapat memukul dengan pukulan seberat 45 kg. Sebaliknya, tangan kita juga dapat merasakan melalui ibu jari dan jari telunjuk sehelai kertas dengan ketebalan sepersepuluh milimeter.
Jelas, kedua tindakan ini sangat berbeda sifatnya. Yang satu memer-lukan kepekaan, sedangkan yang lain memerlukan kekuatan yang besar. Namun, kita tak perlu sedetik pun memikirkan apa yang perlu kita lakukan ketika kita akan mengambil sehelai kertas dengan kedua jari atau memukul dengan kepalan. Kita pun tak perlu memikirkan cara menye-suaikan kekuatan tangan kita untuk kedua tindakan ini. Kita tak pernah berkata, “Sekarang saya hendak memungut sehelai kertas. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 500 g. Sekarang saya akan mengangkat seember air. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 40 kg.” Kita tidak pernah repot-repot memikirkannya.
Alasannya adalah tangan manusia dirancang untuk melakukan se-mua tindakan ini secara simultan. Tangan diciptakan bersamaan dengan seluruh fungsinya dan semua strukturnya yang terkait.
Semua jari tangan memiliki panjang, posisi, dan proporsi yang berse-suaian. Contohnya, kekuatan kepalan yang dibentuk tangan yang memi-liki ibu jari normal itu lebih besar daripada kekuatan kepalan yang diben-tuk tangan yang memiliki ibu jari pendek. Ini karena, dengan panjang yang sesuai, ibu jari dapat menutupi jari-jari lainnya dan membantu me-nambah kekuatan dengan mendukung jari-jari yang lain.
Ada banyak detail kecil pada struktur tangan: misalnya, tangan memiliki struktur-struktur yang lebih kecil di samping otot dan saraf. Kuku pada ujung jari bukanlah hiasan sepele yang tidak memiliki fungsi. Ketika memungut jarum dari lantai, kita menggunakan kuku maupun jari. Permukaan kasar pada ujung jari dan kuku membantu kita memu-ngut benda kecil. Kuku memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur tekanan kecil yang dikerahkan jari pada benda yang dipegang-nya.
Keistimewaan khusus tangan lainnya adalah tangan tidak pernah kelelahan.
Dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan bersusah-payah berusaha membangun tangan buatan. Sejauh ini, tangan-tangan robot yang di-hasilkan memiliki kekuatan yang sama dengan tangan manusia, tetapi ia tak memiliki kepekaan sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemam-puan melakukan beragam pekerjaan.
Banyak pakar setuju bahwa kita tidak bisa membuat tangan robot yang memiliki fungsi tangan yang lengkap. Insinyur Hans J. Schneebeli yang merancang tangan robot, yang dikenal sebagai “Tangan Karlsruhe”, menyatakan bahwa semakin lama dia membuat tangan robot, semakin dia mengagumi tangan manusia. Dia menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai kita dapat membuat tangan robot yang mampu mungkin melakukan sejumlah kecil saja pekerjaan yang dapat dilakukan tangan manusia.
Biasanya, tangan manusia berfungsi secara berkoordinasi dengan mata. Sinyal yang sampai ke mata diteruskan ke otak dan tangan bergerak menurut perintah yang diberikan otak. Tentu saja, ini berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan tak diperlukan usaha khusus untuk me-lakukannya. Di lain pihak, tangan robot tidak dapat bergantung pada penglihatan dan sentuhan. Untuk setiap gerakan diperlukan perintah yang berbeda-beda. Selain itu, tangan robot tidak mampu melakukan bermacam-macam fungsi. Contohnya, tangan robot untuk bermain piano tidak dapat memegang palu, dan tangan robot untuk memegang palu tidak dapat memegang telur tanpa memecahkannya. Beberapa tangan robot yang terakhir diproduksi hanya mampu melakukan 2-3 gerakan bersamaan, tetapi ini masih sangat primitif jika dibandingkan dengan kemampuan tangan manusia.
Ketika Anda memikirkan kedua tangan yang bekerjasama secara harmonis, kesempurnaan tangan ini akan lebih gamblang lagi.
Allah merancang tangan sebagai organ khusus bagi manusia. De-ngan segala aspeknya, tangan manusia memperlihatkan kesempurnaan dan keunikan seni ciptaan Allah.
Kesimpulan
Berbagai mekanisme menakjubkan dalam tubuh manusia ini umum-nya berfungsi tanpa sepengetahuan atau kesadarannya manusia. Detak jantung, fungsi hati, peremajaan kulit seluruhnya terjadi di luar pengeta-huan langsung kita. Demikian pula halnya dengan ratusan organ manusia lainnya yang tidak diuraikan di sini. Bahkan kita tidak menyadari bahwa ginjal kita menyaring darah, lambung kita mencerna makanan yang kita makan, gerakan usus kita, atau kerja paru-paru yang sempurna dalam membantu kita bernapas.
Manusia baru menyadari betapa berharganya tubuhnya ketika dia jatuh sakit dan organ tubuhnya tidak berfungsi.
Jadi, bagaimana mekanisme sempurna ini ada pada tubuh manusia? Pertanyaan ini tidak terlalu sulit dijawab bagi manusia beriman, yang me-miliki pengetahuan untuk memahami dan merasakan bahwa tubuhnya telah “diciptakan”.
Pernyataan para pakar evolusi bahwa tubuh ini terbentuk secara ke-betulan adalah pernyataan yang menggelikan, karena mereka menyata-kan bahwa sejumlah peristiwa kebetulan dapat membentuk suatu or-ganisme. Akan tetapi, tubuh manusia hanya dapat berfungsi jika seluruh organnya utuh. Manusia tanpa ginjal, jantung, atau usus tidak bisa hidup. Meskipun organ-organ ini ada, manusia tidak mampu bertahan hidup jika organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu, tubuh manusia pastilah terbentuk secara utuh supa-ya dapat bertahan hidup dan meneruskan kelangsungan hidup generasi-nya. Tubuh manusia “terbentuk secara bersamaan dan sempurna” berarti manusia “diciptakan”.
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak mem-benarkan? Maka, terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? Kami telah menentukan kematian di antara kamu, Kami sekali-kali tidak dapat dihalalkan untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu dan menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 57-61) !
asal mula terciptanya Manusia
Bagi orang yang tidak menggunakan akal sehat, jika ia bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya ada?” ia akan menjawab, “Saya ada entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian, ia akan menjalani kehidupan tanpa pernah merenungkan masalah-masalah seperti itu.
Akan tetapi, orang yang berakal semestinya merenungkan bagai-mana ia diciptakan, dan menentukan makna hidupnya sesuai dengan hasil perenungannya. Dalam perenungan ini, ia tidak perlu takut - seperti yang dirasakan sebagian manusia - untuk mencapai kesimpulan “Saya telah diciptakan”. Orang yang tak mau merenungkan hal ini sebenarnya tidak ingin bertanggung jawab pada sang Pencipta. Mereka takut harus mengubah gaya hidup, kebiasaan, dan ideologi jika mengaku telah diciptakan. Oleh karena itu, mereka lari dari ketaatan kepada Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang diambil orang-orang yang menging-kari Allah dan “mengingkari (tanda-tanda kekuasa-an-Nya) karena kezaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya” (QS. An-Naml, 16: 14).
Sebaliknya, seseorang yang menilai kebera-daan dirinya dengan kearifan dan akal sehat, akan melihat dalam dirinya hanya tanda-tanda pen-ciptaan Allah. Ia mengakui bahwa keberadaannya bergantung pada kerja sama antara ribuan sistem rumit, yang tak satu pun ia ciptakan atau ia kenda-ikan. Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal Penciptanya, ia berusaha me-mahami untuk tujuan apa ia “diciptakan” Tuhan.
Bagi siapa pun yang berusaha memahami makna ciptaan Tuhan, terdapat kitab petunjuk: Al Quran. Kitab ini adalah panduan yang diberikan kepada semua manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi.
Bahwa fenomena penciptaan itu terjadi sesuai dengan uraian yang ada dalam Al Quran membawa arti sangat penting bagi orang-orang yang berakal.
Pada halaman-halaman berikut terkan-dung berbagai informasi, bagi mereka yang arif dan berakal sehat, yang menunjukkan bagai-mana “mereka diciptakan” dan keajaiban pen-ciptaan ini.
