Leukosit, yang berjumlah sekitar satu triliun, membentuk pasukan pertahanan yang sangat khusus. Agen terpenting pasukan ini dan tugas yang mereka lakukan dalam perang melawan musuh dijelaskan berikut ini.
VIRUS
Virus, sebuah paket data genetik, bergantung pada lingkungannya agar dapat diaktifkan. Virus harus menggunakan mekanisme sel inang agar dapat bereproduksi.
MAKROFAG
Makrofag adalah penjaga dan sel pertahanan di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis partikel asing dalam darah. Jika menemui penyusup mikroskopis, ia memanggil sel T-pembantu ke tempat kejadian.
SEL T-PEMBANTU
Sel ini adalah administrator sistem kekebalan tubuh. Setelah mengenali musuh, ia pergi ke anak limpa dan kelenjar limpa, lalu memperingatkan sel lain untuk melawan agen penyakit.
SEL T-SITOTOKSIK
Setelah diperingatkan sel T-pembantu, sel ini menghancurkan sel-sel yang diduduki partikel asing dan sel kanker.
SEL B
Sel ini dianggap sebagai pabrik senjata biologis dan terdapat di anak limpa dan kelenjar limpa. Ketika diperingatkan sel T-pembantu, sel B memproduksi senjata kimia yang kuat, yang disebut antibodi.
ANTIBODI
Protein yang berbentuk huruf Y ini menempel pada agen penyakit, melumpuhkannya, dan mengubahnya menjadi target bagi sel pembunuh.
SEL T-SUPRESOR
Jenis ketiga sel T ini memperlambat atau menghentikan kegiatan sel T dan sel B. Ia menghentikans erangan setelah penyakit telah ditanggulangi.
SEL MEMORI
Sel pertahanan ini dibentuk setelah penyakit pertama sembuh. Dengan berdiam dalam tubuh selama bertahun-tahun, ia memastikan agar mekanisme kekebalan tubuh dapat diaktifkan secara pesat dan efektif ketika tubuh bertemu dengan agen penyakit yang sama.
1
PERANG DIMULAI
Ketika virus menyebar dalam tubuh, sebagian ditelan oleh makrofag. Makrofag membelah antibodi dari virus dan menempelkannya pada permukaan tubuh mereka sendiri. Hanya sedikit sekali dari jutaan sel T-pembantu, yang beredar dalam sistem peredaran darah, yang mampu “membaca” antibodi yang khusus ini. Sel T khusus yang menempel pada makrofag ini menjadi aktif.
2
SEL PERTAHANAN MENINGKAT
Saat sel T-pembantu diaktifkan, jumlahnya cenderung meningkat. Mereka lalu memperingatkan sel T-sitotoksik dan sel B, yang jumlahnya sedikit dan pekat terhadap virus musuh. Sementara jumlah sel B meningkat, sel T-pembantu memberi mereka isyarat untuk memproduksi antibodi.
3
KEKALAHAN PENYAKIT
Sementara itu, sebagian virus telah memasuki sel. Virus hanya dapat mereplikasi dirinya di dalam sel. Dengan senyawa kimia yang dikeluarkannya, sel T-sitotoksik membunuh sel-sel ini dengan mengebor membrannya, sehingga mencegah virus di dalam sel berproduksi. Dengan langsung menempel pada permukaan virus, antibodi menetralkannya, mencegahnya masuk ke dalam sel, dan memulai reaksi kimia yang akan menghancurkan sel yang diserang.
4
SETELAH PERANG
Setelah perang dimenangkan, sel T-supresor menghentikan seluruh sistem penyerangan. Sel B dan sel T-memori tetap berada dalam darah dan sistem limpa, agar dapat langsung diaktifkan, kalau-kalau bertemu dengan virus sejen
Harun Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar