Sebagaimana kita ketahui, masalah pertahanan selalu ditempatkan sebagai prioritas utama pada sebuah negara demi kelangsungan eksistensinya. Semua bangsa selalu mewaspadai semua gangguan internal maupun eksternal, serangan, perang, dan aksi teroris. Hal inilah yang menyebabkan besarnya alokasi anggaran biaya negara pada bidang pertahanan. Angkatan bersenjata harus dilengkapi dengan pesawat tempur, kapal laut, dan senjata paling mutakhir. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan pertahanan harus selalu berada dalam keadaan siap-siaga yang tinggi.
Tubuh manusia dikelilingi banyak musuh dan ancaman. Musuh itu adalah bakteri, virus, dan berbagai organisme mikroskopis lainnya. Mereka ada di mana-mana: di udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan lingkungan yang kita huni.
Yang tidak disadari oleh kebanyakan orang adalah bahwa tubuh manusia juga memiliki angkatan bersenjata tangguh yang bertempur melawan musuh. Angkatan bersenjata itu disebut sistem kekebalan tubuh. Sistem ini terdiri atas banyak “petugas” dan “tentara” dengan tugas yang berbeda-beda, terlatih secara khusus, menggunakan teknologi canggih, dan bertempur dengan senjata konvensional serta senjata kimia.
Setiap hari, bahkan setiap menit, terjadi pertempuran abadi antara sistem kekebalan tubuh dan pasukan musuh, tetapi kita tidak menya-darinya. Pertempuran ini bisa berupa pertempuran kecil-kecilan dan lo-kal, juga bisa peperangan pada sekujur tubuh kita. Peperangan ini biasa kita sebut penyakit.
Garis besar strategi peperangan ini hampir tidak pernah berubah. Pihak musuh berupaya mengelabui lawannya dengan menyamar saat menyerang ke dalam tubuh. Tubuh kita menugaskan pasukan penyelidik terlatih untuk mengenali musuh. Setelah musuh dikenali, diproduksilah senjata yang tepat untuk memusnahkan mereka. Kemudian, terjadilah pertempuran jarak dekat, kekalahan pihak musuh, gencatan senjata, dan pembersihan medan pertempuran. Langkah terakhir adalah penyim-panan semua data dan informasi tentang musuh sebagai pencegahan terhadap kemungkinan serangan selanjutnya….
Mari kita lihat lebih dekat jalannya peperangan ini:
Tubuh Manusia: Benteng yang Terkepung
Tubuh manusia dapat diumpamakan sebagai benteng yang terkepung oleh musuh. Musuh mencari segala macam cara untuk menyerbu benteng ini. Kulit merupakan tembok benteng ini.
Zat keratin dalam sel kulit merupakan rintangan yang tidak dapat ditembus bakteri dan jamur. Zat asing yang mencapai kulit tidak dapat melewati tembok ini. Selain itu, walaupun lapisan luar kulit yang mengandung keratin ini terus-menerus terkikis, kulit diperbarui lagi oleh kulit baru yang tumbuh di bawahnya. Dengan demikian, tamu tak diundang yang terjebak di antara lapisan kulit dibuang dari tubuh bersamaan dengan kulit mati, selama berlangsungnya proses pembaruan kulit dari dalam ke luar. Musuh hanya dapat masuk dari luka yang terjadi pada kulit.
Daerah Garis Depan
Salah satu jalan masuk virus ke dalam tubuh manusia adalah udara. Musuh dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang kita hirup. Akan tetapi, sekresi khusus dalam membran sel mukosa pada hidung dan unsur-unsur pertahanan dalam paru-paru yang mampu menelan sel (fagosit) akan menyambut musuh dan mengendalikan situasi sebelum bahaya meningkat. Enzim-enzim pencernaan dalam asam lambung dan usus dua belas jari juga dapat membasmi sejumlah besar mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Perang Sesama Musuh
Ada beberapa jenis mikroba yang telah menetap pada berbagai ba-gian tubuh manusia (misalnya kulit, lipatan kulit, mulut, hidung, mata, saluran pernapasan atas, saluran pencernaan, alat kelamin), tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Ketika mikroba asing memasuki tubuh, mikroba domestik ini meng-anggap habitatnya terancam dan tidak akan menyerahkannya begitu saja. Mereka bertempur mati-matian. Mikroba domestik ini adalah praju-rit profesional. Mereka mencoba melindungi wilayahnya demi kelang-sungan hidup. Dengan demikian, pertahanan tubuh kita yang kompleks ini diperkuat oleh bantuan mikroba domestik tersebut.