Kisah penciptaan manusia berawal di dua tempat yang saling berjauhan. Manusia menapaki kehidupan melalui pertemuan dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki dan perem-puan, yang diciptakan saling terpisah namun sangat selaras. Jelas, sperma di dalam tubuh lelaki tidak dihasilkan atas kehendak dan kendali lelaki tersebut, sebagaimana sel telur di dalam tubuh perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan kendali perempuan tersebut. Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari pembentukan sel-sel ini.
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak mem-benarkan (hari berbangkit)? Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 57-59) !
Jelaslah bahwa kedua zat tersebut, yang berasal dari lelaki dan perempuan, diciptakan sangat bersesuaian. Penciptaan kedua zat ini, pertemuan antara keduanya, dan perubahannya menjadi manusia sung-guhlah suatu keajaiban besar.
Buah Pelir dan Sel Perma
Sperma, yang merupakan tahap pertama dalam penciptaan manusia, diproduksi “di luar” tubuh manusia. Ini karena produksi sperma hanya mungkin terjadi di lingkungan bersuhu 2C di bawah suhu tubuh normal. Untuk menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi kulit khusus. Kulit ini mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada cuaca panas, untuk menjaga suhu tetap konstan. Apakah lelaki “mengen-dalikan” dan mengatur sendiri keseimbangan rumit ini? Tentu tidak. Ia bahkan tidak menyadari hal ini. Para pengingkar penciptaan hanya dapat mengatakan, ini adalah “fungsi tubuh manusia yang belum diketahui”. Definisi “fungsi yang belum diketahui” hanyalah “sekadar nama”.
Sperma diproduksi dalam buah pelir dengan laju produksi 1000 per menit. Sel ini memiliki desain khusus untuk perjalanannya menuju indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah ia “menge-nal” tempat itu. Sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Ekornya membantunya bergerak bagai ikan menuju rahim.
Bagian kepalanya, yang mengandung sebagian kode genetis bayi, ditutupi perisai pelindung khusus. Fungsi perisai ini terungkap di pintu masuk rahim ibu: di sini lingkungannya sangat asam. Jelas, sperma ditutupi dengan perisai pelindung oleh “seseorang” yang tahu tentang keasaman ini. (Kondisi lingkungan asam ini bertujuan melindungi sang ibu dari mikroba).
Yang diejakulasikan ke dalam rahim tidak hanya jutaan sperma. Air mani adalah campuran berbagai macam cairan. Al Quran menegaskan fakta ini dalam ayat berikut:
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al Insaan, 76: 1-2) !
Cairan dalam air mani ini berisi gula, untuk memberi energi yang dibutuhkan sperma. Di samping itu, komposisi utamanya memiliki beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu masuk ke rahim dan menjaga kelicinan medium untuk pergerakan sperma. (Di sini sekali lagi terlihat bahwa dua wujud yang berbeda dan saling independen, diciptakan saling cocok). Spermatozoa menempuh perjalanan sulit di dalam rahim ibu hingga mencapai sel telur. Betapapun mereka bertahan, kurang-lebih hanya seribu dari sekitar 200-300 juta spermatozoa yang mencapai sel telur.
Sel Telur
Jika sperma didesain sesuai dengan sel telur, sel telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada medium yang sama sekali berbeda…. Tanpa sepengetahuan perem-puan, sel telur yang telah matang di indung telur ditinggalkan di rongga perut, kemudian tertangkap oleh lengan-lengan pada ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu, sel telur mulai bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel telur ini besarnya hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu di dalam tuba falopii. Di sini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan bantuan cairan ini, sperma-tozoa menemukan lokasi sel telur. Kita harus menyadari bahwa tatkala kita mengatakan sel telur “mulai mengeluarkan”, kita tidak sedang mem-bicarkan manusia atau suatu makhluk sadar. Hal ini tidak dapat dijelas-kan melalui konsep kebetulan, bahwa massa protein mikroskopis “me-mutuskan” tindakan itu “dengan sendirinya”, kemudian “mempersiap-kan” dan mengeluarkan senyawa kimia untuk menarik spermatozoa kepadanya. Ini merupakan bukti bahwa ada sebuah perancangan dalam proses ini.
Singkatnya, sistem reproduksi tubuh didesain untuk mempersatu-kan sel telur dan sperma. Ini berarti bahwa sistem reproduksi perempuan diciptakan sesuai dengan kebutuhan spermatozoa dan spermatozoa diciptakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan di dalam tubuh wanita.
Pertemuan Sperma dan Sel Telur
Ketika spermayang akan membuahi sel telursemakin mendekati sel telur, sel telur kembali “memutuskan” untuk mengeluarkan suatu cairan, yang disiapkan khusus bagi sperma, untuk melarutkan perisai perlindungan sperma. Akibatnya, terbukalah kantung enzim pelarut pada ujung sperma, yang dibuat secara khusus untuk sel telur. Ketika sperma mencapai sel telur, enzim-enzim ini melubangi membran sel telur dan memungkinkan sperma masuk. Spermatozoa di sekeliling telur mulai berebut masuk, tetapi biasanya hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tahapan ini sangatlah mena-rik. Dalam Al Quran, dinyatakan bahwa manusia dibuat dari saripati cairan hina, yaitu air mani.
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).” (QS. As-Sajadah, 32: 8) !
Sebagaimana diungkapkan ayat tersebut, bukan cairan yang membawa spermatozoa itu yang membuahi telur, mela-inkan “saripatinya” saja. Sari-pati tersebut adalah sperma di dalamnya, yang menjadi agen pembuahan, atau lebih tepat lagi, kromo-som di dalam sperma tersebut, yang merupakan “saripati” sperma.
Ketika sel telur membiarkan satu sperma masuk, sperma lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan listrik yang terbentuk di sekeliling sel telur. Wilayah di sekeliling telur bermuatan negatif (-) dan begitu sperma pertama menembus sel telur, muatan ini berubah menjadi positif (+). Oleh karena itu, sel telur tersebut, yang kini bermuatan sama dengan spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka.
Ini berarti muatan listrik kedua zat tersebut, yang terbentuk secara independen dan terpisah, juga bersesuaian.
Akhirnya, bergabunglah DNA laki-laki di dalam sperma dan DNA perempuan di dalam sel telur. Sekarang terdapat benih pertama, sel pertama dari manusia baru, di dalam kandungan ibu: zigot.
Segumpal Darah yang Melekat pada Rahim …
Saat sperma dari laki-laki bersatu dengan sel telur dari perempuan, inti dari bayi yang akan dilahirkan mulai terbentuk. Sel tunggal ini, yang dalam biologi dikenal dengan istilah “zigot”, akan segera mulai berkem-bang dengan melakukan pembelahan sel, dan akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak mengha-biskan masa pertumbuhannya dalam kehampaan. Zigot melekat pada rahim, bagaikan akar yang menancap kuat ke bumi melalui sulurnya. Melalui ikatan ini, zigot memperoleh zat gizi yang pen-ting bagi pertumbuhannya dari tubuh sang ibu.
Perincian seperti ini tak mungkin di-ketahui tanpa pengetahuan fisiologi yang memadai. Jelas, berabad-abad lalu tidak ada seorang pun yang menguasai ilmu seperti itu. Tapi sungguh menarik, Allah selalu menyebut zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu sebagai “segumpal darah” dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Pa-ling Pemurah.” (QS. Al 'Alaq, 96: 1-3) !
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiar-kan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)? Bu-kankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi se-gumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakan-nya, lalu Allah menjadikan darinya sepasang; laki-laki dan perem-puan.” (QS. Al Qiyaamah, 75: 36-39) !
Dalam bahasa Arab, arti kata “'alaq” atau “segumpal darah” adalah “benda yang melekat pada suatu tempat”. Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling tepat untuk menggam-barkan zigot yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap makan-an darinya.
Masih banyak ayat Al Quran yang mengungkap tentang zigot ini. Dengan menempel pada rahim secara sempurna, zigot pun mulai tum-buh. Sementara itu, rahim sang ibu dipenuhi dengan “cairan amnion” yang melingkupi zigot. Fungsi terpenting cairan amnion bagi pertum-buhan bayi adalah melindungi si bayi dari “serangan” dari luar. Dalam Al Quran, fakta ini diungkapkan sebagai berikut:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim).” (QS Al Mursalat, 77: 20-21) !
Semua informasi Al Quran tentang pembentukan manusia ini mem-perlihatkan bahwa Al Quran berasal dari sebuah sumber yang mengeta-hui masalah ini hingga hal yang sekecil-kecilnya. Sekali lagi, ini membuk-tikan bahwa Al Quran adalah firman Allah.
Sementara itu, embrio yang awalnya mirip gel, mulai berubah seiring waktu. Dalam struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang keras untuk membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel, yang mulanya semua sama, mulai terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap cahaya, sel saraf yang peka terhadap panas, dingin, dan sakit, dan sel yang peka terhadap getaran suara. Apakah sel-sel itu sendiri yang menentukan perbedaan-perbedaan ini? Apakah mereka sendiri yang pertama kali memutuskan untuk membentuk hati atau mata ma-nusia, kemudian menuntaskan tugas yang luar biasa ini? Ataukah di lain pihak, mereka telah diciptakan dengan tepat untuk tujuan-tujuan ini? Kearifan, kecerdasan, dan jiwa pasti akan membenarkan alternatif kedua.
Pada akhir proses, setelah sang bayi tumbuh sempurna di dalam rahim ibu-nya, ia lalu lahir ke dunia. Kini bayi itu 100 juta kali lebih besar dan 6 miliar kali lebih berat daripada wujud awalnya.
Inilah kisah awal mula kehidupan manusia, bukan makhluk lain. Jadi, apa yang lebih penting bagi manusia selain mengetahui tujuan penciptaan yang menakjubkan ini?
Sangat tidak logis bila kita berpikir bahwa semua fungsi kompleks ini terjadi “atas kemauan sendiri”. Tidak ada seorang pun yang memiliki kekuatan untuk menciptakan dirinya sendiri, menciptakan orang lain, atau menciptakan benda lain. Allah-lah yang menciptakan semua kejadian yang telah dijelaskan tadi, pada setiap saat terjadinya, setiap detiknya, dan setiap tahapannya.
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perem-puan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan seka-li-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11) !
Tubuh kita, yang terbentuk hanya dari “setetes mani”, berubah men-jadi manusia yang memiliki jutaan keseimbangan yang rumit. Meskipun tidak kita sadari, di dalam tubuh kita terdapat sistem yang teramat kom-pleks dan rumit, yang membantu kita bertahan hidup. Semua sistem ini dirancang dan dioperasikan hanya oleh Sang Pemilik dan Pencipta kita, yakni Allah, untuk menyadarkan kita bahwa “kita diciptakan”.
Manusia diciptakan oleh Allah. Sejak diciptakan, manusia tidak per-nah “dibiarkan tanpa pengaturan atau tanpa tujuan”.
Air Susu Ibu...
Bagaimana manusia yang baru lahiryang sebelumnya berubah bentuk dari sperma menjadi bayidiberi makan? Hal ini merupakan keajaiban tersendiri. Air susu ibu (ASI) adalah gizi terbaik, dan air susu ini tidak dihasilkan atas bantuan sang ibu ataupun bantuan orang lain.
Berkat zat gizi yang dikandungnya, air susu ibu adalah sumber ma-kanan unggul bagi bayi yang baru lahir, sekaligus zat yang meningkatkan daya tahan ibu dan bayi terhadap penyakit. Para dokter sepakat bahwa makanan buatan hanya boleh diberikan bila ASI tidak mencukupi, dan bayi harus diberi ASI terutama pada bulan-bulan pertama. Sekarang, mari kita lihat keistimewaan ASI ini:
- Hal yang paling menarik adalah kadar ASI bisa berubah sesuai dengan fase-fase pertumbuhan bayi. Jumlah kalori dan zat gizi berubah berdasarkan keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir prematur ataukah tepat waktu. Bila bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein ASI lebih tinggi daripada kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur membutuhkan kalori lebih banyak.
- Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi, seperti anticore atau sel pertahanan tubuh, tersedia dalam ASI. Bagaikan tentara bayaran, mereka mempertahankan tubuh bayi yang sebenarnya asing bagi mereka, dan melindungi sang bayi dari musuh.
- ASI merupakan antibakteri. Bakteri bisa tumbuh dalam susu biasa yang disimpan pada suhu kamar selama enam jam. Namun, tidak ada bakteri yang muncul dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan jangka waktu yang sama.
- ASI melindungi bayi dari penyakit arterios-klerosis.
- ASI dapat dicerna bayi dengan cepat.
Kita tahu bahwa tak satu pun makanan hasil racikan para ahli gizi di laboratorium modern yang memiliki manfaat sebanyak ASI. Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan, “Siapakah yang membuat ASI dalam tubuh seorang ibu, padahal ia sendiri pun tidak menyadari proses pembuatannya, dan kualitasnya jauh lebih unggul daripada buatan laboratorium?” Sudah sangat jelas, ASI dibuat oleh Sang Pencipta si bayi yang membutuhkan susu ini.…
Akan tetapi, orang yang berakal semestinya merenungkan bagai-mana ia diciptakan, dan menentukan makna hidupnya sesuai dengan hasil perenungannya. Dalam perenungan ini, ia tidak perlu takut - seperti yang dirasakan sebagian manusia - untuk mencapai kesimpulan “Saya telah diciptakan”. Orang yang tak mau merenungkan hal ini sebenarnya tidak ingin bertanggung jawab pada sang Pencipta. Mereka takut harus mengubah gaya hidup, kebiasaan, dan ideologi jika mengaku telah diciptakan. Oleh karena itu, mereka lari dari ketaatan kepada Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang diambil orang-orang yang menging-kari Allah dan “mengingkari (tanda-tanda kekuasa-an-Nya) karena kezaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya” (QS. An-Naml, 16: 14).
Sebaliknya, seseorang yang menilai kebera-daan dirinya dengan kearifan dan akal sehat, akan melihat dalam dirinya hanya tanda-tanda pen-ciptaan Allah. Ia mengakui bahwa keberadaannya bergantung pada kerja sama antara ribuan sistem rumit, yang tak satu pun ia ciptakan atau ia kenda-ikan. Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal Penciptanya, ia berusaha me-mahami untuk tujuan apa ia “diciptakan” Tuhan.
Bagi siapa pun yang berusaha memahami makna ciptaan Tuhan, terdapat kitab petunjuk: Al Quran. Kitab ini adalah panduan yang diberikan kepada semua manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi.
Bahwa fenomena penciptaan itu terjadi sesuai dengan uraian yang ada dalam Al Quran membawa arti sangat penting bagi orang-orang yang berakal.
Pada halaman-halaman berikut terkan-dung berbagai informasi, bagi mereka yang arif dan berakal sehat, yang menunjukkan bagai-mana “mereka diciptakan” dan keajaiban pen-ciptaan ini.
Kisah penciptaan manusia berawal di dua tempat yang saling berjauhan. Manusia menapaki kehidupan melalui pertemuan dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki dan perem-puan, yang diciptakan saling terpisah namun sangat selaras. Jelas, sperma di dalam tubuh lelaki tidak dihasilkan atas kehendak dan kendali lelaki tersebut, sebagaimana sel telur di dalam tubuh perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan kendali perempuan tersebut. Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari pembentukan sel-sel ini.
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak mem-benarkan (hari berbangkit)? Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 57-59) !
Jelaslah bahwa kedua zat tersebut, yang berasal dari lelaki dan perempuan, diciptakan sangat bersesuaian. Penciptaan kedua zat ini, pertemuan antara keduanya, dan perubahannya menjadi manusia sung-guhlah suatu keajaiban besar.
Buah Pelir dan Sel Perma
Sperma, yang merupakan tahap pertama dalam penciptaan manusia, diproduksi “di luar” tubuh manusia. Ini karena produksi sperma hanya mungkin terjadi di lingkungan bersuhu 2C di bawah suhu tubuh normal. Untuk menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi kulit khusus. Kulit ini mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada cuaca panas, untuk menjaga suhu tetap konstan. Apakah lelaki “mengen-dalikan” dan mengatur sendiri keseimbangan rumit ini? Tentu tidak. Ia bahkan tidak menyadari hal ini. Para pengingkar penciptaan hanya dapat mengatakan, ini adalah “fungsi tubuh manusia yang belum diketahui”. Definisi “fungsi yang belum diketahui” hanyalah “sekadar nama”.