Tahap-Tahap Menuju Peperangan Besar
Bila penyusup mikroskopis yang masuk ke dalam tubuh dapat melumpuhkan pengawal di garis depan maupun bakteri domestik yang ada, genderang perang mulai ditabuh. Kemudian tubuh, dengan organi-sasi pertahanan yang tertata rapi, melakukan peperangan dengan taktik bertahan-dan-menyerang untuk melawan pasukan asing.
Proses peperangan yang dilakukan sistem pertahanan tubuh terdiri atas:
Pengenalan musuh.
Penguatan sistem pertahanan dan persiapan senjata untuk menyerang.
Penyerbuan dan pertempuran.
Pengentian peperangan dan kembali ke keadaan normal.
Sel yang pertama kali bertemu musuh adalah sel makrofag, yang memproduksi fagositosis, yang berfungsi menelan musuh. Sel-sel ini terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan perkelahian satu lawan satu. Mereka bagaikan pasukan infantri yang melakukan perang bayonet melawan unit-unit musuh dan berjuang jauh di garis depan.
Sel-sel makrofag juga berfungsi sebagai unit intelijen atau agen raha-sia. Mereka menyimpan sebagian potongan tubuh musuh yang telah dikalahkan. Potongan tubuh ini dipergunakan untuk mengenali musuh dan meneliti ciri-cirinya. Makrofag memberikan potongan ini kepada unit intelijen yang lain, sel T-messenger.
Tanda Bahaya
Bila suatu negara terlibat dalam perang, negara tersebut akan mengumumkan mobilisasi umum. Hampir seluruh sumber daya alam dan anggaran belanja negara digunakan untuk keperluan perang. Perekonomian ditata ulang, disesuaikan dengan kondisi negara yang tidak biasa ini dan seluruh negara terlibat dalam pergerakan ini. Dalam perang, tentara pertahanan tubuh akan melawan bersama-sama, tanda bahaya akan dikumandangkan. Tidakkah Anda ingin tahu bagaimana hal tersebut terjadi?
Bila musuh yang dihadapi lebih kuat, barisan pertahanan (makrofag) yang melancarkan serangan ini mengeluarkan senyawa khusus. Senyawa tersebut bernama “pirogen”, semacam panggilan tanda bahaya. Setelah menempuh perjalanan jauh, “pirogen” akan sampai di otak dan merangsang pusat peningkatan demam di otak. Selanjutnya, otak akan menghidupkan tanda bahaya di dalam tubuh dan orang tersebut akan terserang demam. Pasien yang demam tinggi secara alami akan merasa membutuhkan istirahat. Dengan beristirahat, energi yang dibutuhkan tentara pertahanan di dalam tubuh tidak dihabiskan oleh unsur tubuh yang lain. Sebagaimana kita lihat, suatu rencana dan rancangan yang sangat kompleks sedang berjalan.
Tentara yang Bertugas Mulai Beraksi
Perang antara pengacau mikroskopis dan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kompleks setelah terjadinya mobilisasi, yaitu kita jatuh sakit dan beristirahat di tempat tidur. Pada tahap ini, pasukan infantri (fagosit) dan pasukan kavaleri (makrofag) terbukti tidak cukup. Seluruh tubuh menyalakan tanda bahaya dan perang semakin memanas. Pada tahap ini, limfosit(sel-sel T dan B)turun tangan.