Sperma diproduksi dalam buah pelir dengan laju produksi 1000 per menit. Sel ini memiliki desain khusus untuk perjalanannya menuju indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah ia “menge-nal” tempat itu. Sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Ekornya membantunya bergerak bagai ikan menuju rahim.
Bagian kepalanya, yang mengandung sebagian kode genetis bayi, ditutupi perisai pelindung khusus. Fungsi perisai ini terungkap di pintu masuk rahim ibu: di sini lingkungannya sangat asam. Jelas, sperma ditutupi dengan perisai pelindung oleh “seseorang” yang tahu tentang keasaman ini. (Kondisi lingkungan asam ini bertujuan melindungi sang ibu dari mikroba).
Yang diejakulasikan ke dalam rahim tidak hanya jutaan sperma. Air mani adalah campuran berbagai macam cairan. Al Quran menegaskan fakta ini dalam ayat berikut:
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al Insaan, 76: 1-2) !
Cairan dalam air mani ini berisi gula, untuk memberi energi yang dibutuhkan sperma. Di samping itu, komposisi utamanya memiliki beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu masuk ke rahim dan menjaga kelicinan medium untuk pergerakan sperma. (Di sini sekali lagi terlihat bahwa dua wujud yang berbeda dan saling independen, diciptakan saling cocok). Spermatozoa menempuh perjalanan sulit di dalam rahim ibu hingga mencapai sel telur. Betapapun mereka bertahan, kurang-lebih hanya seribu dari sekitar 200-300 juta spermatozoa yang mencapai sel telur.
Sel Telur
Jika sperma didesain sesuai dengan sel telur, sel telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada medium yang sama sekali berbeda…. Tanpa sepengetahuan perem-puan, sel telur yang telah matang di indung telur ditinggalkan di rongga perut, kemudian tertangkap oleh lengan-lengan pada ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu, sel telur mulai bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel telur ini besarnya hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu di dalam tuba falopii. Di sini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan bantuan cairan ini, sperma-tozoa menemukan lokasi sel telur. Kita harus menyadari bahwa tatkala kita mengatakan sel telur “mulai mengeluarkan”, kita tidak sedang mem-bicarkan manusia atau suatu makhluk sadar. Hal ini tidak dapat dijelas-kan melalui konsep kebetulan, bahwa massa protein mikroskopis “me-mutuskan” tindakan itu “dengan sendirinya”, kemudian “mempersiap-kan” dan mengeluarkan senyawa kimia untuk menarik spermatozoa kepadanya. Ini merupakan bukti bahwa ada sebuah perancangan dalam proses ini.
Singkatnya, sistem reproduksi tubuh didesain untuk mempersatu-kan sel telur dan sperma. Ini berarti bahwa sistem reproduksi perempuan diciptakan sesuai dengan kebutuhan spermatozoa dan spermatozoa diciptakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan di dalam tubuh wanita.
Pertemuan Sperma dan Sel Telur
Ketika spermayang akan membuahi sel telursemakin mendekati sel telur, sel telur kembali “memutuskan” untuk mengeluarkan suatu cairan, yang disiapkan khusus bagi sperma, untuk melarutkan perisai perlindungan sperma. Akibatnya, terbukalah kantung enzim pelarut pada ujung sperma, yang dibuat secara khusus untuk sel telur. Ketika sperma mencapai sel telur, enzim-enzim ini melubangi membran sel telur dan memungkinkan sperma masuk. Spermatozoa di sekeliling telur mulai berebut masuk, tetapi biasanya hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tahapan ini sangatlah mena-rik. Dalam Al Quran, dinyatakan bahwa manusia dibuat dari saripati cairan hina, yaitu air mani.
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).” (QS. As-Sajadah, 32: 8) !
Sebagaimana diungkapkan ayat tersebut, bukan cairan yang membawa spermatozoa itu yang membuahi telur, mela-inkan “saripatinya” saja. Sari-pati tersebut adalah sperma di dalamnya, yang menjadi agen pembuahan, atau lebih tepat lagi, kromo-som di dalam sperma tersebut, yang merupakan “saripati” sperma.
Ketika sel telur membiarkan satu sperma masuk, sperma lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan listrik yang terbentuk di sekeliling sel telur. Wilayah di sekeliling telur bermuatan negatif (-) dan begitu sperma pertama menembus sel telur, muatan ini berubah menjadi positif (+). Oleh karena itu, sel telur tersebut, yang kini bermuatan sama dengan spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka.
Ini berarti muatan listrik kedua zat tersebut, yang terbentuk secara independen dan terpisah, juga bersesuaian.
Akhirnya, bergabunglah DNA laki-laki di dalam sperma dan DNA perempuan di dalam sel telur. Sekarang terdapat benih pertama, sel pertama dari manusia baru, di dalam kandungan ibu: zigot.
Segumpal Darah yang Melekat pada Rahim …
Saat sperma dari laki-laki bersatu dengan sel telur dari perempuan, inti dari bayi yang akan dilahirkan mulai terbentuk. Sel tunggal ini, yang dalam biologi dikenal dengan istilah “zigot”, akan segera mulai berkem-bang dengan melakukan pembelahan sel, dan akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak mengha-biskan masa pertumbuhannya dalam kehampaan. Zigot melekat pada rahim, bagaikan akar yang menancap kuat ke bumi melalui sulurnya. Melalui ikatan ini, zigot memperoleh zat gizi yang pen-ting bagi pertumbuhannya dari tubuh sang ibu.
Perincian seperti ini tak mungkin di-ketahui tanpa pengetahuan fisiologi yang memadai. Jelas, berabad-abad lalu tidak ada seorang pun yang menguasai ilmu seperti itu. Tapi sungguh menarik, Allah selalu menyebut zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu sebagai “segumpal darah” dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Pa-ling Pemurah.” (QS. Al 'Alaq, 96: 1-3) !
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiar-kan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)? Bu-kankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi se-gumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakan-nya, lalu Allah menjadikan darinya sepasang; laki-laki dan perem-puan.” (QS. Al Qiyaamah, 75: 36-39) !
Dalam bahasa Arab, arti kata “'alaq” atau “segumpal darah” adalah “benda yang melekat pada suatu tempat”. Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling tepat untuk menggam-barkan zigot yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap makan-an darinya.
Masih banyak ayat Al Quran yang mengungkap tentang zigot ini. Dengan menempel pada rahim secara sempurna, zigot pun mulai tum-buh. Sementara itu, rahim sang ibu dipenuhi dengan “cairan amnion” yang melingkupi zigot. Fungsi terpenting cairan amnion bagi pertum-buhan bayi adalah melindungi si bayi dari “serangan” dari luar. Dalam Al Quran, fakta ini diungkapkan sebagai berikut:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim).” (QS Al Mursalat, 77: 20-21) !
Semua informasi Al Quran tentang pembentukan manusia ini mem-perlihatkan bahwa Al Quran berasal dari sebuah sumber yang mengeta-hui masalah ini hingga hal yang sekecil-kecilnya. Sekali lagi, ini membuk-tikan bahwa Al Quran adalah firman Allah.
Sementara itu, embrio yang awalnya mirip gel, mulai berubah seiring waktu. Dalam struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang keras untuk membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel, yang mulanya semua sama, mulai terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap cahaya, sel saraf yang peka terhadap panas, dingin, dan sakit, dan sel yang peka terhadap getaran suara. Apakah sel-sel itu sendiri yang menentukan perbedaan-perbedaan ini? Apakah mereka sendiri yang pertama kali memutuskan untuk membentuk hati atau mata ma-nusia, kemudian menuntaskan tugas yang luar biasa ini? Ataukah di lain pihak, mereka telah diciptakan dengan tepat untuk tujuan-tujuan ini? Kearifan, kecerdasan, dan jiwa pasti akan membenarkan alternatif kedua.
Pada akhir proses, setelah sang bayi tumbuh sempurna di dalam rahim ibu-nya, ia lalu lahir ke dunia. Kini bayi itu 100 juta kali lebih besar dan 6 miliar kali lebih berat daripada wujud awalnya.
Inilah kisah awal mula kehidupan manusia, bukan makhluk lain. Jadi, apa yang lebih penting bagi manusia selain mengetahui tujuan penciptaan yang menakjubkan ini?