Tentara kavaleri (makrofag) menyam-paikan informasi yang dimilikinya menge-nai musuh kepada sel-sel T yang memban-tunya. Sel-sel kavaleri memanggil sel-sel T-sitotoksik dan sel-sel B ke medan perang. Mereka ini adalah petarung yang paling efektif dalam sistem kekebalan tubuh.
Produksi Persenjataan
Begitu sel-sel B mendapatkan informasi tentang musuh, mereka lang-sung membuat persenjataan. Senjata-senjata ini, seperti peluru balistik, dibuat khusus untuk menghancurkan musuh berdasarkan informasi yang diperoleh. Pembuatan senjata ini sangat sempurna, sehingga struk-tur tiga dimensi dari pengacau mikroskopis dan struktur tiga dimensi dari senjata yang dihasilkan sepenuhnya cocok. Kesesuaiannya seperti antara kunci dan gembok.
Antibodi maju mendekati musuh dan mengapitnya kuat-kuat. Sete-lah tahap ini, musuh dilumpuhkan, seperti tank menghancurkan meriam dan senapan. Kemudian, anggota lain sistem kekebalan tubuh akan datang dan membasmi musuh yang telah dilumpuhkan tersebut.
Di sini terdapat hal yang penting direnungkan: terdapat jutaan jenis musuh yang dihadapi sistem kekebalan tubuh. Sel-sel B dapat mempro-duksi senjata yang sesuai dengan semua jenis musuh, apa pun jenisnya. Ini berarti sistem kekebalan tubuh secara alami memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi kunci yang sesuai dengan jutaan jenis gembok. Sel-sel yang tidak mempunyai kesadaran ini memiliki ke-mampuan untuk membuat jutaan jenis antibodi, dan mereka meng-gunakannya dengan baik. Hal ini membuktikan adanya penciptaan oleh sang Pemilik kekuasaan yang sangat tinggi.
Lebih jauh lagi, sistem ini sangat rumit. Pada saat sel-sel B menghan-curkan musuh dengan senjata balistik yang dimilikinya, sel-sel T-sitotok-sik juga sedang berjuang dalam perang sengit melawan musuh. Bila virus-virus memasuki suatu sel, virus-virus tersebut dapat bersembunyi dari senjata yang dihasilkan oleh sel-sel B. Sel T-sitotoksik dapat menemu-kan sel-sel sakit tempat musuh menyamar dan bersembunyi, lalu meng-hancurkan mereka.
Setelah Kemenangan
Setelah musuh dikalahkan, sel-sel T-supresor akan mulai beraksi. Sel-sel ini memerintahkan barisan pertahanan untuk mengadakan genjatan senjata, dan menyebabkan sel-sel T dan B menghentikan kegiatannya. Dengan demikian, tubuh tidak terus-menerus berada dalam kondisi mobilisasi yang sia-sia. Setelah perang berakhir, sebagian besar sel-sel T dan B yang dihasilkan khusus untuk perang itu merampungkan daur hidupnya lalu mati. Walaupun demikian, perang yang berat ini tidak dilupakan. Sebelum perang, sedikit waktu diluangkan untuk mengenali musuh dan mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Bila musuh yang sama kembali, tubuh akan lebih siap. Sekelompok sel memori, yang sudah mengetahui ciri-ciri musuh, akan terus bertugas dalam sistem kekebalan tubuh hingga masa yang akan datang. Bila terjadi serangan kedua, sistem kekebalan tubuh, dengan informasi yang terdapat pada sel-sel memori, telah memiliki cara yang tepat untuk beraksi sebelum musuh menghimpun kekuatan. Inilah sebabnya tidak terjangkiti campak dan cacar dua kali sesudah kita terkena penyakit tersebut, yakni karena daya ingat sistem kekebalan tubuh yang kita miliki.
Siapakah yang Menciptakan Sistem Ini?