Sangat tidak logis bila kita berpikir bahwa semua fungsi kompleks ini terjadi “atas kemauan sendiri”. Tidak ada seorang pun yang memiliki kekuatan untuk menciptakan dirinya sendiri, menciptakan orang lain, atau menciptakan benda lain. Allah-lah yang menciptakan semua kejadian yang telah dijelaskan tadi, pada setiap saat terjadinya, setiap detiknya, dan setiap tahapannya.
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perem-puan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan seka-li-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11) !
Tubuh kita, yang terbentuk hanya dari “setetes mani”, berubah men-jadi manusia yang memiliki jutaan keseimbangan yang rumit. Meskipun tidak kita sadari, di dalam tubuh kita terdapat sistem yang teramat kom-pleks dan rumit, yang membantu kita bertahan hidup. Semua sistem ini dirancang dan dioperasikan hanya oleh Sang Pemilik dan Pencipta kita, yakni Allah, untuk menyadarkan kita bahwa “kita diciptakan”.
Manusia diciptakan oleh Allah. Sejak diciptakan, manusia tidak per-nah “dibiarkan tanpa pengaturan atau tanpa tujuan”.
Air Susu Ibu...
Bagaimana manusia yang baru lahiryang sebelumnya berubah bentuk dari sperma menjadi bayidiberi makan? Hal ini merupakan keajaiban tersendiri. Air susu ibu (ASI) adalah gizi terbaik, dan air susu ini tidak dihasilkan atas bantuan sang ibu ataupun bantuan orang lain.
Berkat zat gizi yang dikandungnya, air susu ibu adalah sumber ma-kanan unggul bagi bayi yang baru lahir, sekaligus zat yang meningkatkan daya tahan ibu dan bayi terhadap penyakit. Para dokter sepakat bahwa makanan buatan hanya boleh diberikan bila ASI tidak mencukupi, dan bayi harus diberi ASI terutama pada bulan-bulan pertama. Sekarang, mari kita lihat keistimewaan ASI ini:
- Hal yang paling menarik adalah kadar ASI bisa berubah sesuai dengan fase-fase pertumbuhan bayi. Jumlah kalori dan zat gizi berubah berdasarkan keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir prematur ataukah tepat waktu. Bila bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein ASI lebih tinggi daripada kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur membutuhkan kalori lebih banyak.
- Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi, seperti anticore atau sel pertahanan tubuh, tersedia dalam ASI. Bagaikan tentara bayaran, mereka mempertahankan tubuh bayi yang sebenarnya asing bagi mereka, dan melindungi sang bayi dari musuh.
- ASI merupakan antibakteri. Bakteri bisa tumbuh dalam susu biasa yang disimpan pada suhu kamar selama enam jam. Namun, tidak ada bakteri yang muncul dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan jangka waktu yang sama.
- ASI melindungi bayi dari penyakit arterios-klerosis.
- ASI dapat dicerna bayi dengan cepat.
Kita tahu bahwa tak satu pun makanan hasil racikan para ahli gizi di laboratorium modern yang memiliki manfaat sebanyak ASI. Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan, “Siapakah yang membuat ASI dalam tubuh seorang ibu, padahal ia sendiri pun tidak menyadari proses pembuatannya, dan kualitasnya jauh lebih unggul daripada buatan laboratorium?” Sudah sangat jelas, ASI dibuat oleh Sang Pencipta si bayi yang membutuhkan susu ini.…
Makalah Ijtihad
BAB I
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, bahwa hanya dengan petunjuk dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dan sampai dihadapan para pembaca yang berbahagia. Semoga kiranya memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Pada era globalisasi dan informasi saat ini, yang ditandai semakin menipis dan hilangnya batas pemisah antara nilai-nilai dan lingkungan budaya bangsa, yang diikuti dengan kecendrungan bentuk nilai budaya yang bersifat universal, tanpaknya studi tentang ijtihad ini sangan urgen sekali dalam kehidupan kita saat ini, baik dalam kalangan Islam sendiri maupun diluar Islam pada umumnya.
Suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa nilai-nilai dan system budaya yang ada dilingkungan umat Islam telah kehilangan daya dinamikanya dan menjadi mandek, sehingga tidak mampu mewujudkan peran dan fungsinya sebagai rahmatan lil’alamin.
Sebagaimana pepatah megatakan tiada gading yang tak retak, maka makalah ini pun tentunya tiada terbebas dari kekurangan dan kelemahan didalamnya. Namun penulis berusaha untuk meminimalkannya. Untuk itu penulis minta maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur sapa serta saran-saran penyempurnaan, agar kelemahandan kekurangan yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaatnya bagi perkembangan Islam pada umumnya, Amin.
Paiton, 11 April 2009
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IJTIHAD
Kata Ijtihad secara etimologi berarti bersungguh-sungguh dalam menggunakan tenaga baik fisik maupun pikiran. Seperti dikemukakan Imam Ghazali, biasanya tidak digunakan kecuali pada hal yang mengandung kesulitan. Oleh karena itu, tidak di sebut berijtihad jika hanya mengangkat hal-hal yang ringan, seperti mangangkat sebiji sawi.
Menurut Abu Zahrah yang dimaksud dengan ijtihad adalah “mencurahkan seluruh kemampuan secara maksimal, baik untuk meng-istinbat-kan hukum syara’, maupun dalam penerapannya”. Dari definisi ini, ijtihad terbagi kepada dua macam, yaitu ijtihad untuk membentuk atau meng-istinbat-kan hukum dari dalilnya dan ijtihad untuk menerapkannya. Menurut Abu Zahrah, ijtihad bentuk pertama itu unntuk meng-istinbat-kan hukum dari dalilnya. Menurut jumhur ulama’ Ushul Fiqh, pada masa tertentu mungkin terjadi kevakuman dari ijtihad seperti ini bilamana hasil ijtihad di masa lampau masih dianggap cukup untuk menjawab masalah-masalah yang muncul di kalangan umat Islam. Menurut kalangan hanabila, tidak ada satu masa yang boleh kosong dari kegiatan ijtihad seperti ini karena selalu banyak masalah-masalah baru yang harus dijawab.
B. URGENSI DAN KEDUDUKAN IJTIHAD
Setiap muslim pada dasarnya diharuskan untuk berijtihad pada semua bidang hukum dan syari’ah, asalkan dia mempunyai kriteria dan syarat sebagai seorang mujtahid. Para ulama’ membagi hukum untuk melakukan ijtihad dengan tiga bagian, yaitu :
1. Wajib ain, yaitu bagi mereka yang dimintai fatwa hukum mengenai suatu peristiwa yang terjadi, dan ia khawatir peristiwa itu lenyap tanpa ada kepastian hukumnya, atau dia sendiri mengalami peristiwa dan ia ingin mengetahui hukumnya.
2. Wajib Kifayah, yaitu bagi mereka yang dimintai fatwa hukum mengenai suatu peristiwa yang tidak dikhawatirkan lenyap peristiwa itu, sedang selain dia masih terdapat mujtahid-mujtahis lainnya. Maka apabila kesemua mujtiahid itu tidak ada yang melakukan ijtihad, maka mereka berdosa semua.
3. Sunnah, yaitu apabila melakukan ijtihad mengenai masalah-masalah yang belum atau tidak terjadi.
Abu Bakar al-Baqilani menyatakan bahwa setiap ijtihad harus diorientasikan kepada tajdid (pembaruan) karena setiap periode memiliki ciri sendiri sehingga menentukan perubahan hukum. Sedang Abd. Al-Syakur dalam “Muslimat al-Tsubut” mengharuskan ijtihad selalu mengacu pada perubahan dan pembaruan yang bertujuan mencari kebenaran. Nabi bersabda :
“Sesungguhnya Allah SWT. mengutus pada umat disetiap ujung periode (seratus tahun)” seoarang yang membarui agama (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah)
Lebih lanjut, urgensi ijtihad dapat dilihat dari fungsi ijtihad itu sendiri yang terbagi atas tiga macam, yaitu :
1. Fungsi al-ruju’ atau al-i’dah (kembali), yaitu mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada sumber pokok, yakni Al-Qur’an dan sunnah Shahihah dari segala interpretasi yang dimugkinkan kurang relevan.
2. Fungsi Al-Ihya’ (kehidupan), yaitu menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai dan semangat ajaran Islam agar mampu menjawab dan mengahadapi tantangan zaman, sehingga Islam mampu sebagai furqon, hudan, dan rahmatil lil’alamin.
3. Fungsi al-Inabah (pembenahan), yakni membenahi ajaran-ajaran Islam yang telah diijtihadi oleh ulama’ terdahulu dan dimungkinkan adanya keslahan menurut konteks zaman, keadaan, dan tempat yang kini kita hadapi.
Untuk mengembangkan lembaga ijtihad, maka perlu upaya dan langkah-langkah khusus, misalnya dengan memasyarakatkan pendapat bahwa pintu ijtihad masih terbuka, serta menggalakkan bahwa orang Islam tidak harus terikat satu madzhab dan mengembangkan toleransi dalam bermadzhab dengan cara mencari pendapat yang paling sesuai dengan kemaslahatan.
C. DASAR HUKUM IJTIHAD
Banyak alasan yang menunjukkan kebolehan melakukan ijtihad. Antara lain :
1. Surat An-Nisa’ ayat 59 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Artinya : Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Perintah mengembalikan sesuatu yang diperbedakan kepada Al-qur’an dan sunah, menurut Ali Hasaballah, adalah peringatan agar orang tidak mengikuti hawa nafsunya, dan mewajibkan untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya dengan jalan ijtihad dalam membahas kandungan ayat atau hadits yang baragkali tidak mudah untuk dijangkau begitu saja, atau berijtihad dengan menerapkan kaidah-kaidah umum yang disimpulkan dari Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah.
D. FUNGSI IJTIHAD
Imam Syafi’i ra. (150 H – 204 H), penyusun pertama Ushul Fiqh, dalam bukunya Ar-Risalah, ketika menggambarkan kesmepurnaan Al-Qur’an menegasakan : ”Maka tidak terjadi suatu peristiwapun pada seorang pemeluk agama Allah, kecuali dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk tentang hukumnya”.
Pernyataan Imam Syafi’i diatas, menggambarkan betapa pentingnya kedudukan ijtihad di samping Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah. Ijtihad berfungsi baik untuk menguji kebenaran riwayat hadits yang tidak sampai ke tingkat Hadits Mutawatir seprti hadits ahad, atau sebagai upaya memahami redaksi ayat atau hadits yang tidak tegas pengertiannya sehingga tidak langsung dapat dipahami kecuali dengan ijtihad, dan berfungsi untuk mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah seperi dengan qiyas, istihsan, dan maslahah mursalah. Hal yang disebut terakhir ini, yaitu pengembangan prinsip-prinsip hukum dalam al-Qur’an dan Sunnah adalah penting, karena dengan itu ayat-ayat dan hadits-hadits hukum yang sangat terbatas jumlahnya itu dapat menjawab berbagai permasalahan ang tidak terbatas jumlahnya.
E. LAPANGAN IJTIHAD
Para ulama’ Ushul Fiqh sepakat bahwa ayat-ayat atau hadits Rosulullah yang tidak sudah diragukan lagi kepastiannya (qath’i) datang dari Allah dan Rosulnya, seperti Al-Qur’an dan hadits mutawatir (hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang yang tidak mungkin berbohong), bukan lagi merupakan lapangan ijtihad dari segi periwayatannya.
Demikian pula para ulama’Ushul Fiqh telah sepakat bahwa ijtihad tidak lagi diperlukan pada ayat-ayat atau hadits yang menjelaskan hukum secara tegas dan pasti. Wahba az-Zuhaili menegaskan tidak dibenarkan berijtihad pada hukum-hukum yag sudah ada keterangannya secara tegas dan pasti dalam Al-Qur’an dan sunnah. Misalnya kewajiban melakukan sholat lima waktu, kewajiban berpuasa, zakat, haji, dan lain-lain yang telah ditegaskan dalam Al-Qur’an dan sunnah. Adapaun yang menjadi lapangan ijtihad, seperti dikemukakan oleh Abdul Wahab Khallaf, adalah masalah-masalah yang tidak pasti (zhanni) baik dari segi datangnya dari Rosulullah, atau dari segi pengertiannya, yang dikategorikan pada tiga macam :
1. Hadits Ahad, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang atau beberapa orang yang tidak sampai ketingkat Hadits Mutawatir. Hadits Ahad dari segi kepastian datangnya dari Rosulullah hanya sampai ketingkat dugaan kuat dalam arti tidak menutup kemungkinan adanya pemalsuan meskipun sedikit. Dalam hal ini seorang mujtahid perlumelakkan ijtihad dengan cara meneliti kebanaran periwayatannya.
2. Lafal-lafal redaksi Al-Qur’an atau Hadits yang menunjukkan pengertian lain selain yang cepat ditangkap ketika mendengar bunyi lafal atau redaksi itu. Ayat-ayat atau hadits-hadits yang tidak tegas pengertiannya ini menjadi lapangan ijtihad dalam upaya memahami maksudnya. Fungsi ijtihad disini adalah untuk mengetahui makna sebenarnya yang dimaksud oleh suatu teks. Dan hal ini sering membawa kepada perbedaan pendapat ulama’ dalam menetapkan hukum.
3. Masalah-masalah yang tidak ada teks ayat atau hadits dan tida pula ada ijma’ yang menjelaskan hukumnya. Dalam hal ini ijtihad memainkan peranannya yang amat penting dalam rangka mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang terdapat dalam al-qur’an da sunnah. Fungsi ijtihad di sini adalah untuk meneliti dan menemukan hukumnya lewat tujuan hukum, seperti dengan qiyas, istihsan, maslahah mursalah, ‘uruf, istishab, dan sanad al-zari’ah. Di sini terbuka kemungkinan luas untuk berbeda pendapat.
F. SYARAT-SYARAT SEORANG MUJTAHID
Ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang mujtahid yaitu diantaranya :
1. Mengerti dengan makna-makna yang dikandung oleh ayat-ayat hukum dalam al-qur’an baik secara bahasa maupun menurut istilah syari’at. Tidak perlu menghafal diluar kepala dan tidak perlu pula seluruh al-qur’an. Seorang mujtahid cukuo mengetahui tempat-tempat di mana ayat hukum itu berada sehingga mudah baginya menemukan waktu yang dibutuhkan.
Menurut Imam Al-Ghazali, jumlah ayat-ayat hukum yang perlu dikuasai itu sekitar 500 ayat. Namun pembatasan jumlah ayat-ayat yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali sebagian ulama’ tidak menyepakati. Al-Syaukani (w. 1255 H) umpamanya menyebutkan bahwa ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an berlipat ganda dari jumlah yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali itu.
2. Mengetahui tentang hadis-hadis hukum baik secara bahasa maupun penmakaian syara’, seperti yang telah diuaraikan pada syarat pertama. Seperti halnya Al-Qur’an, maka dalam mascalah hadis juga tidak mesti di hafal seluruh hadis yang berhubungan dengan hukum, tetapi cukup adanya pengetahuan di mana hadis- hukum yang dapat di jangkau bilamana diperlukan. Menurut sebagian ulama misalnya Ibnu- Arabi (w.543 H), ahli tafsir dari kalangan malikiyah, seperti dinukil wahbah az-zuyhaili, jumlah hadis sekitar 3000 hadis, sedangkan menurut riwayat dari Ahmad bin hambal bahwa hadis-hadis hukum sekitar 1200 hadis.
3. mengetahui tentang mana ayat atau hadis yang telah di-mansukh (telah dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Allah atau Rarul-nya), dan mana ayat atau hadis yang me-nasakh atau sebagai penggantinya. Pengetahuan seperti ini di perlukan, agar seorang mujtahid tidak mengambil kesimpulan dari ayat atau hadis yang sudah dinyatakan tidak lagi berlaku.
4. memepunyai pengetahuan tentang masalah-masalah yang sudah terjadi ijma’tentang hukum dan mengetahui tempat-tempatnya. Pengetahuan ini diperlukan agar seorang mujtashid dalam ijtihadnya tidak menyalahi hukum yang telah disepakati ulama.