Setelah melihat keterangan yang ada, kita harus meluangkan waktu dan berpikir. Bagaimana sistem kekebalan tubuh yang sangat sempurna ini, yang mempertahankan kelangsungan hidup kita, dapat muncul? Ada rancangan sempurna yang bekerja. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjalankan rancangan ini lengkap adanya: makrofag, senyawa “pirogen”, pusat peningkat demam di dalam otak, mekanisme pem-buatan demam pada tubuh, sel B, sel T, senjata…. Bagaimana sistem yang sempurna ini muncul?
Tidak mengherankan, teori evolusi, yang menyatakan bahwa makh-luk hidup muncul secara kebetulan, tidak dapat menjelaskan bagaimana sistem yang kompleks ini dapat muncul. Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup dan sistem kehidupan muncul langkah-demi-langkah melalui akumulasi kebetulan-kebetulan yang kecil. Namun, sistem kekebalan tubuh tidak mungkin berasal terjadi langkah-demi-langkah, bagaimanapun caranya. Bila terjadi kekurangan atau kesalahan fungsi satu saja faktor yang membangun sistem tersebut, sistem ini tidak dapat bekerja dan manusia tidak dapat hidup. Sistem harus muncul secara utuh dan sempurna, beserta seluruh komponen yang dibu-tuhkannya. Kenyataan ini menjadikan gagasan “kebetulan” tidak ada artinya.
Jadi, siapakah yang membuat rancangan ini? Siapakah yang menge-tahui bahwa suhu tubuh harus meningkat dan demam? Bahwa hanya dengan cara inilah energi yang dibutuhkan barisan pertahanan tubuh tidak akan digunakan oleh bagian tubuh yang lainnya? Apakah makrofag? Makrofag hanyalah sel-sel yang kecil. Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir. Mereka mahluk hidup yang patuh pada tatanan yang lebih tinggi, dan memenuhi tugas yang diberikan.
Apakah ia manusia? Tentu bukan. Manusia bahkan tidak sadar akan adanya sistem yang sangat sempurna ini bekerja di dalam tubuh mereka. Akan tetapi, walaupun tidak disadari, sistem ini melindungi kita dari kematian akibat penyakit.
Sangatlah jelas bahwa yang menciptakan sistem kekebalan tubuh, dan yang menciptakan seluruh tubuh manusia, harus-lah sang Pencipta yang memiliki pengetahuan dan kekuasaan yang sangat tinggi. Pencipta itu adalah Allah, Dia yang mencip-takan tubuh manusia dari “sete-tes cairan”.
Picture Text
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11) !
Sperma dan tampak-dalam buah pelir
Spermatozoa di sekeliling sel telur
Saat penyatuan:
Salah satu spermatozoa memasuki sel telur dan membuahinya setelah suatu perjalanan yang panjang dan sulit.
Ketika sperma yang akan membuahi telur mendekati sel telur, sel telur tiba-tiba me-ngeluarkan cairan khusus yang me-larutkan perisai pelindung sperma. Akibatnya, terbuka-lah selubung enzim pelarut pada ujung atas sperma. Begitu sperma mencapai telur sel, enzim-enzim ini melubangi membran telur, sehingga sperma bisa masuk.
Pertumbuhan yang diawali dari satu sel berlangung dengan pembelahan sel terus-menerus.
Zigot menempelkan diri di rahim ibu.
Tiga Daerah Gelap
Setelah pembuahan, pertumbuhan bayi berlangsung dalam tiga daerah berbeda. Daerah-daerah ini adalah:
1. Tuba falopii: daerah tempat telur
dan sperma bersatu dan tempat
indung telur berhubungan dengan
rahim.
2. Di dalam dinding rahim tempat
zigot menempel untuk perkem-
bangan.
3. Daerah tempat mulai tumbuhnya
embrio di dalam kantung yang
penuh berisi cairan khusus.
Sebagaimana dikatakan di dalam Al Quran:
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar: 6).
Ketika mata terbentuk…
Pada tahap pertama, mata bayi terlihat seperti titik hitam. Mata bayi tersebut berubah menjadi bentuknya yang paling akhir selama berbulan-bulan.
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (QS. Ath-Thuur, 52: 35-36)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (QS. Al Infithar, 82: 6-8)
Hari-hari pertama wajah manusia (kiri) dan bentuk akhirnya.
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu. (QS. Al Mu'minun, 40: 64)
Refleks Mengisap
Bayi dilahirkan dari rahim ibunya dengan refleks mengisap. Latihan meng-isap ini, yang dimulai dengan mengisap jempol di dalam rahim, sangatlah penting da-lam pemberian makan bayi setelah lahir. Tak ada jalan lain bagi bayi untuk mem-peroleh ASI, yang merupa-kan satu-satunya sumber makanan baginya.
Dalam sistem pencernaan, mulut, air liur, lambung, pankreas, hati, dan usus bekerja dengan selaras dan melaksanakan tugasnya masing-masing. Jika satu atau lebih organ-organ yang saling melengkapi ini tidak berfungsi dengan baik, seluruh sistem akan mandeg.
Sebuah pompa (villus) yang terletak dalam usus halus menyerap materi yang diperlukan dari makanan yang dicerna. Dalam satu mili meter terdapat 200 juta pompa semacam ini, dan setiap pompa ini berfungsi setiap detik untuk melangsungkan hidup manusia. Dalam gambar diperlihatkan saluran-saluran khusus (urat nadi, pipa kapiler, dan saluran limfa) yang terdapat dalam pompa. Melalui saluran inilah zat gizi diserap.
Semua sistem dalam tubuh manusia (pencernaan, peredaran darah, pembuangan) bekerja sama dan selaras. Dalam gambar terlihat hubungan di antara sistem-sistem ini.
Kerangka tubuh adalah mukjizat dalam perekayasaan. Kerangka tersusun atas 206 tulang. Tulang yang tersusun ini memberi tubuh manusia kemampuan gerak yang luar biasa. Sejauh ini, belum ada robot yang dapat meniru kemampuan gerak tubuh manusia.
Ini adalah mikrograf yang memperlihatkan organisasi yang luar biasa di dalam tulang longitudinal tubuh. Tulang ini, yang menghasilkan sel darah dan berfungsi sebagai bank mineral tubuh, merupakan jaringan hidup
Pada setiap langkah, suatu gaya dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Jika peredam kejut di antara ruas-ruas tulang belakang ini tidak ada, dan jika tulang belakang memiliki struktur yang lurus, gaya ini akan diteruskan secara langsung ke tulang tengkorak. Akibatnya, ujung atas dari tulang belakang akan menembus otak dengan jalan menghancurkan tulang tengkorak.
Tak satu pun sistem-sistem dalam gambar ini dapat terbentuk secara kebetulan. Lagi pula, tidak ada artinya jika sistem-sistem ini terbentuk secara terpisah. Ketiganya harus terjadi secara bersamaan dengan keserasian mutlak.
a. Otot bisep
b. Kantung-kanatung otot
c. Serabut otot di dalam kantung otot.
Sensor di antara serabut otot ini meneruskan informasi mengenai kondisi dari otot ke sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat memegang ken-dali mutlak atas otot melalui informasi yang diterimanya dari miliaran reseptor.
Gambar ini menjelaskan penyampaian informasi dari indra dalam otot ke spinal cord, yang kemudian memberi perintah baru kepada otot. Setiap detik sementara Anda membaca kalimat ini, miliaran potongan informasi yang disampaikan oleh miliaran reseptor dievaluasi dan perintah sejumlah itu pula diberikan. Manusia dilahirkan bersama sistem yang menakjubkan ini. Namun, ia tidak ikut menciptakannya, atau bahkan mengoperasikannya.
Meskipun kulit disangka memiliki struktur yang se-derhana, sebenarnya kulit merupakan organ yang sangat kompleks dan tersusun atas berbagai lapisan. Dalam lapisan ini terdapat saraf reseptor, saluran peredaran darah, sistem ventilasi, pengatur suhu dan kelembapan tubuh. Kulit bahkan dapat menghasilkan perisai terhadap cahaya matahari jika perlu.