G. TINGKATAN-TINGKATAN IJTIHAD
Abu Zahra membagi mujtahid kepada beberapa tingkat, yaitu antara lain :
1. Mujtahid Mustaqil (independen) yaitu tinkat tertinggi, oleh Abu Zahra disebut juga dengan sebagai al-Mujtahid fil al-Syar’I, atau disebut juga dengan Mujtahid Mutlaq.
2. Mujtahid Muntasib, yaitu mujtahid yang dalam masalah Ushul Fiqh, meskipun dari segi kemampuannya ia mampu merumuskannya, namun tetap berpegang kepada Ushul Fiqh salah seorang mujtahid mustaqil, seperti berpegang kepada Ushul Fiqh Abu Hanifah, akan tetapi, mereka bebas dalam berijtihad, tanpa terikat dengan salah seorang mujtahid mustaqil.
3. Mujtahid fil al-Mazhab, yaitu tingkat mujtahid yangdalam Ushul Fiqh dan furu’ bertaklid kepada imam mujtahid karena mereka mereka berijtihad meng-istinbat-kan hukum pada permasalahan yang tidak ditemukan dalam buku-buku mazhab imam mujtahid yang menjadi panutannya.meraka tidak lagi melakukan ijtihad pada masalah-masalah yang telah ditegaskan hukumnya dalam buku-buku fikih mazhabnya.
4. Mujtahid fi at-Tarjih, yaitu mujtahid yang kegiatannya buka meng-istinbat-kan hukum tetapi terbatas memperbandingkan berbagai mazhab atau pendapat, dan mempunyai kemampuan untuk mentarjih atau memilih salah satu pendapat terkuat dari pendapat-pendapat yang ada, dengan menggunakan metode tarjih yang telah dirumuskan oleh ulama-ulama sebelumnya. Dengan metode itu, ia sanggup melaporkan dimana kelemahan dalil yang dipakai dan diman keunggulannya.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, bahwa hanya dengan petunjuk dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dan sampai dihadapan para pembaca yang berbahagia. Semoga kiranya memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Pada era globalisasi dan informasi saat ini, yang ditandai semakin menipis dan hilangnya batas pemisah antara nilai-nilai dan lingkungan budaya bangsa, yang diikuti dengan kecendrungan bentuk nilai budaya yang bersifat universal, tanpaknya studi tentang ijtihad ini sangan urgen sekali dalam kehidupan kita saat ini, baik dalam kalangan Islam sendiri maupun diluar Islam pada umumnya.
Suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa nilai-nilai dan system budaya yang ada dilingkungan umat Islam telah kehilangan daya dinamikanya dan menjadi mandek, sehingga tidak mampu mewujudkan peran dan fungsinya sebagai rahmatan lil’alamin.
Sebagaimana pepatah megatakan tiada gading yang tak retak, maka makalah ini pun tentunya tiada terbebas dari kekurangan dan kelemahan didalamnya. Namun penulis berusaha untuk meminimalkannya. Untuk itu penulis minta maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur sapa serta saran-saran penyempurnaan, agar kelemahandan kekurangan yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaatnya bagi perkembangan Islam pada umumnya, Amin.
Paiton, 11 April 2009
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IJTIHAD
Kata Ijtihad secara etimologi berarti bersungguh-sungguh dalam menggunakan tenaga baik fisik maupun pikiran. Seperti dikemukakan Imam Ghazali, biasanya tidak digunakan kecuali pada hal yang mengandung kesulitan. Oleh karena itu, tidak di sebut berijtihad jika hanya mengangkat hal-hal yang ringan, seperti mangangkat sebiji sawi.
Menurut Abu Zahrah yang dimaksud dengan ijtihad adalah “mencurahkan seluruh kemampuan secara maksimal, baik untuk meng-istinbat-kan hukum syara’, maupun dalam penerapannya”. Dari definisi ini, ijtihad terbagi kepada dua macam, yaitu ijtihad untuk membentuk atau meng-istinbat-kan hukum dari dalilnya dan ijtihad untuk menerapkannya. Menurut Abu Zahrah, ijtihad bentuk pertama itu unntuk meng-istinbat-kan hukum dari dalilnya. Menurut jumhur ulama’ Ushul Fiqh, pada masa tertentu mungkin terjadi kevakuman dari ijtihad seperti ini bilamana hasil ijtihad di masa lampau masih dianggap cukup untuk menjawab masalah-masalah yang muncul di kalangan umat Islam. Menurut kalangan hanabila, tidak ada satu masa yang boleh kosong dari kegiatan ijtihad seperti ini karena selalu banyak masalah-masalah baru yang harus dijawab.
B. URGENSI DAN KEDUDUKAN IJTIHAD
Setiap muslim pada dasarnya diharuskan untuk berijtihad pada semua bidang hukum dan syari’ah, asalkan dia mempunyai kriteria dan syarat sebagai seorang mujtahid. Para ulama’ membagi hukum untuk melakukan ijtihad dengan tiga bagian, yaitu :
1. Wajib ain, yaitu bagi mereka yang dimintai fatwa hukum mengenai suatu peristiwa yang terjadi, dan ia khawatir peristiwa itu lenyap tanpa ada kepastian hukumnya, atau dia sendiri mengalami peristiwa dan ia ingin mengetahui hukumnya.
2. Wajib Kifayah, yaitu bagi mereka yang dimintai fatwa hukum mengenai suatu peristiwa yang tidak dikhawatirkan lenyap peristiwa itu, sedang selain dia masih terdapat mujtahid-mujtahis lainnya. Maka apabila kesemua mujtiahid itu tidak ada yang melakukan ijtihad, maka mereka berdosa semua.
3. Sunnah, yaitu apabila melakukan ijtihad mengenai masalah-masalah yang belum atau tidak terjadi.
Abu Bakar al-Baqilani menyatakan bahwa setiap ijtihad harus diorientasikan kepada tajdid (pembaruan) karena setiap periode memiliki ciri sendiri sehingga menentukan perubahan hukum. Sedang Abd. Al-Syakur dalam “Muslimat al-Tsubut” mengharuskan ijtihad selalu mengacu pada perubahan dan pembaruan yang bertujuan mencari kebenaran. Nabi bersabda :
“Sesungguhnya Allah SWT. mengutus pada umat disetiap ujung periode (seratus tahun)” seoarang yang membarui agama (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah)
Lebih lanjut, urgensi ijtihad dapat dilihat dari fungsi ijtihad itu sendiri yang terbagi atas tiga macam, yaitu :
1. Fungsi al-ruju’ atau al-i’dah (kembali), yaitu mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada sumber pokok, yakni Al-Qur’an dan sunnah Shahihah dari segala interpretasi yang dimugkinkan kurang relevan.
2. Fungsi Al-Ihya’ (kehidupan), yaitu menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai dan semangat ajaran Islam agar mampu menjawab dan mengahadapi tantangan zaman, sehingga Islam mampu sebagai furqon, hudan, dan rahmatil lil’alamin.
3. Fungsi al-Inabah (pembenahan), yakni membenahi ajaran-ajaran Islam yang telah diijtihadi oleh ulama’ terdahulu dan dimungkinkan adanya keslahan menurut konteks zaman, keadaan, dan tempat yang kini kita hadapi.
Untuk mengembangkan lembaga ijtihad, maka perlu upaya dan langkah-langkah khusus, misalnya dengan memasyarakatkan pendapat bahwa pintu ijtihad masih terbuka, serta menggalakkan bahwa orang Islam tidak harus terikat satu madzhab dan mengembangkan toleransi dalam bermadzhab dengan cara mencari pendapat yang paling sesuai dengan kemaslahatan.
C. DASAR HUKUM IJTIHAD
Banyak alasan yang menunjukkan kebolehan melakukan ijtihad. Antara lain :
1. Surat An-Nisa’ ayat 59 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Artinya : Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Perintah mengembalikan sesuatu yang diperbedakan kepada Al-qur’an dan sunah, menurut Ali Hasaballah, adalah peringatan agar orang tidak mengikuti hawa nafsunya, dan mewajibkan untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya dengan jalan ijtihad dalam membahas kandungan ayat atau hadits yang baragkali tidak mudah untuk dijangkau begitu saja, atau berijtihad dengan menerapkan kaidah-kaidah umum yang disimpulkan dari Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah.
D. FUNGSI IJTIHAD
Imam Syafi’i ra. (150 H – 204 H), penyusun pertama Ushul Fiqh, dalam bukunya Ar-Risalah, ketika menggambarkan kesmepurnaan Al-Qur’an menegasakan : ”Maka tidak terjadi suatu peristiwapun pada seorang pemeluk agama Allah, kecuali dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk tentang hukumnya”.
Pernyataan Imam Syafi’i diatas, menggambarkan betapa pentingnya kedudukan ijtihad di samping Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah. Ijtihad berfungsi baik untuk menguji kebenaran riwayat hadits yang tidak sampai ke tingkat Hadits Mutawatir seprti hadits ahad, atau sebagai upaya memahami redaksi ayat atau hadits yang tidak tegas pengertiannya sehingga tidak langsung dapat dipahami kecuali dengan ijtihad, dan berfungsi untuk mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah seperi dengan qiyas, istihsan, dan maslahah mursalah. Hal yang disebut terakhir ini, yaitu pengembangan prinsip-prinsip hukum dalam al-Qur’an dan Sunnah adalah penting, karena dengan itu ayat-ayat dan hadits-hadits hukum yang sangat terbatas jumlahnya itu dapat menjawab berbagai permasalahan ang tidak terbatas jumlahnya.
E. LAPANGAN IJTIHAD
Para ulama’ Ushul Fiqh sepakat bahwa ayat-ayat atau hadits Rosulullah yang tidak sudah diragukan lagi kepastiannya (qath’i) datang dari Allah dan Rosulnya, seperti Al-Qur’an dan hadits mutawatir (hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang yang tidak mungkin berbohong), bukan lagi merupakan lapangan ijtihad dari segi periwayatannya.
Demikian pula para ulama’Ushul Fiqh telah sepakat bahwa ijtihad tidak lagi diperlukan pada ayat-ayat atau hadits yang menjelaskan hukum secara tegas dan pasti. Wahba az-Zuhaili menegaskan tidak dibenarkan berijtihad pada hukum-hukum yag sudah ada keterangannya secara tegas dan pasti dalam Al-Qur’an dan sunnah. Misalnya kewajiban melakukan sholat lima waktu, kewajiban berpuasa, zakat, haji, dan lain-lain yang telah ditegaskan dalam Al-Qur’an dan sunnah. Adapaun yang menjadi lapangan ijtihad, seperti dikemukakan oleh Abdul Wahab Khallaf, adalah masalah-masalah yang tidak pasti (zhanni) baik dari segi datangnya dari Rosulullah, atau dari segi pengertiannya, yang dikategorikan pada tiga macam :
1. Hadits Ahad, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang atau beberapa orang yang tidak sampai ketingkat Hadits Mutawatir. Hadits Ahad dari segi kepastian datangnya dari Rosulullah hanya sampai ketingkat dugaan kuat dalam arti tidak menutup kemungkinan adanya pemalsuan meskipun sedikit. Dalam hal ini seorang mujtahid perlumelakkan ijtihad dengan cara meneliti kebanaran periwayatannya.
2. Lafal-lafal redaksi Al-Qur’an atau Hadits yang menunjukkan pengertian lain selain yang cepat ditangkap ketika mendengar bunyi lafal atau redaksi itu. Ayat-ayat atau hadits-hadits yang tidak tegas pengertiannya ini menjadi lapangan ijtihad dalam upaya memahami maksudnya. Fungsi ijtihad disini adalah untuk mengetahui makna sebenarnya yang dimaksud oleh suatu teks. Dan hal ini sering membawa kepada perbedaan pendapat ulama’ dalam menetapkan hukum.
3. Masalah-masalah yang tidak ada teks ayat atau hadits dan tida pula ada ijma’ yang menjelaskan hukumnya. Dalam hal ini ijtihad memainkan peranannya yang amat penting dalam rangka mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang terdapat dalam al-qur’an da sunnah. Fungsi ijtihad di sini adalah untuk meneliti dan menemukan hukumnya lewat tujuan hukum, seperti dengan qiyas, istihsan, maslahah mursalah, ‘uruf, istishab, dan sanad al-zari’ah. Di sini terbuka kemungkinan luas untuk berbeda pendapat.
F. SYARAT-SYARAT SEORANG MUJTAHID
Ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang mujtahid yaitu diantaranya :
1. Mengerti dengan makna-makna yang dikandung oleh ayat-ayat hukum dalam al-qur’an baik secara bahasa maupun menurut istilah syari’at. Tidak perlu menghafal diluar kepala dan tidak perlu pula seluruh al-qur’an. Seorang mujtahid cukuo mengetahui tempat-tempat di mana ayat hukum itu berada sehingga mudah baginya menemukan waktu yang dibutuhkan.
Menurut Imam Al-Ghazali, jumlah ayat-ayat hukum yang perlu dikuasai itu sekitar 500 ayat. Namun pembatasan jumlah ayat-ayat yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali sebagian ulama’ tidak menyepakati. Al-Syaukani (w. 1255 H) umpamanya menyebutkan bahwa ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an berlipat ganda dari jumlah yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali itu.
2. Mengetahui tentang hadis-hadis hukum baik secara bahasa maupun penmakaian syara’, seperti yang telah diuaraikan pada syarat pertama. Seperti halnya Al-Qur’an, maka dalam mascalah hadis juga tidak mesti di hafal seluruh hadis yang berhubungan dengan hukum, tetapi cukup adanya pengetahuan di mana hadis- hukum yang dapat di jangkau bilamana diperlukan. Menurut sebagian ulama misalnya Ibnu- Arabi (w.543 H), ahli tafsir dari kalangan malikiyah, seperti dinukil wahbah az-zuyhaili, jumlah hadis sekitar 3000 hadis, sedangkan menurut riwayat dari Ahmad bin hambal bahwa hadis-hadis hukum sekitar 1200 hadis.
3. mengetahui tentang mana ayat atau hadis yang telah di-mansukh (telah dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Allah atau Rarul-nya), dan mana ayat atau hadis yang me-nasakh atau sebagai penggantinya. Pengetahuan seperti ini di perlukan, agar seorang mujtahid tidak mengambil kesimpulan dari ayat atau hadis yang sudah dinyatakan tidak lagi berlaku.
4. memepunyai pengetahuan tentang masalah-masalah yang sudah terjadi ijma’tentang hukum dan mengetahui tempat-tempatnya. Pengetahuan ini diperlukan agar seorang mujtashid dalam ijtihadnya tidak menyalahi hukum yang telah disepakati ulama.
G. TINGKATAN-TINGKATAN IJTIHAD
Abu Zahra membagi mujtahid kepada beberapa tingkat, yaitu antara lain :
1. Mujtahid Mustaqil (independen) yaitu tinkat tertinggi, oleh Abu Zahra disebut juga dengan sebagai al-Mujtahid fil al-Syar’I, atau disebut juga dengan Mujtahid Mutlaq.
2. Mujtahid Muntasib, yaitu mujtahid yang dalam masalah Ushul Fiqh, meskipun dari segi kemampuannya ia mampu merumuskannya, namun tetap berpegang kepada Ushul Fiqh salah seorang mujtahid mustaqil, seperti berpegang kepada Ushul Fiqh Abu Hanifah, akan tetapi, mereka bebas dalam berijtihad, tanpa terikat dengan salah seorang mujtahid mustaqil.
3. Mujtahid fil al-Mazhab, yaitu tingkat mujtahid yangdalam Ushul Fiqh dan furu’ bertaklid kepada imam mujtahid karena mereka mereka berijtihad meng-istinbat-kan hukum pada permasalahan yang tidak ditemukan dalam buku-buku mazhab imam mujtahid yang menjadi panutannya.meraka tidak lagi melakukan ijtihad pada masalah-masalah yang telah ditegaskan hukumnya dalam buku-buku fikih mazhabnya.
4. Mujtahid fi at-Tarjih, yaitu mujtahid yang kegiatannya buka meng-istinbat-kan hukum tetapi terbatas memperbandingkan berbagai mazhab atau pendapat, dan mempunyai kemampuan untuk mentarjih atau memilih salah satu pendapat terkuat dari pendapat-pendapat yang ada, dengan menggunakan metode tarjih yang telah dirumuskan oleh ulama-ulama sebelumnya. Dengan metode itu, ia sanggup melaporkan dimana kelemahan dalil yang dipakai dan diman keunggulannya.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)