Sistem perederan darah menghubungkan setiap sel tubuh yang berjumlah 100 triliun. Dalam gambar, pembuluh kapiler merah menunjukkan darah yang kaya-oksigen, dan pembulur biru menunjukkan darah yang miskin-oksigen.
Jantung memiliki rancangan yang sempurna, berdasarkan pada keseim-bangan yang rapuh. Keempat ruang-nya memompa tubuh ke berbagai ba-gian tubuh, tanpa mencampur kedua jenis darah. Bukaannya berfungsi se-bagai katup pengaman.
Robot secanggih apa pun tak akan mungkin mampu memiliki keistimewaan sebuah tangan sungguhan.
Pembentukan Tulang
Jaringan dalam gambar di atas adalah bahan pembentuk tulang yang sedang berkembang. Jaringan ini tampak seperti lempengan kayu yang tak beraturan, dan akan semakin menguat dan membentuk tulang yang sangat keras dan kuat.
Trakea
Serabut hijau berfungsi sebagai saringan udara. Tugas mereka adalah membersihkan udara yang kita hirup. Serabut ini dilapisi zat cair yang disebut “lendir”. Maka, partikel asing dihalangi agar tak memasuki paru-paru.
Garis pertahanan terdepan pada tubuh adalah kulit. Saat kulit terluka, tubuh terancam bahaya karena virus dan bakteri dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh. Ketika terjadi luka seperti itu, sel-sel anti virus dan bakteri yang disebut fagosit akan segera bergerak ke daerah luka dan berusaha untuk menelan mikroorganisme yang menyerang tubuh. Di lain pihak, luka pada kulit pun telah mulai menerima pengobatan untuk mencegah lebih banyak benda asing memasuki tubuh.
Invasi sel:
Bagaimana virus menyerang sel?
1. Virus bersentuhan dengan sel yang ia dekati dan melekat pada permukaan sel. (Terlihat pada skema sel bakteri di samping).
2. Virus melepaskan enzim khusus pada titik kon-taknya terhadap sel. Enzim tersebut meluluhkan membran sel. Akibatnya, terbentuk lubang pada dinding sel. Virus memendekkan ekornya, lalu dengan menciutkan tubuhnya, berusaha mema-sukkan asam nukleat (DNA atau RNA) ke dalam sel.
3. Asam nukleat dari virus kemudian memasuki sel dan menguasainya. Fungsi-fungsi vital sel ber-henti. Asam nukleat virus secara otomatis mem-perbanyak diri dengan menggunakan bahan baku yang terdapat di dalam sel.
4. Bagian-bagian tubuh virus yang baru terbentuk saling mendekat dan membentuk virus-virus baru.
5. Ketika jumlah virus baru telah mencukupi, sel akan pecah dan virus-virus dewasa ini mulai ber-aksi untuk mencari sel inang yang baru. Dibutuh-kan waktu sekitar 20-25 menit mulai dari virus masuk ke dalam sel sampai tahap akhir proses replikasi virus baru. Pada akhir proses replikasi tersebut, terdapat sekitar 200-300 virus baru yang telah terbentuk dalam tubuh inang.
Makrofag adalah unsur dalam sistem kekebalan tubuh yang bertempur di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis zat asing di dalam darah. Tugas lainnya adalah meminta bantuan sel-T jika bertemu musuh. Pada foto sebelah kiri, makrofag sedang mencoba menangkap bakteri dengan serabutnya. Pada foto sebelah kanan, makrofag mencoba menelan molekul lipida yang telah masuk ke dalam tubuh.
Sel B yang tertutup oleh bakteri
Dalam kejadian ini, makrofag yang disebut fagosit meregang untuk menelan sejumlah besar bakteri. Bakteri dikelilingi oleh salah satu regangan makrofag. Lalu sel menelan-nya. Setelah itu, senyawa kimia yang kuat dalam makrofag menguraikan musuh dan menghancurkannya. Dengan kata lain, makrofag menelan musuh, mencernanya, dan menggunakan senyawa uraiannya.
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Faathir, 35: 15) !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar